My Charming Lady Boss - Bab 505 Adegan Yang Familiar

Di saat ini, pintu mobil Meggy Qu itu tiba-tiba terbuka sama orang, Andri Chen berjalan turun dari mobil, Laver sekali langsung melihatnya, dan memanggil dengan mesra: “Abang Bee!”

Andri Chen dipanggil Laver begitu, dia sedikit terkejut, terhadap gadis sopan dan pendiam yang di depan mata ini, dia sama sekali tidak ada kesan apapun, tapi dia tau bahwa dia adalah Laver yang dikatakan dari mulut Meggy Qu, segera bertanya: “Kamu adalah Laver?”

Laver sedikit bingung, bertanya dengan ragu-ragu: “Abang Bee, kamu tidak mengenal aku?”

Andri Chen masih belum sempat jawab, Meggy Qu yang di belakang telah menyela satu kata, berkata: “Dia telah amnesia.”

“Amnesia?” Laver tiba-tiba menyadari sesuatu.

Meggy Qu segera berjalan kesitu, berkata terhadap Laver: “Kehilangan ingatannya berhubungan dengan penelitian obat racun kamu, ada cara untuk membantu dia memulihkan ingatan tidak.”

“Ini… …” Laver sedikit ragu.

Meggy Qu langsung berkata: “Laver, aku tau kamu ada cara membantu Abang Bee mengingat kembali.”

Laver menganggukkan kepala: “Ada sih ada, tapi diketahui oleh boss, aku akan ada masalah.”

Dia tidak berani menyinggung boss, jika menyinggungnya, boss ingin membuar mereka mati, itu sangatlah gampang, dia hanya perlu mengerakkannya di depan komputer sebentar, jam tangan yang dipakai Laver mereka bisa segera terjadi peledakan, kekuatan peledakan, itu sudah jelas bagi umum, dan lagi peledak yang berfungsi tinggi ini Meggy Qu yang menelitinya.

Meggy Qu juga tau Laver melakukan begitu berbahaya, tapi tidak memulihkan ingatan Andri Chen, mereka tidak dapat menemukan barang yang ingin dicari kembali sama boss.

Oleh karena itu, dia berkata terhadap Laver: “Laver, kamu kalau tidak memulihkan ingatan Abang Bee, kamu bagaimana tau Abang Bee menyimpan barangnya ke mana?”

Melalui peringatan Meggy Qu begitu, Laver seketika itu juga mengerti, dia kali ini dari luar negeri ke Nanjing, tidak hanya harus membawa Andri Chen kembali ke Perusahaan Besar, lebih pentingnya, harus menemukan barang penting yang milik Florist Big Company, ini adalah tugas penting yang boss kasih ke dia.

Laver berpikir-pikir, ini baru menyetujuinya: “Baik, aku boleh bantu Abang Bee memulihkan ingatannnya, tapi setelah dia ingat kembali, pasti harus memberikan barangnya ke aku, kalau tidak aku tidak dapat memberi pertangungjawaban kepada boss.”

Meggy Qu tidak meragu, langsung menyetujuinya: “Ehmn.”

Andri Chen yang di samping selesai mendengar, bertanya dengan bingung: “Barang apa?”

Laver tau Andri Chen telah hilang ingatan, terhadap perlakuan sebelumnya sama sekali tidak dapat mengingatnya, lalu mengalihkan pembicaraan, berkata: “Abang Bee, aku pulihkan ingatan kamu dulu saja!

Tunggu ingatan kamu sudah pulih, kamu semuanya juga akan tau.”

“Baik!” Andri Chen sedikit tidak sabar untuk menunggu lagi, demi memulihkan ingatannya, dapat dikatakan dia sudah mengalami banyak liku-liku.

“Kalian tunggu aku sebentar.” Selesai berkata, Laver langsung melepaskan hak tinggi dirinya di tempat semula, insole sepatu hak tinggi ternyata sama seperti kotak yang bisa membuka sendiri, dia mengambil keluar satu botol kaca biru dari dalam insole sepatu, ada setebal jari tangan .

Laver menunjukkan botol kaca biru yang di dalam tangannya berkata: “Setelah selesai injeksi obat ini, Abang Bee sudah bisa mengingat kembali.”

Saat ini, Meggy Qu tiba-tiba mengingat sesuatu, buru-buru melengkapi: “Oya, Laver, sebelumnya saat di Kota Changhai, aku pernah menyuntik Abang Bee satu obat amnesia, menyebabkan dia sekali lagi hilang ingatan, semulanya mengira menyuntik satu obat racun, sudah bisa memulihkan ingatannya, tak tersangka berubah menjadi sekarang ini.”

Laver selesai mendengar, menjelaskannya: “Kak Rose, untung saja kamu tidak menyuntik obat racun amnesia ke tiga kali, kalau tidak akan segera meninggal.”

Meggy Qu terpikir adegan waktu itu, dia langsung merasa ketakutan, dia hampir membunuh Andri Chen, untung saja tidak menyuntiknya ke tiga kali.

Meggy Qu bertanya lagi: “Kalau begitu bisa memulihkan ingatan sebelumnya tidak?”

Laver menjawab: “Dalam teori sih bisa, tapi aku sama sekali tidak pernah mencobanya, hanya bisa mencoba-coba.”

Meggy Qu sedikit khawatir, takut Andri Chen terjadi kecelakaan apa lagi.

“Andai kata… …”

Laver berkata dengan tidak terlalu pasti: “Seharusnya tidak akan, percayalah aku.”

Dalam bagian penelitian obat racun ini, Laver adalah ahlinya, Meggy Qu saat ini hanya bisa memilih untuk percaya sama dia, karena selain ini, tidak ada orang yang dapat membantu Andri Chen memulihkan ingatan, juga hanya bisa taruhan sekali lagi.

Berikutnya ini, Laver mulai injeksi obat biru yang ditangannya untuk Andri Chen, sebelum injeksi, dia berpesan awal ke Andri Chen: “Abang Bee, setelah selesai injeksi obat ini, kamu akan merasakan otak seperti mau meledak saja, proses ini sangat menyiksa, kamu hanya dapat bertahan-tahan.”

Andri Chen tidak tau perkataan Laver meyiksa itu seperti apa, juga tidak berani untuk memikirnya, hanya bisa menghela nafas dengan dalam-dalam, membangkitkan keberanian, berkata: “Sini!”

Laver tidak meragu, langsung pelan-pelan menyuntik obat biru tersebut ke dalam darah Andri Chen.

Pada saat obat yang di dalam botol kaca selesai injeksi, badan Andi Chen awalnya ada sedikit respon, seluruh badannya memanas, dan lagi panasnya semakin lama semakin kuat.

Tidak sampai berapa menit, Andri Chen merasa seluruh badan atas bawah seperti sudah mau meledak saja, dan lagi kepala juga mulai membesar, selalu merasa dalam otak sepertinya ada barang apa mau loncat keluar saja, penyiksaan macam ini, sungguh seperti lebih baik mati daripada hidup.

Baru lewat sepuluh menit, Andri Chen tiba-tiba berteriak-teriak, rasa membakar menyerang ke seluruh tubuhnya, seluruh badannya mulai berkeringatan, dan lagi otaknya membesar sampai mau meledak saja, dia nyeri sampai berguling dari mobil ke jalanan, seluruh badannya berguling-guling di atas jalanan, dalam mulut tidak berhenti-henti mengeluarkan suara jeritan.

Adegan ini sangat kejam sekali, melihatnya sampai Meggy Qu sangat sakit hati, dia tak tersangka obat ini dapat membuat orang begitu tersiksa.

Dia melihat sebentar, segera mengkhawatirkan, pandangannya melihat ke Laver, bertanya dengan cemas: “Laver, dia tidak akan terjadi apa-apa kan?”

Laver juga sedang mengamati dengan teliti, melihat sebentar, baru menjawabnya: “Kak Rose, ini normal, bertahan dua menit lagi, seharusnya sudah tidak apa-apa.”

Setelah selesai mengatakan perkataan ini, Laver menundukkan kepala melihat-lihat jam yang di lengan tangannya.

Saat ini, sepasang tangan Andri Chen memeluk kepalanya terus berguling sana sini di jalanan, suara jeritan bernyaring lagi, melihat sampai hati Meggy Qu sakit dan khawatir.

Siksaan derita dua menit, benar-benar seperti lebih baik mati daripada hidup, Andri Chen merasa dunianya seperti sudah mengelap, di ujung rasa sakit, dia tiba-tiba kehilangan kesadaran, tidak tau selanjutnya akan terjadi apa.

Saat ini, badan yang berguling Andri Chen telah berhenti di alur jalan, Laver melihat Andri Chen tidak bergerak, segera berjalan kesitu, menjulurkan tangan memeriksa nafasnya Andri Chen, berkata: “Kak Rose, kamu tenang saja, Abang Bee tidak apa-apa, dia hanya pingsan saja.”

Meggy Qu mengangguk-anggukkan kepala, gejala Andri Chen kali ini sama dengan kemarin.

Dia melihat-lihat, buru-buru bertanya: “Laver, setelah dia bangun, apa sudah pulih ingatannya?”

Laver menjawab: “Kondisi biasanya sih begini, hanya tidak tau akan terjadi masalah apa.”

Mendengar Laver berkata begitu, dalam hati Meggy Qu mulai bergelisah, tapi dia berharap jangan sampai terjadi masalah apapun.

Lewat tidak lama, dua orang lalu mengangkat Andri Chen ke mobil, kemudian menyetir mobil pergi.

Andri Chen telah bermimpi buruk, dalam mimpinya sangat kacau, dimana-mana ada suara pistol, dalam mimpi ada Rose, Laver, masih ada Yuni, Nora, bahkan masih ada ayah ibunya, dia seperti di tempat perang, juga seperti di dalam satu gedung, ada orang mencekal ayah ibunya, orang itu langsung menembak ayah ibunya masing-masing satu tembakan.

“Dor!” Berbunyi, Andri Chen terbangun ketakutan suara pistol yang di dalam mimpi.

Di saat dia bangun bernafas dengan sebesar-besarnya berkeringatan semua, dia tidak tau dirinya ada dimana, hanya merasa sedikit terguncang-guncang, dia menolehkan kepala melihat-lihat, baru menyadari dirinya tidur di dalam mobil, mobil ini sepertinya sedang berjalan, tidak tau menyetir ke arah mana.

Tapi, memikirkan kembali mimpi buruk yang menyeramkan itu, hatinya sedikit ketakutan, apalagi di saat ada orang menembak ke arah ayah ibunya.

Di berpikir sebentar, hatinya telah tenang kembali, baru mencoba untuk berduduk tegak badannya dari dalam mobil, posisi tidur dia di tempat duduk belakang, baru saja duduk, sudah mendengar suara seorang perempuan yang berbunyi di samping telinganya.

“Kak Rose, Abang Bee sudah bangun.”

Meggy Qu yang sedang menyetir mobil mendengar, buru-buru menginjak rem mobil.

Berbunyi Cezz, mobil langsung berhenti di alur perjalanan, Meggy Qu segera menolehkan kepala melihat Andri Chen sekali, meenyadari bahwa dia telah bangun dari tempat duduk, menyapa dengan bergairah: “Tercinta, kamu sudah bangun?”

Andri Chen tidak berbicara, tapi merasa kepalanya sedikit sakit, dalam otaknya sangat kacau balau.

Dia tiba-tiba menutupi sepasang matanya, sepertinya sedang memikirkan hal apa.

Meggy Qu melihat Andri Chen tidak menjawabnya, tergesa-gesa ingin membuka mulut bertanya sedikit apa, malah ditahan oleh Laver.

“Jangan berbicara! Biarkan dia tenang.”

Meggy Qu sedikit tidak mengerti apa maksud ini, dengan suara kecil bertanya Laver, “Dia kenapa?”

Laver tidak menjelaskan, berlanjut membuat satu gerakan diam ke Meggy Qu, Meggy Qu kali ini juga tidak berbicara lagi, hanya dengan penasaran melihat Andri Chen yang sedang menutup sepasang mata.

Dia tidak tau dia kenapa, hanya bisa duduk di tempat pengemudi dengan sabar menunggunya.

Satu menit telah lewat, Andri Chen tetap menutup sepasang matanya.

Dua menit sudah lewat, Andri Chen masih menutup sepasang matanya, seperti duduk tertidur saja.

Lima melihat telah lewat, dia sepertinya benaran ketiduran.

Saat ini, Meggy Qu sedikit tidak sabar lagi untuk menunggu, dia tidak tau Andri Chen sudah gimana, mencoba mengunakan suara sendiri untuk memecahkan kondisi diam begini, Meggy Qu ini baru menyadari Andri Chen tidak tidur.

“Tercinta, apa kamu sudah baikan?” Meggy Qu bertanya dengan perhatian.

Andri Chen seperti menjadi bodoh saja, melihat-lihat Meggy Qu, menolehkan kepala melihat-lihat lagi Laver yang disampingnya, baru menolehkan kepala melihat-lihat semua yang di luar jendela mobil, saat menolehkan kembali kepalanya, melihat Meggy Qu dan Laver bertanya: “Kalian kenapa ada disini?”

Meggy Qu mendengarnya, segera bertanya: “Apa kamu tau aku siapa?”

“Rose.” Andri Chen menjawab dengan tepat dan benar.

“Kalau begitu aku?” Laver berlanjut menanya.

Andri Chen juga memanggil keluar nama Laver dengan benar: “Kamu Laver.”

Laver buru-buru bertanya lagi: “Kalau begitu kamu ingat tidak peristiwa yang dulu pernah terjadi?”

Mendengar dua huruf dulu ini, dalam otak Andri Chen menimbul lagi adegan-adegan yang familiar itu, suara pistol, suara jeritan, serta suara bertengkar, masih ada banyak wajah yang familiar itu, semuanya menayangkan lagi di dalam otaknya.

Novel Terkait

Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
5 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Menunggumu Kembali

Menunggumu Kembali

Novan
Menantu
5 tahun yang lalu
Penyucian Pernikahan

Penyucian Pernikahan

Glen Valora
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Unperfect Wedding

Unperfect Wedding

Agnes Yu
Percintaan
5 tahun yang lalu
Kembali Dari Kematian

Kembali Dari Kematian

Yeon Kyeong
Terlahir Kembali
4 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

Chantie Lee
Balas Dendam
4 tahun yang lalu