My Charming Lady Boss - Bab 494 Suara Bip Bip

Kota Xuanzhou berada di utara Kota Canghai, melewati dua kota di sepanjang perjalanan. Jaraknya sekitar ratusan kilometer. Mereka berangkat pada pagi hari dan diperkirakan akan tiba di kota Xuanzhou di hari berikutnya. Sepanjang perjalanan, Meggy mendengarkan musik hip hop, dia merasa seperti sedang berwisata dengan mobil.

Duduk di samping Meggy, Andri melihat pemandangan melalui jendela mobil, sepertinya dia sedang memikirkan sesuatu.

Tiba-tiba, suara Meggy terdengar di telinganya: "Sayang, apa yang kamu pikirkan?"

Andri pun tersadar dan menjawab, "Bagaimana dengan orang tua aku?"

Menghadapi pertanyaan Andri yang tiba-tiba ini, Meggy terpaksa berbohong terus: "Oh, kamu anak yatim piatu seperti aku, sejak kecil, kita sudah tidak punya orang tua. Kita tumbuh besar di panti asuhan. Sejak dulu, kita sudah kenal."

Setelah mendengarkan penjelasan Meggy, Andri tiba-tiba menghela nafas, tidak menyangka hidupnya ternyata begitu menyedihkan.

Saat dia menghela nafas, sebuah nada dering tiba-tiba terdengar di dalam mobil. Awalnya Andri berpikir suara itu berasal dari tubuh Meggy, tetapi saat mendengar lebih teliti lagi, dia terkejut dan menyadari bahwa nada dering itu sebenarnya berasal dari dirinya sendiri.

Dia meraba-raba sebentar dan menemukan hp yang berdering itu.

Dia memegang hp itu dan melihat ke bawah. Nama Yuni terlihat di layar hp. Saat melihat nama itu, dia mengerutkan dahinya, dia merasa nama itu seperti pernah dilihatnya sebelumnya, tetapi dia tidak dapat mengingat apa pun.

Dia ragu sejenak, dan menjawab telepon Yuni.

"Halo! Halo!"

Yuni, yang berada di sisi lain, saat mendengar suara Andri di telinganya, hatinya yang tegang tadi akhirnya seketika menjadi lega, karena sejak semalam hingga hari ini, dia sudah meneleponnya beberapa kali tetapi tidak ada yang menjawab, dia berpikir bahwa sesuatu telah terjadi pada Andri.

Sebenarnya, di layar hp Andri, sudah ada beberapa panggilan tidak terjawab, tidak hanya dari Yuni, tetapi juga dari Nora, tetapi ketika mereka meneleponnya tadi malam, Andri sedang melakukan sesuatu dengan Meggy, tentu saja dia tidak mendengar hpnya berbunyi.

Seketika, suara Yuni yang prihatin pun terdengar dari hpnya: "Andri, kamu di mana? Kamu baik-baik saja?"

Mendengar Yuni memanggil dirinya Andri, Andri merasa sedikit kebingungan, bukannya namanya Bee? Mengapa wanita ini memanggilnya Andri?

Oleh karena itu, Andri pun bertanya, "Kamu siapa?"

Baru saja menanyakan ini, belum sempat mendengar Yuni meresponnya, hpnya pun tidak bersuara lagi.

"Halo! Halo!” Dia memanggil halo halo, saat melihat ke bawah ke hpnya, dia pun menyadari bahwa hpnya itu sudah mati karena habis baterai.

Andri ingin menghidupkannya lagi, tetapi setelah menekan tombol power beberapa kali, hpnya masih tidak bisa dihidupkan. Dia terpaksa mengalihkan pandangannya kepada Meggy yang sedang mengemudi, dan bertanya penasaran: "Rose, siapa wanita yang bernama Yuni ini?"

Ketika mendengar nama Yuni, Meggy sangat terkejut, dia pernah mencari tahu bahwa hubungan antara wanita yang bernama Yuni ini dan Andri tidaklah mudah. Oleh karena itu, dia harus berbohong lagi kepada Andri dan berkata: "Ya sayang, begini, Yuni ini rekan kerjamu, dia suka menjeratmu, dan ingin menikah denganmu, kamu tidak menyukainya, dan..."

Sampai disini, Meggy sengaja berhenti.

Andri pun bertanya, "Dan apa?"

Meggy pun menambah-nambah: "Dan wanita ini juga sudah punya suami. Sebelumnya karena masalah kalian, suaminya juga pernah mencariku, dia curiga bahwa kamu punya hubungan dekat dengannya, tetapi aku percaya denganmu, kamu tidak akan melakukannya."

Akting Meggy yang luar biasa itu seperti bisa menyembunyikan segalanya, dan Andri masih saja percaya.

Dia mengangguk sambil berpikir, dan kembali menatap hp di tangannya.

Mata Meggy juga tertuju pada hpnya. Diam-diam dia memperingatkan dirinya sendiri bahwa hp ini adalah hal yang berbahaya baginya. Dia harus menemukan cara untuk menghancurkannya sehingga Andri tidak curiga lagi, dan wanita itu tidak dapat menemukannya lagi.

Ada rencana lain dalam pikiran Meggy, yaitu mendapatkan kembali apa yang diinginkan bos, dan bosnya akan membiarkan Bee pergi, saat itu dia dan Bee bisa pensiun dengan aman dan pergi ke kota yang jauh. Mereka hidup bersama selamanya, lalu menyuntikkan dirinya dengan racun yang dikembangkan Laver, memulai hidup baru, dan melupakan semuanya.

Hal ini telah direncanakannya selama bertahun-tahun, dan sekarang sudah hampir tercapai. Dia tidak berharap hp ini malah menjadi masalah baru.

Memikirkan hal ini, Meggy tiba-tiba melihat sebuah minimarket di samping jalan. Kebetulan dia juga merasa sedikit haus, dia pun memarkir mobilnya di depan minimarket itu. Dia menoleh ke Andri yang duduk di sebelahnya dan berkata, "Sayang, aku haus, ayo turun beli air!"

Andri juga melihat minimarket itu melalui jendela mobil. Dia langsung setuju: "Yah, tunggu sebentar."

Begitu Andri mendorong pintu dan keluar dari mobil, Meggy pun bertanya: "Sayang, kamu punya uang?"

Andri mengulurkan tangannya dan meraba saku celananya. Masih ada ratusan yuan di kantongnya, dia pun menjawab: "Punya."

Setelah itu, Andri keluar dari mobil dan berjalan ke minimarket di pinggir jalan.

Sebelum pergi, Andri meletakkan hpnya di atas mobil. Meggy segera mengambil hp itu, memegangnya di tangannya dan berpikir sebentar, lalu mencari obeng kecil dari laci mobil dan langsung membongkar hpnya dengan obeng itu.

Setelah dibongkar, Meggy melihat papan sirkuit hp, dia pun mulai mengutak atik.

Setelah beberapa saat, Meggy memasang kembali hp ini seperti sebelumnya. Jika tidak diamati dengan cermat, pasti tidak ada yang tahu kalau hp ini telah rusak, dan hp ini tidak dapat dihidupkan lagi. Bahkan jika dikirim ke tempat perbaikan, semua informasi di hp ini juga sudah kosong.

Bagi Meggy, ini sangat mudah. ​​Dia telah mempelajari tentang bom selama lebih dari sepuluh tahun. Di bidang ini, dia adalah pakarnya. Di dalam negeri dan di luar negeri mungkin tidak ada pakar bom yang bisa membongkar bom yang sudah dipasangnya. Diagram sirkuit hp tentu bukanlah masalah baginya.

Saat itu, Meggy melihat Andri berjalan keluar dari minimarket dengan sebuah kantong makanan di tangannya. Ketika kembali ke mobil, Andri pun menyerahkan minuman dan air mineral yang dia beli ke Meggy dan berkata, "Ada minuman dan air mineral."

Meggy mengambil sebotol minuman dan langsung meneguknya.

Andri meminum air mineral. Setelah selesai minum, dia melihat jalan di depan dan bertanya dengan ragu: "Rose, berapa lama lagi kita bisa sampai di Xuanzhou?"

Setelah Meggy menghabiskan minuman itu, dia pun memperlihatkan peta di mobil kepada Andri dan berkata: "Masih lama! Mungkin besok pagi."

"Jauh sekali? Kenapa tidak naik pesawat saja?" Andri bertanya aneh.

Meggy pun menjelaskan: "Aku ada sakit pernapasan, tidak bisa naik pesawat. Kalau naik kereta, aku tidak suka duduk dengan banyak orang. Musim panas ini juga sangat panas, aroma apapun ada di dalamnya."

Andri pun tidak berkata apapun lagi.

Selanjutnya, Meggy terus mengemudi, lebih cepat dari sebelumnya.

Setelah perjalanan yang panjang, akhirnya pada pagi berikutnya Maserati mereka tiba di Xuanzhou.

Kota Xuanzhou adalah kota yang makmur, jauh berbeda dengan Kota Canghai yang berada di pinggiran laut. Kota Xuanzhou adalah kota level pertama.

Saat baru tiba di Xuanzhou, Meggy menguap beberapa kali, sudah seharian dia tidak tidur, sama halnya dengan Andri, setelah berkeliling di kota Xuanzhou, mereka pun berhenti di depan sebuah hotel.

Meggy melihat ke Hotel Ambassador di depannya dan berkata, "Sayang, kita nginap disini dulu ya! Aku sudah ngantuk."

Andri juga menguap beberapa kali dan mengangguk setuju: "Oke."

Lalu Meggy pun melajukan mobilnya ke garasi bawah tanah hotel Ambassador, memarkir mobilnya, dan langsung menuju ke lobi hotel.

Saat turun dari mobil, Andri tidak lupa membawa hpnya.

Setelah beberapa saat, keduanya masuk ke sebuah kamar suite yang mewah. Setelah masuk, Meggy segera pergi ke kamar mandi untuk mandi.

Andri bingung bagaimana dia bisa mengisi baterai hpnya karena dia tidak membawa charger, dia harus meminta charger universal kepada hotel, tetapi setelah melepas baterai hp, dan mengisi dengan charger universal, dia melihat lampu merah tidak menyala sama sekali, dia sudah mencoba berkali-kali, lampu merah pada pengisi baterai masih saja mati.

Setelah belasan menit mengutak atik, Meggy pun keluar dari kamar mandi dengan handuk di tubuhnya dan melihat Andri sedang mengutak atik baterai hpnya.

Dia menyeka rambut panjangnya yang basah dengan handuk kering, berjalan ke depan Andri, dan sengaja bertanya, "Sayang, kamu ngapain?"

Andri menunjuk ke baterai hp di tangannya dan berkata, "Entah kenapa baterai hpku tidak bisa diisi."

Sebenarnya, Meggy sudah tahu kalau hp itu tidak dapat dicharge lagi, tetapi dia tetap pura-pura bertanya, "Sayang, mungkin ada masalah dengan hp ini?"

Andri menjawab pasrah: "Aku tidak tahu."

Meggy segera mengalihkan topik pembicaraan dan berkata, "Sayang, sudahlah, cepat mandi! Setelah mandi, tidur siang sebentar. Sore nanti, aku bawa kamu ganti hp baru, hp kamu sudah terlalu lama."

Andri pun mengangguk pasrah dan setuju, "Oke!"

Setelah itu, dia bangkit dan pergi ke kamar mandi.

Meggy yang sedang mengeringkan rambutnya yang basah dan panjang itu, tiba-tiba mendengar suara bip bip dari arloji di tangannya. Dia segera berhenti dan memusatkan seluruh perhatiannya pada arloji ini.

Mendengar suara ini, Meggy segera menekan salah satu tombol di layar arloji, dan sebaris teks pun muncul di layar arloji itu.

"Barang yang kamu inginkan, ada di bawah lantai papan keenam dari pintu."

Novel Terkait

Someday Unexpected Love

Someday Unexpected Love

Alexander
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Terlarang

Cinta Yang Terlarang

Minnie
Cerpen
4 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
3 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
1001Malam bersama pramugari cantik

1001Malam bersama pramugari cantik

andrian wijaya
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu
Dipungut Oleh CEO Arogan

Dipungut Oleh CEO Arogan

Bella
Dikasihi
4 tahun yang lalu
The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
3 tahun yang lalu