My Charming Lady Boss - Bab 442 Villa pribadi

Dengan rasa bersalah Clay pun berkata: “Kak Andri, kamu tidak perlu berterimakasih, seharusnya aku yang meminta maaf kepadamu, kak Andri, kamu tidak perlu berterimakasih, seharusnya aku yang meminta maaf kepadamu, karena aku tidak bisa membantumu dalam masalah ini, sebenarnya aku sangat ingin membantumu namun aku tidak bisa berbuat apa apa, maafkan aku.”

Andri Chen tersenyum dengan tenang dan berkata, "Kamu tidak perlu Meminta maaf kepada aku, ini dendamku dengan keluarga Chen."

Pada saat ini, Clay melirik jam tangan di pergelangan tangannya dan mengalihkan topik pembicaraan, dan berkata, "Andri, sudah mulai malam, kita harus pergi."

Setelah mengatakan ini, Clay berbalik dan berteriak pada dua pria yang mengenakan topeng monyet yang berdiri di dekat mobil dan merokok, "Hei! Cepat kemari."

Kedua pria itu mendengar kata-kata itu, segera memadamkan rokok di tangan mereka, dan berjalan menuju lokasi Clay.

Salah satu dari mereka bertanya dengan ragu: "Ada apa kak Clay?"

Sambil mengenakan topeng tengkorak, Clay bergerak dan menyuruh mereka berdua, "Naikkan Kak Andri ke atas mobil, kita sudah harus kembali."

“Baiklah kak Clay.” Pria itu menjawab dengan patuh. Dia dan seorang pria lain membawa Andri Chen ke kendaraan off-road yang diparkir di sana. Andri Chen dilemparkan ke dalam bagasi kendaraan off-road. Sebenarnya Clay tidak ingin melakukan ini, tetapi aturan tetaplah aturan, dia tidak bisa melanggar aturan yang ditetapkan oleh tuan ketiga karena persahabatannya, apalagi Tuan ketiga adalah orang yang benci tidak bertindak sesuai aturan.

Beberapa tahun yang lalu, Clay mendapatkan banyak hukuman dari Tuan ketiga, ia pernah hampir mati karena melanggar aturan tuan ketiga.

Tiba-tiba, dunia Andri Chen kembali gelap. Dia hanya dapat mendengar suara pintu yang tertutup.

Dia pun dengan segera mendengar suara mesin kendaraan off-road yang perlahan meninggalkan puncak gunung. Andri Chen tidak tahu di mana itu, tetapi ia merasa bahwa gunung itu cukup tinggi dan jalurnya bergelombang, dia pun terombang-ambing di dalam bagasi mobil itu.

Tidak lama kemudian, Andri Chen merasa bahwa kecepatan kendaraan off-road itu menjadi cepat, dan jalannya juga rata, dia menduga kendaraan off-road itu harusnya sudah turun dari gunung.

Setelah itu, Andri Chen hanya mendengar suara angin yang sangat deras. Kendaraan off-road mereka harusnya sedang melaju di jalan tol, dan kecepatan mereka semakin lama terasa semakin cepat, mereka sambil mengendarai mobil sambil mendengarkan radio.

Dia pun mendengar melodi yang samar-samar itu pun lama-lama menjadi mengantuk.

Tidak terasa, dia pun akhirnya tertidur, dan dia juga tidak tahu sudah berapa lama berlalu. Kendaraan off-road itu tiba-tiba sedikit tidak seimbang, seolah-olah rodanya tersandung batu. Dia pun terbangun dari tidurnya itu dan merasakan bahwa kendaraan off-road itu telah berhenti.

Tidak lama kemudian, dia pun mendengar suara pintu yang dibuka, dan kemudian terdengar suara pintu bagasi dibuka, dia melihat langit biru dan Clay yang mengenakan topeng tengkorak, Clay pun melirik Andri Chen, dan meminta maaf kepada Andri Chen, " Maaf kak Andri, sekarang aku masih tidak bisa melepaskan ikatan mu untuk saat ini. Ini adalah permintaan Tuan ketiga, jika Tuan ketiga tahu, maka kita pasti akan kesulitan."

Andri Chen pun hanya bisa menuruti apa yang di katakan Clay, lalu Clay memerintahkan kedua pria lainnya untuk mengangkat Andri Chen keluar dari mobil, dan kemudian berjalan ke villa besar di depannya.

Melalui pengamatan, Andri Chen menemukan bahwa vila di depannya sangat besar sehingga tampak seperti sebuah universitas, yang meliputi area seluas setidaknya lebih dari seribu hektar, dan dari rambu-rambu jalan, dia mengetahui bahwa vila itu dibagi menjadi empat gerbang: timur, barat, selatan dan utara. Pintu yang mereka masuki adalah gerbang timur, yang merupakan pintu masuk utama vila. Lokasi geografis vila ini juga unik. Dia merasa bahwa ini seharusnya berada di pusat kota Beichuan. Tempat ini mungkin awalnya adalah sebuah sekolah, tetapi dibeli oleh Tuan ketiga, lalu dibangun menjadi vila pribadi. Dalam vila ini sangatlah lengkap, ada kolam renang, taman, lapangan golf, lapangan bola basket, lapangan sepak bola, dan arena tinju, dan bahkan ada sebuah danau buatan, dengan pohon-pohon willow yang dibatasi oleh danau, di tengah danau itu juga ada sebuah pondok yang bagus. Pondok itu memiliki beberapa lantai, dan ada kapal pesiar kecil di sampingnya.

Andri Chen diangkut oleh dua orang ke pondok yang ada di danau buatan itu, dan langsung naik ke lantai dua. Setelah sampai di lantai dua, Andri Chen pun ditempatkan di sofa, namun dilantai dua itu tidak ada orang satu pun. Lalu dia melihat Clay mengeluarkan ponselnya dan segera menelepon seseorang.

Telepon itu terhubung dengan cepat, dan Clay berkata dengan penuh hormat di telepon, "Paman Ma, orangnya telah datang."

Paman Ma di sisi lain telepon segera memerintahkan: "Ayo, bawa dia ke lantai lima, dan tuan ketiga akan segera kesana."

"Oke, Paman Ma," Clay menjawab dengan hormat, lalu menutup telepon dan menginstruksikan kedua pria di sebelahnya: "Bawa ke lantai lima."

“Baiklah kak Clay.” Kedua pria itu mengangguk serentak, mengangkat Andri Chen ke lantai lima pondok itu.

Mereka pun membawanya dari lantai dua ke lantai lima, selangkah demi selangkah, sementara itu, karena Andri Chen sendiri masih relatif berat, ditambah lagi memanjat lantai, keduanya begitu lelah sehingga mereka terengah-engah bagaikan kerbau.

Ketika Andri Chen ditempatkan di sofa lantai lima oleh dua pria itu, ia menemukan bahwa duduk di sini, dia dapat melihat keseluruhan villa yang sebesar apa yang dibayangkannya. Villa ini sangat mewah, malah lebih basar dari pada gedung pribadi di kota Quyang, di lantai lima ini, ada banyak merpati, mereka sering terbang dari sini menuju ke bangunan yanga ada di depan sana. bangunan itu sepertinya hanya berjarak ratusan meter dari pondok ini, tampaknya gedung villa itu dulunya adalah gedung bekas kelas, namun sekarang sedikit pun tidak terlihat villa itu dulunya bekas ruang kelas.

Saat Andri Chen sedang mengamati sekeliling, tiba-tiba sebuah ponsel berdering lagi.

Nada dering itu datang dari saku celana Clay. Dia mengeluarkan ponselnya dan menjawab telepon: "Hallo! Paman Ma! Kami sudah sampai di lantai lima."

Paman Ma memerintahkan di telepon: "Kata Tuan ketiga, kecuali kamu semua orang tetap di bawah pondok ini, jangan sampai mengagetkan merpati yang dipeliharanya."

"Baiklah, aku mengerti." Clay merespon dengan hormat.

Paman Ma kemudian bertanya: "Tuan ketiga bertanya, bagaimana dengan keadaan Nona kedua?"

Clay menjawab dengan jujur: "Paman Ma, Nona kedua masih beristirahat di hotel, tadi saya sudah menelepon dan bertanya, namun dia masih tidur ."

Setelah mendengar ini, Paman Ma pun berpikir sejenak, dan kemudian memerintahkan: "Begini, jangan sampai beri tahu Nona kedua bahwa dia dikurung di pondok ini. Hanya kamu dan orangmu yang tahu Akan hal ini, hal ini tentunya sudah dijelakan oleh Tuan ketiga langsung."

"Paman Ma, tenang saja! Nona kedua tidak mungkin bisa mengetahui hal ini." jawabnya dengan penuh kepastian.

“Bagus, Tuan ketiga akan segera datang.” Setelah itu, Paman Ma langsung menutup telepon.

Clay menutup telepon dan segera mengarahkan pandangannya pada dua pria yang mengenakan topeng monyet, dan memerintahkan: "Kalian semua turun, bergeraklah dengan tenang, jangan membuat kaget merpati Tuan ketiga."

“Baiklah kak Clay.” Keduanya menjawab bersamaan dan langsung turun ke bawah.

Setelah kedua lelaki itu pergi, Clay juga duduk di dekat jendela, saat ia duduk, ia langsung mengeluarkan sebungkus rokok dari saku pakaiannya, dan ketika ia mengeluarkan sebatang rokok untuk dinyalakan, tiba-tiba ia menyadari ada beberapa merpati berada di sebelah jendela. Hal ini membuatnya untuk tidak merokok, karena tuan ketiga suka memelihara merpati, maka bangunan lima lantai di danau buatan ini juga dibuat khusus untuk merpati. Ini adalah rumah merpati, tempat ini lebih baik daripada tempat tinggal manusia.

Memikirkan hal ini, Clay tidak ingin menyusahkan dirinya sendiri, jadi dia meletakkan rokok dan menunggu dengan sabar di kursi dekat jendela, tetapi topeng di wajahnya masih tidak dilepasnya.

Pada saat ini, Clay berbalik dan melihat Andri Chen, dan menemukan bahwa ada sesuatu yang hilang dari tubuhnya. Dia langsung tersadar, dan dia pun bangkit dari kursinya lalu berjalan menuju tempat Andri Chen berada, dan berkata dengan meminta maaf, "Kak Andri, Tuan ketiga akan segera datang, maafkan aku untuk apa yang akan terjadi nanti. "

Kemudian, Clay mengeluarkan sepotong kain hitam dan handuk untuk menyumbat mulut Andri Chen dari sakunya.

Ketika Andri Chen ditutup matanya oleh Clay, dunia pun menjadi gelap kembali, dia hanya bisa mendengar suara merpati yang sedang mengepakkan sayap.

Pada saat ini, Clay duduk dengan sabar di samping jendela, sesekali dia melihat jalan masuk yang mengarah langsung ke bangunan villa di bawah pondok itu, tidak tahu kapan mobil Tuan ketiga akan muncul

Waktu pun berlalu begitu saja, dan ketika Clay mengantuk, ia tiba-tiba mendengar suara "yang bising", Seolah-olah itu datang dari atas pondok itu, ia memiringkan kepalanya dan menemukan bahwa ada sebuah helikopter putih berada di atas villa itu, dan suara baling-baling gemerisik sangat memekakkan telinga.

Ketika helikopter benar-benar muncul dalam pendangan Clay, ia menemukan bahwa helikopter itu adalah milik Tuan ketiga, dan orang yang mengemudikan helikopter itu adalah Tuan ketiga, helikopter itu terbang ke arah villa tempat helikopter itu diparkir, di mana Dulunya tempat itu adalah sebuah kantin, dan kemudian dibongkar dan menjadi bandara helikopter untuk lepas landas dan mendarat di sana.

Posisi ini tidak jauh dari pondok. Clay dapat melihat dengan mata telanjang. Setelah helikopter mendarat dengan lancar, dua orang melompat keluar dari helikopter. Salah satu pria tua yang mengenakan pakaian olahraga adalah Tuan ketiga, dan yang lainnya mengenakan topi dengan mulut bebek dengan rambut hitam adalah Paman Ma yang tadi di telepon. Clay tidak tahu kemana Paman Ma dan Tuan ketiga pergi, tetapi setiap kali dia meninggalkan villa dengan helikopter, itu pasti ada urusan yang sangat penting.

Clay berdiri di samping jendela untuk sementara waktu, dan melihat Phantom Rolls-Royce perlahan-lahan bergerak menuju danau buatan, dan di belakang Rolls-Royce, ada beberapa Audi Q7 hitam. Tak perlu dikatakan, Clay juga tahu bahwa itu adalah tim elit Tuan ketiga. Mereka semua tentara bayaran asing, dan beberapa pensiunan tentara khusus di Amerika Serikat. Otot lengan mereka setebal paha Clay.

Tak lama kemudian, mobil-mobil ini berhenti di sudut pondok. Yang pertama turun adalah beberapa tentara khusus di Audi Q7. Mereka mengenakan seragam jas hitam khusus. Dari luar, mereka hanya satu set pakaian biasa. Ini adalah jaket anti peluru khusus, serta kacamata hitam khusus dan headset Bluetooth khusus. Kacamata hitam dapat digunakan sebagai teropong. Cukup menekan tombol di tepi kacamata hitam, kacamata hitam akan mengaktifkan beberapa mode, satu adalah night vision, yang kedua adalah mode teropong, yang ketiga adalah perspektif infra merah, dan mode lainnya yang sangat canggih, bahkan sepatu botnya dibuat secara khusus, di sepatu bot itu, ada banyak senjata misterius yang disembunyikan.

Setelah sepuluh tentara turun dari mobil, mereka menjaga Chen Tuan ketiga yang sedang bersiap untuk turun dari mobil dari semua arah. Meskipun itu di villa pribadi Chen Tuan ketiga, sepuluh tentara tetap waspada, matanya melirik seperti pemindai, jika ada yang tidak beres di sekitar mereka, mereka akan langsung meresponnya dengan cepat.

Novel Terkait

You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu

Love And War

Jane
Kisah Cinta
3 tahun yang lalu

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
3 tahun yang lalu

Suami Misterius

Laura
Paman
3 tahun yang lalu

My Beautiful Teacher

Haikal Chandra
Adventure
3 tahun yang lalu

Baby, You are so cute

Callie Wang
Romantis
3 tahun yang lalu

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu

Awesome Husband

Edison
Perkotaan
4 tahun yang lalu