My Charming Lady Boss - Bab 560 Lakukan atau mati

"Boom", tank melepaskan tembakan ke lantai tempat Andri Chen berada. Dia mengelak dengan cepat, proyektil itu langsung meledak di laboratorium, dan menghancurkan seluruh lantai delapan beserta atap. Andri Chen juga tertimbun di reruntuhan. Untung saja, ketika atap yang berada diatasnya ambruk, kebetulan menyisakan sebuah celah kecil, dan dia kebetulan berbaring di celah kecil itu dan nyawanya berhasil terselamatkan.

Dia merangkak keluar dari celah itu, lalu mengibaskan debu yang ada di atas kepalanya, dikarenakan debu-debu yang bertebangan, dia terbatuk dua kali. Dia melihat sekeliling reruntuhan laboratorium, lalu dia segera berteriak: "Rose! Rose! "

Setelah berteriak dua kali tapi tidak mendapatkan jawaban, dia mengira telah terjadi sesuatu kepada Rose, tetapi tiba-tiba, suara Rose yang familier terdengar dari salah satu sudut ruangan laboratorium.

"Bee, aku di sini."

Andri Chen menoleh ke arah datangnya suara, dan di antara reruntuhan, dia melihat Rose yang diselimuti dengan debu sedang memanjat keluar dari balik sebuah lemari yang besar. Andri Chen bergegas menghampirinya dan bertanya dengan penuh perhatian: "Rose, kamu tidak apa-apa kan?"

Rose mengibaskan debu yang ada di kepalanya, setelah terbatuk dua kali dia menggelengkan kepalanya dan menjawab, "Aku baik-baik saja."

Mendengar hal ini, Andri Chen langsung merasa lega. Dia menoleh dan melihat keluar laboratorium. Dia mendengar suara para tentara yang berada di bawah sedang berbicara dalam bahasa H: "Cepat naik dan periksa."

Begitu Andri Chen mendengar hal ini, dia tahu pihak musuh akan mengirim seseorang ke atas. Mereka harus segera pergi dari sini, jika tidak mereka akan benar-benar mati di sini.

Oleh karena itu bergegas berkata kepada Rose , "Kita harus pergi dari sini."

Rose mengangguk. Andri Chen kembali menoleh dan melihatnya, tiba-tiba dia teringat akan sesuatu, dan bertanya, "Oh ya, apakah bom supermu sudah selesai?"

Rose kembali mengangguk dan menjawab, "Sudah selesai."

“Ayo pergi!” Andri Chen mengenggam AK47 dan menuntun Rose berjalan menuju balkon di luar laboratorium.

Tapi ketika Andri Chen memeriksa sekeliling balkon, dia tidak menemukan jalan keluar sama sekali. Ini adalah lantai delapan. Jika mereka melompat dari balkon, mereka tidak hanya akan ditemukan oleh tentara yang berada di lantai bawah, mereka juga akan mematahkan kaki mereka.

Andri Chen berbalik dan kembali ke hadapan Rose, Rose bertanya dengan tidak sabar, "Bagaimana Bee?"

Andri Chen menggelengkan kepalanya dengan kecewa: "Tidak ada jalan keluar, kita hanya bisa melompat dari sini."

Rose melihatnya lalu menjawab, "Terlalu tinggi."

Ditambah mereka dalam keadaan terluka, jika mereka melompat dari lantai delapan, mereka akan terluka semakin parah.

"Kalau begitu bagaimana? Kita tidak punya jalan lain." Andri Chen juga tidak berdaya.

Tetapi pada saat kritis ini, mata Rose berbinar dan dia segera berkata, "Aku punya cara."

“Cara apa?” Andri Chen tidak bisa menahan diri dan bertanya.

"Berpura-pura mati! Lalu kita jadikan mereka sebagai sandera," jawab Rose.

Setelah mendengar usulnya ini, Andri Chen langsung mendapat pencerahan dan mengangguk, "Baik, kita lakukan seperti itu saja."

Segera setelah dia selesai berbicara, suara langkah kaki terdengar dari koridor di lantai delapan, dari suaranya, sepertinya ada tiga atau empat orang yang naik keatas.

Kedua orang itu mencari tempat untuk tiarap, ketika mereka tiarap, mereka juga mengoles wajah mereka dengan darah yang berasal dari luka di lengan mereka, dan berpura-pura mati karena diledakkan.

Tidak lama setelah mereka berdua tiarap, mereka mendengar suara langkah kaki yang mendekat.

Andri Chen mendengarkan dengan seksama, sepertinya orang yang mendekat ada empat orang. Ketika mereka sampai di pintu masuk laboratorium lantai delapan yang sudah hancur, sepintas mereka langsung melihat Andri Chen dan Rose. Salah satu tentara berkata dengan bangga, "Mereka sudah mati."

Tentara yang lain juga menoleh untuk melihat Andri Chen dan Rose yang terbaring di lantai, wajah mereka berlumuran darah, mereka benar-benar terlihat seperti terbunuh karena ledakan.

Seorang tentara menyarankan, "Pergi lihat apakah mereka sudah benar-benar mati atau belum."

Selesai berbicara, beberapa tentara itu langsung mendekati tubuh Andri Chen dan Rose sambil mengenggam pistol mereka. Ketika dua orang dari mereka hendak menendang tubuh Andri Chen dan Rose, Andri Chen dan Rose berbalik pada saat yang bersamaan, dan menarik kaki kanan mereka dengan kuat. Kedua tentara itu langsung jatuh ke lantai. Saat mereka hendak menggunakan pistol di tangan mereka, gerakan Andri Chen dan Rose yang sangat cepat memutar pergelangan tangan kedua tentara itu dengan sebelah tangan mereka lalu moncong pistol AK47 langsung mereka todongkan ke kepala kedua tentara itu.

Kedua tentara yang lain tidak bergerak, mereka bengong karena ketakutan.

"Jangan bergerak! Jika kalian bergerak aku akan membunuhnya ." Andri Chen mengancam dua tentara yang tersisa dengan menggunakan bahasa negara H.

Kedua tentara itu mana berani bergerak, seluruh tubuh mereka terpaku dan diam di tempat, mereka menatap Andri Chen dan Rose dengan raut wajah ketakutan.

Saat ini, Rose kembali memerintahkan kedua tentara itu dengan tegas: "Buang pistol kalian, kalau tidak aku akan menembak kepalanya."

Tapi ancaman Rose tidak berguna sedikit pun. Tangan kedua tentara yang sedang memegang pistol gemetar, mereka tidak tahu harus berbuat apa.

Tepat pada saat ini, Rose memelintir pergelangan tangan tentara tadi dengan kuat, lalu dengan cepat mengarahkan moncong pistol yang berada di kepala sandera kebawah, dan dia langsung menembak di dekat kaki tentara itu.

"Dor!" Suara tembakan langsung mengejutkan semua orang. Kedua tentara yang berdiri di depan Rose langsung melemparkan senjata yang ada di tangan mereka ke lantai, dan para tentara lain yang menunggu di lantai bawah juga ketakutan hingga sekujur tubuh mereka gemetar. Mereka tidak tahu apa yang terjadi di atas, oleh karena itu mereka langsung bertanya dengan lantang, "Apa yang terjadi?"

Melihat dari lantai atas tidak ada yang menjawab pertanyaan mereka, mereka langsung mengerti pasti telah terjadi sesuatu.

Saat ini, Andri Chen dan Rose yang sedang menyandera dua tentara berkata dengan dingin, "Mundur!"

Lalu, kedua tentara tadi terus mempertahankan posisi dan berjalan mundur dari lantai delapan hingga ke lantai bawah, tidak ada yang berani bergerak.

Tapi begitu mereka tiba di lantai bawah, beberapa pistol mengarah ke mereka, bahkan tank juga mengarah kepada mereka.

Saat melihat barisan pasukan ini, Andri Chen dan Rose merasa sedikit takut. Meskipun mereka merasa takut, tapi mereka tidak menunjukkannya di wajah mereka, sebaliknya dia mengancam orang-orang ini dengan tegas: "Jangan bergerak! Jika ada yang bergerak, aku akan membunuh dia."

Kali ini, dua tentara yang disandera oleh Andri Chen dan Rose sangat ketakutan hingga tidak berhenti memohon: "Kapten, jangan tembak! Jangan tembak!"

“Letakkan pistol kalian, kalau tidak aku akan membunuhnya!” Andri Chen menodongkan pistol ke kepala tentara itu, dan memerintahkan beberapa tentara lain dengan suara keras.

Tapi kelihatannya mereka tidak peduli dengan ancaman Andri Chen, sepertinya mereka tidak percaya Andri Chen akan membunuh mereka.

Andri Chen yang sudah tidak sabar langsung berkata , "Aku akan menghitung sampai tiga. Jika kalian masih tidak meletakkan senjata kalian, aku akan menembak kepalanya."

Sambil berkata, Andri Chen mulai menghitung, "Satu, dua, tiga ..."

Ketika Andri Chen menghitung sampai tiga, tentara yang disandera olehnya langsung ketakutan hingga pipis di celana, dan tubuhnya tidak berhenti gemetar. Ketika Andri Chen hendak menarik pelatuknya, para tentara yang berada di hadapannya langsung menyerah, mungkin di karena rekannya ketakutan hingga pipis di celana, dan tentara ini juga menangis karena ketakutan.

Dalam situasi seperti ini, mereka tidak punya pilihan selain meletakkan pistol di tangan mereka di tanah dengan perlahan-lahan.

Tapi begitu pistol itu diletakkan di tanah, mata Rose yang penuh dengan aura membunuh menatap mereka, dia langsung menembak mereka dengan AK47 yang ada di tangannya.

“Dor Dor Dor!” serangkaian tembakan dilepaskan, beberapa tentara yang berada di depan mereka jatuh ke tanah, darah segar perlahan mengalir keluar dari lubang peluru.

Andri Chen belum sempat merespon, para tentara ini sudah mati.

Tapi, tentara yang ada di dalam tank masih belum keluar. Ketika mereka melihat orang-orang mereka dibunuh, mereka langsung menembaki posisi di mana Andri Chen dan Rose berada.

Rose melihat kearah mereka sebentar. Dia langsung menyadari apa yang direncanakan musuh, dia bergegas berteriak kepada Andri Chen yang berdiri di sampingnya: "Hati-hati!"

Begitu kata-kata itu diucapkan, mereka berdua langsung berlari menuju mobil di belakang mereka. Proyektil yang mendarat di depan mereka, langsung membunuh dua tentara yang mereka sandera tadi. Saat debu debu berterbangan dari udara, Andri Chen langsung mencium bau amis darah.

Setelah itu, para tentara yang berada di dalam tank kembali menembaki tempat Andri Chen dan Rose berada.

"Boom!" suara ledakan berbunyi dengan keras, proyektil mendarat di samping mereka, dan membuat gendang telinga mereka berdengung. Dalam sekejap mereka merasa sepertinya dunia langsung menjadi hening. Untung saja, proyektil itu tidak mengenai mereka, tapi dari dalam tank tiba-tiba muncul AK47 yang menembak ke arah mereka.

Untuk menghindari peluru dan proyektil, mereka berdua bergegas kembali ke gedung laboratorium.

Saat ini, tank mulai berjalan memasuki pintu laboratorium, suara roda tank membuat mereka sangat gugup. Rose berkata dengan marah sambil terengah-engah, "Sialan, ledakkan tank itu!

“Bagaimana cara meledakkannya?” Andri Chen bertanya sambil terengah-engah.

Segera setelah itu, Rose langsung melemparkan sebuah bugkusan kepada Andri Chen dan berkata, "Bee, jaga bom super ini baik-baik, aku akan pergi meledakkan tank itu."

Selesai berbicara, Rose kembali mengeluarkan beberapa bom rakitan dari tubuhnya, dan ketika dia hendak berlari keluar dari gedung laboraturium, dia berkata kepada Andri Chen: "Lindungi aku!"

Selesai berbicara, Rose berlari dengan sangat cepat keluar dari laboratorium, peluru dan proyektil mendarat di samping tubuhnya pada waktu yang bersamaan, tetapi dia berhasil menghindarinya.

Saat ini, Andri Chen juga tidak bersantai-santai, dia mengenggam AK47 dan menembaki tank dengan habis-habisan.

Setelah melepaskan tembakan untuk beberapa saat, perlahan-lahan laras tank bergerak ke arah tempat dirinya berada dan membidiknya.

Melihat hal ini, Andri Chen tidak bisa menahan diri dan menggumpat, "Sialan!"

Setelah mengumpat, dia bergegas berlari ke arah yang lain. Begitu dia berhasil melarikan diri, dia mendengar suara ledakan keras, lalu dia melihat ada lubang besar di tempat tadi dia berdiri.

Tetapi saat ini, Rose sudah sampai di belakang tank. Satu orang di depan yang yang satu di belakang. Orang-orang di dalam tank tidak tahu apa yang harus mereka lakukan. Setelah mereka melepaskan tembakan dengan AK47 untuk beberapa saat, tembakan itu berhenti. Andri Chen menebak sepertinya sekelompok bajingan ini pasti sudah kehabisan peluru.

Saat ini, untuk memberikan kesempatan kepada Rose, Andri Chen langsung melompat ke arah tank seperti sedang terbang.

Melihat Andri Chen berlari kearah mereka, orang-orang di dalam tank bergegas menembaknya dengan proyektil.

Mereka melepaskan dua tembakan secara beruntun, tetapi tidak mengenai Andri Chen.

Tepat pada saat ini, Rose yang sedang tiarap di lubang bekas ledakan langsung memanfaatkan kesempatan ini. Dia bergegas melompat ke tank yang berada di hadapannya. Dengan cepat dia naik ke atas tank, lalu dia membuka penutup tank, dan langsung melemparkan beberapa bom ke dalam tank.

Begitu dia selesai melemparkan bom, dia langsung melompat dari tank, dan berguling beberapa kali di jalan sampai ke lubang bekas ledakan tadi.

Hasilnya, dalam waktu kurang dari tiga detik, ledakan yang keras terdengar. Beberapa tentara yang berada di dalam tank meledak menjadi popcorn. Ada seorang tentara yang merangkak keluar dari tank dengan tubuh penuh kobaran api, dia berguling kebawah dari atas tank, sambil tidak berhenti berteriak.

"Aaaa!"

Novel Terkait

The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
4 tahun yang lalu
My Greget Husband

My Greget Husband

Dio Zheng
Karir
4 tahun yang lalu
Antara Dendam Dan Cinta

Antara Dendam Dan Cinta

Siti
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Pernikahan Tak Sempurna

Pernikahan Tak Sempurna

Azalea_
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Beautiful Teacher

My Beautiful Teacher

Haikal Chandra
Adventure
4 tahun yang lalu
Unperfect Wedding

Unperfect Wedding

Agnes Yu
Percintaan
5 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Star Angel
Romantis
5 tahun yang lalu
Menaklukkan Suami CEO

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
4 tahun yang lalu