My Charming Lady Boss - Bab 89 Cerita Dewi (1)

"Direktur, anda bisa mengatakan anda memiliki penyakit HIV, aku jamin Tommy Sun tidak akan menikahi anda." Setelah Andri Chen berkata demikian, Yuni Lin yang hampir emosi lalu melempar bantal yang ada di sebelahnya dengan kencang ke arah Andri Chen sambil berkata, "Kamu yang memiliki penyakit HIV!"

Andri Chen langsung menangkap bantal yang dilempar Yuni Lin ke arahnya, ia tertawa nakal dan berkata, "Direktur, meskipun ide ini agak sedikit aneh, tapi aku yakin akan efektif."

"Bodoh!" kata Yuni Lin sambil melihat Andri Chen dengan sekilas lalu membuang muka.

Andri Chen menyarankan lagi, "Direktur, atau anda kabur saja dari pernikahan!"

Yuni Lin memakan satu suap bubur lalu menyimpan sendoknya dan mengangkat kepalanya, "Kabur kemana?"

Andri Chen berpikir, lalu berkata, "Hmm... anda bisa kabur keluar negeri."

Yuni Linberargumen, "Bagaimana dengan perusahaan?"

Pertanyaan ini menyulitkan Andri Chen, Yuni Lin memang tidak bisa kabur, ada satu pepatah mengatakan, bisa kabur dari seorang biksu, tapi tidak akan bisa kabur dari kuil.

Ia berpikir sejenak, Andri Chen yang tidak mengerti bertanya lagi, "Direktur, kalau anda tidak menyukainya, mengapa masih mau menjadi tunangannya?"

Sampai di sini, Yuni Lin sedikit pasrah, ia memakan lagi sesuap bubur, lalu berkata, "Aku juga tidak punya pilihan lain."

Lalu Andri Chen bertanya, "Direktur, apa anda memiliki sesuatu yang dipendam? Katakan saja, siapa tahu aku dapat membantu."

Yuni Lin meremehkan Ardi lalu berkata, "Kamu bisa membantu apa?"

Andri Chen mempromosikan dirinya, "Masalah yang sangat rumit dari Direktur Huang saja bisaku selesaikan, apalagi urusan Tommy Sun yang tidak ada apa-apanya, lagi pula, bukankah mobil anda telah dicuri? Aku telah menemukannya."

Ketika semua hal ini dilihat kembali oleh Yuni, tiba-tiba ia merasa Andri Chen memang memiliki kemampuan, bahkan Yuni Lin menjadi penasaran bagaimana ia dapat melakukan semuanya, selama ini memang Yuni Lin telah menyimpan masalah ini sendiri, ia juga ingin menceritakannya pada orang lain.

Sampai di sini, akhirnya Yuni Lin mulai berkata perlahan-lahan, "Ayahku dengan ayahnya Tommy Sun adalah teman baik, saat mereka menjadi tantara, ayahnya Tommy Sun menyelamatkan nyawa ayahku, setelah pasukan tantara dibubarkan, keduanya berbisnis, dalam dunia bisnis mereka juga saling membantu, ayahku yang memiliki semuanya sampai saat ini adalah karena pertolongan dari ayahnya Tommy Sun juga, akhirnya ayahku menikah dengan ibuku dan memiliki aku. Sejak aku masih bayi, aku dan Tommy Sun sudah dijodohkan, bertahun-tahun berlalu, aku dan Tommy Sun sama-sama sudah tumbuh dewasa, sampai akhirnya tiba di saat ini."

Setelah mendengar hal itu, Andri Chen menganggukkan kepala dan tidak menyangka ternyata cerita mereka seperti ini.

Ia berpikir-pikir lalu bertanya lagi, "Bagaimana dengan ibumu?"

Mendengar kata "Ibu", ekspresi Yuni Lin pun berubah dalam sekejap, ia berkata dengan suara berat, "Sudah tidak ada."

Mendengar hal itu, Andri Chen melihat mata Yuni Lin sudah berkaca-kaca, ia tidak tahu apa yang telah terjadi, ia juga tidak tahu apakah pertanyaannya tadi telah membuka lagi luka masa lalu Yuni, Andri Chen pun segera meminta maaf, "Direktur, aku minta maaf, maaf, aku tidak sengaja..."

Tapi, sekeras apapun Andri Chen meminta maaf, tetap saja tidak dapat menghentikan air mata Yuni Lin yang sudah menetes.

Andri Chen tidak menyangka Yuni Lin akan menangis, saat ini, Yuni Lindan Andri Chen seperti dua kepribadian yang berbeda dari sebelumnya, tidak disangka orang seperti Yuni Lindapat menangis karena sakit hati.

"Huhuhu...." suara Yuni Lin yang sedang menangis mulai terdengar.

Andri Chen yang melihat seorang dewi meneteskan air mata pun tidak tahu harus berbuat apa, ia berjalan mendekat ke hadapan Yuni Lin dan mengambil mangkuk bubur yang ada di tangannya, ia lalu meminta maaf lagi, "Direktur, apakah aku salah berkata-kata? Kalau aku salah, aku adalah orang yang berengsek, tidak pandai berkata-kata, anda jangan menangis lagi ya?"

Yuni Lin menutup mulutnya dan menggelengkan kepala, tapi tangisannya belum berhenti.

Andri Chen terus menghiburnya, "Direktur, aku benar-benar minta maaf, aku tidak ada maksud apa-apa untuk menyinggung ibumu."

Sampai di sini, Yuni Lin menangis lebih kencang, suara tangisannya mengisi seluruh ruangan, Andri Chen saat ini merasa ia tidak tahu meminta maaf untuk hal apa, ia paling takut melihat perempuan menangis, karena sekalinya perempuan menangis, ia tidak tahu harus berbuat apa.

Akhirnya, saat Andri Chen menghiburnya lagi, tiba-tiba Yuni Lin memeluk Andri Chen, hal ini membuat Andri Chen benar-benar terkejut, ia merasa seperti berada dalam mimpi, tidak menyangka seorang dewi akan memeluknya.

Yuni Lin menangis di pundak Andri Chen selama satu jam lebih, akhirnya ia berhenti menangis.

Melihat kedua mata Yuni Lin yang bengkak, Andri Chen merasa kasihan, ia segera memberikan tisu pada Yuni Lindan berkata dengan lembut padanya, "Direktur, cepat hapus air matanya."

Yuni Lin mengangguk, ia mengambil tisu yang diberikan Andri Chen lalu mengelap air matanya, barulah ia mulai menceritakan masalah yang dipendamnya selama bertahun-tahun.

"Ibuku meninggal beberapa tahun lalu." , masalah ini sangat berat bagi Yuni.

Tapi ia juga ingin ada seseorang yang mendengarkan ceritanya. Biasanya di mata orang lain, Yuni Lina dalah wanita yang kuat, meskipun sedang kelelahan, ia dapat menanggungnya sendiri, tapi ia tetaplah seorang wanita, ada kalanya ia merasa lemah dan tidak ada yang membantunya. Menghadapi pernikahannya, ia tidak memiliki pilihan lagi, ia juga ingin bebas berpacaran seperti orang lain, tapi karena faktor keluarga, dia hanya bisa menurut.

Kalau ia bersikeras untuk menolak lamaran keluarga Tommy Sun, maka ayahnya sudah tidak akan memiliki martabat lagi di hadapan keluarga Tommy Sun, apalagi sekarang ayahnya yang terkena penyakit keras sedang dirawat di rumah sakit di luar negeri, dan semuanya diurus oleh keluarga Tommy Sun.