My Charming Lady Boss - Bab 384 Pertemuan yang Kikuk

“Ayo kamu tebak!” Andri Chen tertawa nakal, baru saja mau mendekati Yuni Lin, di saat itu ponselnya kembali berdering, mendengar bunyi teleponnya, dia baru tersadar bahwa ada hal yang jauh lebih penting yang harus dibereskan, kalau sampai tertunda, mereka akan mendapat masalah.

Terpikir akan hal ini, Andri Chen berhenti menggoda Yuni Lin, mengambil ponselnya dan dilihatnya, betul saja ternyata telepon dari Nora Shen.

Segera dia menerima telepon itu: “Halo! Nora!”

“Andri, mengapa kalian masih belum tiba juga?” di ujung telepon Nora Shen bertanya dengan agak heran.

Demi tidak membuat cemas Nora Shen, dia berbohong, menjawab: “Oh, di jalan ada sedikit masalahm, tapi tidak lama juga kami sampai.”

Nora Shen melanjutkan bicaranya: “ Andri, masalah pergi ke luar negeri, barusan aku sudah coba bicara kepada ayah dan ibu angkat, tapi mereka sepertinya tidak ingin pergi, katanya sudah tua, mau pergi ke mana-mana tidak leluasa, dan juga bilang, masalah tamasya, biarlah kalian anak-anak muda saja yang pergi, mereka tidak ingin pergi ke mana-mana, hanya ingin tinggal di Nanjing.”

Begitu Nora Shen berkata demikian, seketika membuat Andri Chen tersadar, dia benar-benar melupakan masalah ini, orangtuanya setuju untuk datang ke Nanjing, itu dikarenakan ayah dulu bekerja di Nanjing, dia sangat mengenal tempat ini, di kota Nanjing ini pun dia banyak teman, tentu saja setuju tinggal di sini, tapi membawa mereka pergi ke luar negeri, dikhawatirkan kurang bisa cocok.

Di saat Andri Chen terdiam, Nora Shen melanjutkan bicaranya: “Andri, kamu pikirkan cara untuk membujuk mereka, kalau mereka tetap tinggal di Nanjing, takutnya ada masalah yang tidak terpikirkan terjadi.”

Perkataan Nora Shen ini sangat jelas, Andri Chen pun tahu masalah seperti apa yang mungkin terjadi, orangtuanya bukan hanya akan jatuh ke tangan Tuan Ketiga, akibatnya benar-benar tidak berani dibayangkan, oleh sebab itu demi keselamatan orangtuannya, dia harus memikirkan caranya membujuk mereka sampai mau pergi bersama-sama.

Berpikir sampai di sini, Andri Chen tersadar dari lamunannya, katanya: “Nora, kami akan segera sampai, aku akan bicara dengan mereka.”

“Baik, jangan mengebut ya!” Nora Shen mengingatkannya lagi, lalu menutup teleponnya.

Baru saja menutup teleponnya, Yuni Lin yang duduk di sebelahnya penasaran dan bertanya: “Andri, ada apa?”

Andri Chen menghela nafasnya, dengan sedikit cemas berkata: “Ayah ibuku tidak mau meninggalkan Nanjing.”

“Jadi harus bagaimana?” Yuni Lin pun mulai sedikit cemas.

Andri Chen berpikir, katanya: “Nanti sudah sampai baru dibicarakan.”

Yuni Lin tidak mengatakan apa-apa lagi, tetapi begitu terpikir akan bertemu dengan orangtua Andri Chen, Yuni Lin mulai merasa gugup, karena dia takut orangtua Andri Chen tidak menyukai dirinya.

“Andri, bagaimana kalau sampai ayah ibumu tidak menyukai aku?” Yuni Lin sedikit merasa khawatir.

Begitu Andri Chen mendengar ini, menoleh padanya dan tersenyum, mengulurkan tangannya dan mencubit perlahan pipi Yuni Lin, katanya: “Kamu begitu canti, bagaimana mungkin ayah ibuku tidak menyukaimu! Tenanglah! Kamu begitu hebat, mereka pasti menyukaimu.”

“Benarkah?” Yuni Lin sedikit ragu dan memandang Andri Chen.

Andri Chen cepat-cepat mengangguk: “Benar.”

Yuni Lin tidak menyerah bertanya lagi: “Andri, kalau sampai tidak suka? Aku sedikit takut!”

Bicara soal takut, persis seperti ketika pertama kalinya Andri Chen bertemu ayah Yuni Lin, bohong kalau bilang tidak gugup, menantu baru pertama kali bertemu mertuanya, pastilah gugup.

Jadi, Andri Chen berusaha menenangkan: “Yuni, jangan khawatir, ayah ibuku adalah orang kampung, punya menantu secantik kamu, mereka pasti sangat senang!”

Tidak tahu mengapa Yuni Lin selalu ada semacam firasat, terlebih didengarnya Nora Chen yang memanggil orangtua Andri Chen dengan panggilan ayah angkat dan ibu angkat, dia langsung tahu bahwa hubungan Nora Shen dengan orangtua Andri Chen sangat istimewa.

Andri Chen melihat Yuni Lin yang masih asyik melamun dan berpikir macam-macam, lanjut berkata menenangkan: “Sudahlah, jangan berpikir macam-macam, aku berani jamin, ayah ibuku pasti menyukaimu.”

Yuni Lin mengangguk perlahan, menarik nafas dalam-dalam, dia sudah membuat persiapan dalam hati untuk bertemu dengan orangtua Andri Chen, dia merasa ini lebih menegangkan dibandingkan bertemu dengan kliennya, tapi demi kebahagiaan masa depan mereka, dia harus memberikan kesan yang baik kepada orangtua Andri Chen.

Tidak lama, mobil Audi yang dikemudikan Andri Chen sudah memasuki kompleks perumahaan di pinggiran kota itu , dia melihat sebuah mobil offroad BMW berwarna putih terparkir di depan gerbang, tidak perlu ditebak lagi, dia juga tahu mobil ini adalah milik Nora Shen.

Andri Chen menghentikan mobilnya di belakang mobil itu, baru saja mematikan mesin mobil dan waktu bersiap akan membuka pintu dan turun dari mobuil, Yuni Lin yang duduk di sampingnya tiba-tiba berkata dengan suara perlahan: “Andri, nanti kalau aku berbuat apa yang kurang tepat, kamu harus memperingatkanku ya.”

“Tenanglah! Aku akan melakukannya, jangan tegang, ayah ibuku sangat baik.” Andri Chen tersenyum kepada Yuni Lin, dia berharap senyumannya ini bisa menenangkan Yuni Lin.

Yuni Lin sekali lagi menarik nafas dalam-dalam, setelah perlahan dihembuskannya, hatinya yang kacau balau akhirnya jauh lebih tenang.

Melihat ini, Andri Chen kembali bertanya dengan suara lembut: “Sudah siap?”

Yuni Lin sekali lagi mengangguk: “Sudah.”

Andri Chen segera mendorong pintu mobil dan turun, berjalan mengitari depan mobil, sambil ke pintu penumpang dan membukakan pintu bagi Yuni Lin, wajahnya dipenuhi senyuman berkata: “Istriku, silakan turun!”

Mendengar perkataan ini, Yuni Lin tertawa, bertanya: “Sejak kapan mulutmu berubah menjadi begini manisnya?”

“Tebaklah!” Andri Chen sengaja berkata begini.

“Aku malas menebaknya!” Yuni Lin mencibirkan bibirnya.

Andri Chen memberi tanda dan berkata: “Ayo turun! Kalau kamu masih belum turun juga, jangan-jangan bersiap untuk kugendong turun?”

Baru saja dia selesai bicara demikian, kedua lengannya yang panjang diulurkan ke arah Yuni Lin, membuat Yuni Lin terkejut dan dengan panik berkata: “Andri, apa yang kamu mau lakukan?”

“Menggendongmu turun dari mobil!” dengan wajah biasa-biasa saja Andri Chen berkata.

Baru saja Yuni Lin mau menolak, Andri Chen sudah menggendongnya, seperti sedang menggendong boneka kain, karena Yuni Lin tidak terlalu berat, bagi Andri Chen terasa enteng dan menyenangkan, sama sekali tidak butuh mengeluarkan tenaga banyak.

Kalau saja ini di Komunitas Perumaha Xinhua, dia tiba-tiba digendong begitu oleh Andri Chen, dia tidak akan menolaknya, tapi sekarang tempat ini sungguh tidak tepat, kalau sampai kepergok orangtuanya Andri Chen bisa sungkan.

Jadi, Yuni Lin dengan suara tertahan memaksa: “Andri, turunkan aku!”

Baru saja berhenti bicara, seorang yang dikenal berjalan keluar dari gerbang, sambil berseru dengan suara anggun: “Andri!”

Yang berseru memanggil nama Andri Chen adalah ibunya, dia mendengar bunyi mesin mobil dari luar pekarangan, menebak bahwa anaknya sudah pulang, tapi baru saja memanggil satu kali, dilihatnya Andri Chen sedang menggendong seorang wanita, sungguh dia tidak menyangkanya, siang hari bolong gendong-gendongan, kalau dilihat orang tidak tahu akan timbul omongan yang tidak enak didengar seperti apa di belakangnya!

Yuni Lin pun tidak mengira, kesan pertama yang dilihat oleh ibunya Andri Chen adalah yang seperti ini, dia benci kepada Andri Chen.

Melihat ini Andri Chen buru-buru menurunkan Yuni Lin, memanggil mesra ibunya: “Ibu!”

Yuni Lin saking kikuk dan malunya sampai mukanya menjadi merah, tapi masih memberanikan dirinya dengan sopan menyapa: “Halo Bibi!”

“Halo!” ibu Chen membalas sapaannya.

Andri Chen segera memperkenalkan kepada ibunya: “Bu, namanya Yuni Lin, dia adalah kekasihku.”

Ibu Chen mengangguk, memberi kode untuk masuk dan berkata: “Cepatlah masuk! Ayahmu sudah lama menunggumu, ada hal yang ingin ditanyakannya padamu.”

“Bu, duluan masuk saja, aku bersama Yuni mengambil sedikit barang dulu di bagasi, Yuni membelikan sesuatu untukmu.” Andri Chen berkata dengan wajah senang.

Ibu Chen tidak tahu mengapa Andri Chen hari ini begitu terlihat senang, seperti baru menang undian 10 miliar.

Tepat di saat ini, tampak Nora Shen berjalan keluar dari gerbang, menemui Ibu Chen dengan nada akrab berkata: “Ibu angkat, ada orang menelepon mencarimu.”

“Baik, baik, ibu tahu, Nora! Nanti kamu ajari ibu angkatmu ini bagaimana mengirim sms ya.” Ibu Chen segera menanggapi, sikapnya kepada Nora Shen sungguh seperti sikap seorang ibu kandung kepada puterinya.

“Ibu angkat, tenang saja! Aku jamin akan mengajarimu sampai bisa, cepatlah ibu terima teleponnya! Jangan biarkan orang menunggu lama.” Nora Shen mendorong dengan suara lembut.

Adegan ini dilihat juga oleh Yuni Lin, mulai dari bahasa di antara Nora Shen dan Ibu Chen, seolah dia sudah dapat menebak sesuatu, hari ini dia ikut Andri Chen datang ke sini sepertinya adalah suatu kesalahan, karena kesan yang diberikannya kepada Ibu Chen tidak seperti yang dia bayangkan.

Setelah Ibu Chen berlalu, Yuni Lin berinisiatif menyapa Nora Shen duluan: “Halo nona Shen!”

Nora Shen segera menghampiri, dengan tersenyum menjawab: “Yuni, kita semua adalah teman, nanti lagi panggil aku Nora saja!”

“Baiklah.” Baru selesai Yuni Lin menjawab, Andri Chen dari bagasi mengambil cukup banyak barang keluar.

Melihat ini Nora Shen buru-buru menghampirinya: “Andri, berikan barang-barang itu padaku! Kamu cepatlah membujuk ayah dan ibu angkat untuk ikut dengan kita ke luar negeri, penerbangannya sudah aku atur, mala mini kita berangkat!”

Andri Chen tahu betapa sulit dan berat tugasnya, dia hanya menjawab: “Baik.”

Nora Shen menerima barang-barang dari tangan Andri Chen, lalu mengalihkan pandangannya kepada Yuni Lin, berkata: “Yuni, nanti jangan lupa beritahu aku nomor KTP mu, supaya aku bisa menyuruh orang untuk mengurusnya.”

“Baiklah.” Yuni Lin langsung mencari KTP yang selalu dibawanya, lalu diberikan kepada Nora Shen.

Setelah dia menerima KTP itu, dengan ramah mengundang Yuni Lin masuk: “Yuni, ikut aku masuk ke dalam yuk!”

“Ok.” Yuni Lin melirik sejenak Andri Chen yang masih meneruskan mengeluarkan barang dari bagasi, lalu dia mengikuti Nora Shen masuk ke dalam halaman.

Setelah masuk ke halaman, Yuni Lin dengan cepat bertemu dengan ayah Andri Chen, sebetulnya dia juga diberitahu oleh Nora Shen.

Nora Shen sambil membawa hadiah yang dibeli oleh Yuni Lin, berkata kepada Bapak Chen: “Ayah angkat, wine yang bagus ini semuanya diberikan oleh Yuni untuk menghormatimu.”

Melihat ini Yuni Lin cepat-cepat menyapa dengan sopan: “Halo Paman!”

“Halo!” Bapak Chen buru-buru membantu membawanya, terlihat sangat sungkan.

Saat ini Andri Chen masih belum masuk, Nora Chen berinisiatif mewakili Andri Chen memperkenalkan Yuni Lin, katanya: “Ayah angkat, namanya Yuni, dia adalah kekasih Andri.”

“Ayo cepat masuk ke rumah!” Bapak Chen menerima hadiah yang diberi, lalu dengan ramah mengundang Yuni Lin masuk ke rumah.

Tidak lama setelah keduanya masuk, Andri Chen sambil menjinjing barang yang tidak sedikit masuk juga ke rumah, dia meletakkan barang bawaannya dan berkata kepada Bapak Chen: “Ayah, cepatlah berkemas, dengan pesawat nanti malam, kita sekeluarga berangkat main ke Perancis.”

Bapak Chen langsung menolaknya: “Andri! Urusan ini aku sudah mendengarnya dari Nora, masalah tamasya, kalian anak muda saja yang pergi, kondisi kesehatan aku dan ibumu sudah tidak seperti dulu lagi, kami tidak ingin pergi ke mana pun, lagipula, jantung ibumu tidak terlalu sehat, dokter bilang, tidak boleh naik pesawat terbang.”

Novel Terkait

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Tere Liye
18+
4 tahun yang lalu
Mi Amor

Mi Amor

Takashi
CEO
4 tahun yang lalu
My Greget Husband

My Greget Husband

Dio Zheng
Karir
3 tahun yang lalu
My Cute Wife

My Cute Wife

Dessy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu
My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
3 tahun yang lalu
My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu
See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu