My Charming Lady Boss - Bab 535 Pasangan yang Serasi

Tetapi, mereka berempat datang bukan dengan persiapan, AK47 yang mereka ambil, mereka tembak-tembakkan, pelurunya habis dengan cepat, kalau saja masih bisa dipakai untuk menembak, dalam berapa menit saja pasti bisa menghabisi pihak lawan, tapi sudah tidak ada senjata lagi, ditambah lagi drone milik Season sudah tidak ada peluru, mau coba mengatur mode penyerangan lainnya membutuhkan waktu, mereka harus segera membereskan orang-orang ini, lalu secepatnya meninggalkan tempat ini, kalau tidak polisi akan tiba, bisa merepotkan mereka nantinya.

Saat ini, Andri Chen memegang senjata, sambil membungkuk berlari ke tempat Nora Shen berada.

Nora Shen semula mengira dirinya hari ini bersama Yuni Lin akan tewas di tempat ini, justru di saat dia sudah putus asa, tidak disangka terdengar lagi bunyi tembakan yang bertubi-tubi, dia tidak tahu apakah itu polisi yang datang, tidak terhindarkan dalam hatinya muncul secercah harapan, tapi polisi yang datang, maka sisa hidupnya pun akan mendekam dalam penjara, tapi tidak demikian dengan Yuni Lin, dia bisa melanjutkan hidupnya.

Demi Yuni Lin, walaupun yang datang adalah polisi, dia rela, karena Yuni Lin dititipkan langsung oleh Andri Chen kepada dirinya, kalau sampai Yuni celaka, dia merasa akan sangat bersalah kepada Andri Chen, terkadang dalam hatinya dia berpikir, kalau harus mati demi Andri Chen, itupun sangat layak, 20 tahun yang lalu, kalau bukan karena Andri Chen, dia sudah mati waktu itu.

Namun, ketika pandangan matanya samar-samar menangkap sosok Andri Chen yang dikenalnya, dia merasa seperti sedang bermimpi, bahkan dia curiga apakah dirinya sedang berhalusinasi.

“Nora, apa yang kau rasakan?” suara Andri Chen terdengar di samping telinga Nora Shen.

“Andri, sungguhkah itu kamu?” Nora Shen sedikit tidak berani percaya semua yang di depan matanya ini adalah kenyataan.

Andri Chen segera menggenggam kedua tangan Nora Shen yang berdarah, tak hentinya berkata: “Ini aku! Ini aku!”

Nora Shen mendengar ini mendengar perkataan ini, tersenyum senang, berkata: “Andri, akhirnya aku berhasil menunggumu datang, aku tahu kamu pasti akan datang.”

Saat ini, Andri Chen mulai memperhatikan sekujur tubuh Nora Shen, dengan penuh perhatian bertanya: “Nora, apa yang terluka?”

Tangan Nora Shen masih menggenggam sebuah pistol, pistolnya berlumuran darah segar, dia terbatuk sekali, berkata: “Andri, aku hampir mati, kamu sudah datang, aku merasa tenang, Yuni ada dalam mobil, cepatlah kamu bawa dia pergi dari sini.”

Mendengar perkataan ini, hati Andri Chen sangat sedih, dia tidak akan membiarkan Nora Shen begitu saja mati, segera menenangkannya berkata: “Nora, kamu tidak akan kenapa-napa, kamu bertahanlah, aku segera membawamu ke rumah sakit.”

“Aku hampir tidak sanggup lagi……” suara Nora Shen semakin lama semakin lemah.

“Tidak mungkin, kamu tidak akan apa-apa, bertahanlah!” Andri Chen terus menyemangati Nora Shen, sambil menggendong Nora Shen, dibukanya pintu mobil di sampingnya itu, ketika pintu baru saja dibuka, dia melihat Yuni Lin yang sedang bersembunyi dalam mobil, seluruh tubuhnya sedang gemetar, sepertinya dia sangat syok, lagipula semua kaca mobil ini sudah hancur terkena serangan.

Melihat ini, Andri Chen tidak tahan menghampiri Yuni Lin dan dengan penuh kelembutan memanggil: “Yuni!”

Suara Andri Chen tiba-tiba terdengar di samping telinga Yuni Lin, dia sepertinya melihat suatu pengharapan, dan juga mendapatkan seseorang yang dapat diandalkan, waktu dia dan Nora Shen melarikan diri sampai di sini, mereka mengharapkan Andri Chen segera datang, tapi sudah menunggu begitu lama, mendengar suara tembakan yang dahsyat, juga dilihatnya Nora Shen terluka, dia hampir putus asa, dia juga mengira seterusnya tidak akan dapat bertemu lagi dengan Andri Chen, dia takut, dalam hati tidak berhenti berdoa, Andri! Cepatlah kamu datang! Cepatlah datang!

Dia tidak tahu dalam hati sudah berdoa berapa banyak, sama sekali tidak menyangka, di saat ini bisa mendengar suara Andri Chen, dia tidak tahu apakah ini semua halusinasi, saat dia mengangkat kepalanya melihat Andri Chen, barulah dia menyadari semua ini bukanlah halusinasi, dia sungguh sudah datang.

Baru saja Andri Chen meletakkan Nora Shen di kursi belakang, Yuni Lin dengan wajahnya yang penuh kepanikan langsung menghambur ke dalam pelukan Andri Chen, meratap sedih dan berkata: “Andri, akhirnya kamu datang menyelamatkan kami….”

Selesai berkata ini, Yuni Lin terus menangis tersedu-sedu, airmata dengan cepat membanjiri wajahnya.

Andri Chen tahu bahwa Yuni Lin syok berat, sejak kenal dengan dirinya, sudah banyak kali menghadapi situasi seperti ini, sudah memberikan suatu bayangan dalam hatinya.

Dia tak hentinya menghibur, “Yuni, jangan takut, tidak apa-apa, aku segera akan membawa kalian pergi dari sini.”

“Huhuhuhu…….” Yuni Lin masih terus menangis, tapi berpikir akan meninggalkan tempat ini, dia langsung melepaskan Andri Chen, menunduk menoleh ke arah Nora Shen yang terbaring di kursi belakang, dengan perhatian bertanya: “Kak Nora, bagaimana keadaanmu?”

Nora Shen menggelengkan kepala berkata: “Aku tidak apa-apa”

Selesai berkata, bertanya balik: “Kamu tidak apa-apa kan?”

Yuni Lin masih dengan berlinang air mata menggeleng: “Aku tidak apa-apa”

Saat ini, Andri Chen menutup pintu belakang, bersiap-siap menjalankan mobil membawa mereka pergi, tapi waktu melihat ke bawah, baru dilihatnya keempat roda mobil sudah pecah terkena tembakan peluru, sama sekali tidak ada cara untuk pergi, lagipula di saat ini suara tembakan pun sedang berhenti.

Dengan cepat Rose berlari menghampiri Andri Chen, berkata: “Bee, kita sudah tidak ada peluru lagi.”

Andri Chen menjawab: “Rose, temanku terluka, aku sekarang harus memikirkan cara membawanya ke rumah sakit.”

Rose mengangkat kepala mengamati keadaan, dilihatnya para pria di sekitar mereka sedang bergerak, dalam sekejap, mereka sudah terkepung di tengah, dia kembali menoleh kepada Andri, berkata: “Bee, kita sudah dikepung oleh mereka, kalau ingin menerobos pergi dari sini, harus ke sana untuk mengambil mobil.”

Andri Chen melihat ke arah yang ditunjuk oleh Rose, jarak mobil itu dengan tempat berada sangat jauh, nekad ke saja sangatlah berbahaya, ditambah lagi mereka tidak bersenjata, bahkan bom di tangan Rose pun sudah tidak ada, hari-hari belakangan ini, demi urusan Season dan Peony, dia tidak punya waktu merakit bom, sebaliknya racun di tubuh Laver pun ada batasnya.

Meskipun Season punya drone, tapi menunggu drone terbang sampai di sini, takutnya mereka dengan segera akan dihabisi oleh pria-pria asing ini.

“Terlalu beresiko.” Andri Chen menjawab.

“Aku akan mencobanya.” Sambil bicara, Rose bersiap pergi.

“Rose!” Andri Chen berteriak memanggil, tapi tidak membuat Rose mengurungkan niatnya.

Ketika dia berlari pergi, peluru ditembakkan ke arahnya, di bawah kakinya tidak terhitung banyaknya lubang peluru, dia berlari beberapa belas meter jauhnya, secepat kilat melompat masuk ke sebuah bak mobil pick up di sampingnya, tapi peluru sama sekali tidak berhenti, sebaliknya terus menembaki mobil pick up itu.

Rose berencana mengendarai mobil pick up ini sampai ke tempat Andri Chen, tapi begitu dia bergerak, sepertinya akan terlihat oleh pihak lawan, orang-orang ini lantas menghujani mobil pick up itu dengan tembakan bertubi-tubi, terus ditembaki sampai mobil pick up itu mengeluarkan asap, sampai mobil pick up itu meledak.

Untungnya waktu mobil pick up itu meledak, Rose dengan cepat melompat keluar, berguling-guling di tanah, terus berguling sampai ke tempat tempat sampah di pinggir jalan.

Tapi, bagaimana bisa bersembunyi dari peluru di balik bak sampah, Rose dengan segera mengangkat sebuah tutup got dari sisi jalan, membuat penghalang di samping bak sampah, waktu peluru berdatangan, ini bisa memberikan perlindungan.

Mobil pick up sudah meledak, harapan mereka satu-satunya juga sudah tidak ada.

Di saat ini, Rose terjebak dalam kondisi yang sulit, Andri Chen harus memikirkan cara untuk menyelamatkannya, dia berkata kepada Laver dan Season: “Mereka kuserahkan pada kalian, aku pergi membantu Rose.”

Baru saja Andri Chen pergi, Laver memperingatkan: “Kak Bee, hati-hati!”

Andri Chen berguling dari bawah mobil sampai ke tempat motor terguling tadi, di tengah hujan peluru, dia mengangkat motor, menyalakan mesin, langsung menuju tempat Rose.

Baru saja berjalan, rentetan peluru ditembakkan ke arahnya, untungnya kecepatan motor itu cukup kencang, kalau tidak kendaraan bisa hancur orangnya pun tewas.

“Ciiiiit!” Motor berhenti di samping Rose, Andri Chen berteriak: “Rose, naik!”

Mendengar itu, Rose sambil terus memegang tutup got, duduklah dia di atas motor, sambil terus memegang tutup got yang dijadikannya sebagai tameng terhadap peluru yang ditembakkan ke arahnya. Andri Chen dengan sangat cepat memutar arah motornya, merendahkan tubuhnya hingga menempel di atas motor, dengan cepat memaju motornya mengarah kepada pria berjas yang posisinya paling dekat dengan dia, di saat pria berjas melancarkan tembakannya, Andri Chen menggas motornya dengan kencang, motor melacu menuju mobil yang diam di samping pria itu, motor seketika melayang, dan jatuh mengenai dada pria itu, AK47 di tangannya menembakkan peluru ke arah langit, tubuhnya terjatuh ke tanah, Andri Chen dan Rose masing-masing melompat, ketika motor terjatuh ke tanah, terjadilah sebuah ledakan.

Pria lainnya yang berada di belakang mobil ini melihat kondisi demikian, ketika baru saja akan menembaki Rose dan Andri Chen, Rose dengan gerakan yang sangat cepat mengejutkan, dari kakinya dikeluarkannya sebuah pisau, dilemparkannya ke arah pria yang sedang bersiap menembak, hanya terdengar suara pisau dilempar, pisau langsung menancap di leher pria itu, kedua matanya melotot, belum sempat menyerang, dia langsung terjatuh ke belakang, tewas mengenaskan.

Pria lainnya baru saja akan mengambil senapan, gerakan Andri Chen lebih cepat beberapa detik darinya, waktu menunggunya bereaksi, ujung senapan sudah ditodongkan di kepalanya.

Andri Chen langsung melancarkan serangan.

“Ratatatatat!” Peluru menembus kening pria itu, dia tewas di tempat.

Dengan cepat, Andri Chen berguling di tanah, bersembunyi di belakang mobil yang ada di sampingnya, bahu membahu bertempur bersama Rose, pertahanan musuh terbuka, pria di kedua sisi ingin dengan cepat menyerang, menutup kembali pertahanan mereka.

Tetapi, senapan bila telah sampai di tangan Rose dan Andri Chen, ini adalah hal yang sangat mengerikan.

Keduanya bekerjasama dengan sempurna, seperti yang biasa dikatakan oleh Rose, singkatnya disebut pasangan yang serasi.

Satu ke atas satu ke bawah, lawannya berjatuhan, yang terlihat hanyalah satu persatu pria itu ditaklukan oleh senjata mereka.

Dalam waktu singkat beberapa menit saja, kematian lawan melebihi setengahnya, sisa pria yang masih hidup tidak sampai enam orang.

Matanya melihat sinar kemenangan segera akan menyinari mereka, tapi di saat ini sudut mata Andri Chen mendapati polisi Nanjing sudah berdatangan, bahkan di atas kepalanya di langit ada juga beberapa helikopter yang dilengkapi persenjataan, beberapa pasukan khusus, dengan tambang khusus meluncur turun ke rooftop terdekat, dan dalam waktu yang sangat singkat, menguasai komando, dan di antaranya ada pula sniper.

Polisi di darat, juga dengan cepat dari berbagai arah mengepung daerah kejadian, ada polisi yang bersembunyi di gedung tempat tinggal penduduk, sudah membidik Andri Chen dan teman-temannya.

Melihat pemandangan seperti ini, Andri Chen pun tahu pos di sana sudah dihancurkan.

Novel Terkait

PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

Chantie Lee
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
5 tahun yang lalu
The Comeback of My Ex-Wife

The Comeback of My Ex-Wife

Alina Queens
CEO
4 tahun yang lalu
Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Satan's CEO  Gentle Mask

Satan's CEO Gentle Mask

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Pengantin Baruku

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
4 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu