My Charming Lady Boss - Bab 129 Seorang Wanita (2)

"Tidak usah sungkan." Suster itu pun pergi meninggalkan ruangan.

Ruangan itu sekali lagi diselimuti keheningan, Andri menolehkan melihat Yuni yang sudah tertidur pulas, ia sangat ingin menghampiri Yuni untuk mencium keningnya, seketika terlintas lagi dalam pikirannya kejadian saat Yuni mencium bibirnya dengan tiba-tiba, perasaan Andri sekarang terasa lebih manis daripada madu.

Andri merasa ia seperti sedang bermimpi, seperti mimpi dan bukan kenyataan.

Di tengah malam, Andri terbaring di atas ranjang itu dengan mata yang masih terbuka, ia berandai-andai dan membayangkan dirinya dengan Yuni di masa depan, menikah di tempat seperti apa, memiliki rumah dimana dan seperti apa...

Ia merasa mimpi ini sangat dekat sekaligus sangat jauh, entah kapan dapat menjadi kenyataan.

Perlahan ia memejamkan matanya, membawa keinginan-keinginan indah itu ke dalam tidurnya.

Dalam mimpinya, ia mendengar suara tawa riang, seperti suara anak kecil yang mengitari dirinya, ia seperti sedang duduk di padang rumput suatu taman, seorang anak laki-laki dan dua orang anak perempuan sedang bermain di padang rumput, anak anjing dan anak kucing sedang bermain kejar-kejaran. Di tangannya ia membawa sebuah buku, melihat anak-anak itu berlari ke arahnya dan berteriak, "Ayah! Ayah..."

Satu per satu suara itu masuk ke dalam telinganya, Andri yang merasa di panggil oleh suara itu merasa gembira.

Setelahnya, ketiga orang anak itu berteriak ke arah lain, "Ibu!"

Andri menolehkan kepalanya ke arah anak-anak itu berteriak, ia melihat Yuni yang mengenakan pakaian olahraga berlari ke arahnya, ada seekor anjing kecil yang tidak berhenti berlari mengikutinya, ia terlihat sangat gembira.

Saat ketiga orang anak itu melihat ibunya dan anjing kecil, mereka pun ikut berlari dan terus berteriak, "Ibu!"

Saat Yuni berlari, rambut indahnya terlihat anggun tertiup oleh angin, tidak ada yang dapat mengalahkan cantiknya saat wajah putihnya yang dihiasi warna kemerahan pada pipinya itu sedang tersenyum , ia berkata,"Suamiku!" sambal berlari.

Ia berlari ke arah Andri lari Andri berdiri menyambutnya, ia segera memeluk Andri dan tidak berhenti menciumi pipinya. Yuni berkata dengan manja, "Suamiku, apakah kamu rindu padaku?"

Andri mengangguk dan tersenyum, "Rindu!"

"Kalau begitu mengapa kamu tidak menciumku?" tanya Yuni dengan manja sambil merangkul leher Andri.

Andri memegang wajah Yuni lalu menciuminya dengan ganas, setelah melepaskannya ia tersenyum dan berkata, "Kali ini boleh juga kan?"

Setelah menciumnya, tiga orang anak yang ada di sebelah mereka tidak hentinya merengek, "Ayah, aku juga mau dicium."

Andri segera melepaskan Yuni, ia lalu membungkukkan badan untuk memeluk ketiga orang anak itu dan bergiliran mencium pipi mereka.

Setelah mencium ketiga orang anak itu, muncul seseorang di taman, ia mengenakan kacamata hitam, seorang wanita dengan topi berwarna hitam, tinggi badannya hampir sama dengan Yuni, ia hanya berdiri dan memandangi mereka dari kejauhan, kira-kira berjarak 10 meter dari Andri.

Yuni yang sedang terlarut dalam kebahagiaan tiba-tiba terdiam, tatapannya tertuju pada wanita berkacamata hitam yang kebetulan memakai baju berwarna hitam juga, ia melihat orang itu sejenak, lalu memandang Andri seolah memberikan isyarat, "Suamiku, siapa orang itu?"

Andri yang sedang memandangi Yuni juga mengalihkan pandangannya untuk melihat wanita berkacamata hitam itu, tiba-tiba wajahnya berubah menjadi suram, bayangan wanita ini sangat tidak asing bagi dirinya, gambaran dalam pikirannya pun semakin buram dan tidak jelas....

Perlahan-lahan, wanita yang mengenakan kacamata hitam itu berjalan menghampiri Andri, ia berjalan semakin dekat, sampai di hadapan Andri, ia melepaskan kacamata hitamnya dan berteriak, "Andri!"

Saat itu Andri yang terkejut langsung terbangun dari tidurnya, ia terengah-engah, seluruh dahinya basah penuh keringat.

Saat ia terbangun, ia menemukan dirinya terbaring di atas ranjang rumah sakit, di luar sudah terang, sinar matahari yang hangat menembus kaca dan menyinari ruangan itu, sangat menyilaukan mata.

Yuni yang masih berada di ruangan itu segera bertanya pada Andri, "Andri, kamu kenapa?"

Andri masih bernapas dengan terengah-engah dan berusaha menenangkan dirinya sejenak barulah ia mulai berkata, "Aku baru saja bermimpi."

"Apa yang kamu lihat di dalam mimpi?" tanya Yuni penasaran.

Andri menjelaskan, "Di dalam mimpi aku bertemu dengan seorang wanita, tatapannya sangat kejam....."

"Wanita?" tanya Yuni lalu terdiam, ia tidak tahu Andri melihat siapa.

Karena itu ia bertanya lagi, "Wujudnya seperti apa?"

Perlahan bayangan wanita itu pun mulai tidak jelas dan kabur, Andri berusaha mengingat cukup lama, bayangan wanita itu dengan cepat sudah tersapu bersih dari pikiran Andri.

Andri mulai merasa pusing, entah mengapa dirinya dapat bermimpi seperti ini, apakah mimpi ini pernah terjadi dengan dirinya di masa lalu?

Andri berpikir sejenak lalu menutup matanya, "Ia memakai kacamata hitam, memakai baju berwarna hitam, topi berwarna hitam, postur tubuhnya mirip dengan kamu, tapi aku tidak dapat mengingat wajahnya, tapi tatapannya sangat kejam....."

Yuni curiga mimpi Andri barusan ada hubungannya dengan diri Andri di masa lalu, karena itu ia berkata lagi, " Andri, coba kamu ingat-ingat lagi, wajah wanita itu seperti apa, bukankah kamu dapat menggambar? Coba kamu gambar wajahnya, mungkin saja dapat bermanfaat untuk pemulihan ingatanmu."

Andri juga ingin menggambarnya, tapi sekarang kedua tangannya sedang tidak bisa digerakkan.

Novel Terkait

Cinta Setelah Menikah

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Tere Liye
18+
4 tahun yang lalu
Harmless Lie

Harmless Lie

Baige
CEO
5 tahun yang lalu
Cutie Mom

Cutie Mom

Alexia
CEO
5 tahun yang lalu
Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
5 tahun yang lalu
Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
5 tahun yang lalu
PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

Chantie Lee
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Adieu

Adieu

Shi Qi
Kejam
5 tahun yang lalu