My Charming Lady Boss - Bab 287 Kakak Desi

Pada saat ini, si peminum itu mengulurkan tangan dan menepuk pundak si bunga emas itu dan berteriak : "Si bunga emas !"

Si bunga emas yang sedang asik bermain tiba-tiba ditepuk pundaknya dan memarahi : "Sialan ! siapa yang menepukku ! Tidakkah kamu melihat bahwa aku sedang bermain BOSS ? Apakah kamu buta ?"

Ketika si peminum itu ingin melanjutkan menepuk si bunga emas itu, Desi menghentikan niatnya.

"Sialan !" si bunga emas itu terus menggedor mouse dan rokok di mulutnya juga bergetar.

Desi langsung mengangkat kakinya dan menginjak tombol sakelar komputer, dengan otomatis komputernya langsung mati. Si bunga emas yang saat itu sedang asik bermain tiba-tiba berteriak : "Sialan ! Apa yang terjadi?"

Ketika si bunga emas ini sedang marah sambil berdiri, barulah dia menyadari bahwa ada 4 orang yang berdiri di belakangnya, dari 4 orang ini, si bunga emas hanya mengenal si peminum.

Ketika si bunga emas melihat mereka, dia tidak memandang baik mereka, bahkan dia sambil memegang rokok, dia bertanya dengan marah : "Siapa yang tadi mematikan komputer ini ?"

Desi langsung menjawab : "Aku yang mematikannya."

"Beraninya kamu mematikan komputer saya, apakah kamu mau di hajar? Apakah kamu tahu siapa aku?" Jangan meremehkan gadis kecil ini, meskipun umur masih muda, tetapi emosinya sangat besar, sekali mengeluarkan suara, semua orang di warung internet sudah pasti tahu siapa dia, 80% orang-orang di sana menyaksikan mereka, hanya beberapa orang saja yang tidak peduli.

Setelah si bunga emas ini selesai memarahi, si peminum ini sangat ketakutan, karena dia tahu bahwa Desi ini adalah orang besar dan manager di Romance Bar sangat menghormati Desi, bahkan Desi juga membawa mobil Maserati, ini membuat si peminum tidak berani berbicara keras dengan Desi, dia berbicara dengan hati-hati, karena dia khawatir tas tangan yang dibelinya itu akan mendatangkan masalah bagi dirinya sendiri.

Namun, Desi tidak marah, dia hanya tersenyum sedikit dan berkata : "Anak kecil, kamu belum tua, tetapi emosi kamu tidak kecil juga."

"Dasar kamu, beraninya kamu mematikan komputer aku, lihat saja!" Selesai marah, Si bunga emas ini mengambil ponsel di meja komputernya dan menelepon, di telepon dia berkata : "Suamiku, ada yang menggangguku!"

Benar saja, kurang dari beberapa menit setelah si bunga emas menutup telepon, belasan pria bergegas masuk ke warung internet dengan tatapan yang ganas, dan memegang pipa baja kosong di tangannya.

"Suamiku, mereka menggangguku!" Tiba-tiba si bunga emas ini berubah menjadi gadis yang manja, dan pria yang berambut kuning itu berkata dengan kasar : "Sialan, kalian berani mengganggu istriku, aku akan membunuh kalian semua !"

Begitu pria berambut kuning itu ingin menghajar, Desi segera menghentikannya dan berkata : "Si tampan, tunggu sebentar."

Pria berambut kuning itu terdiam sejenak, tidak tahu apa yang ingin Desi lakukan.

Kemudian Desi bertanya : "Apakah kamu yakin ingin menghajar kami ? "

Pria berambut kuning ini terdiam lagi oleh ucapan Desi ini, karena dari mereka berempat, hanya wajah si peminum saja yang terlihat sedikit pucat, dan tiga lainnya terlihat cuek dan tidak takut sama sekali.

"Apakah kamu pikir aku tidak berani? Dasar Sialan!" Pria berambut kuning itu bahkan lebih sombong.

Desi mengingatkannya lagi : "Si tampan, lebih baik kamu melihat ke belakang dulu."

Begitu pria berambut kuning itu memalingkan kepalanya, wajahnya berubah, karena ada sekelompok orang bergegas masuk ke warung internet, masing-masing membawa pisau yang tajam, semua pisau yang dibawa sangat berkilau bahkan dapat digunakan sebagai cermin.

Ketika Desi melihat pria berambut kuning itu sedikit kebingungan, dengan sengaja Desi bertanya kembali : "Si tampan, apakah masih mau menghajar kami ?"

Total orang di kelompok pria berambut kuning itu ada 16 orang, tetapi kelompok yang baru saja masuk tadi itu ada 100 orang, tubuh mereka besar, kuat, dan memiliki tato di lengan, bahkan ada orang yang sengaja menutup pintu warung internet itu. Semua orang yang di dalam warung internet itu tidak berani melirik mereka, semuanya menundukkan kepala, dan kelompok yang membawa pisau tadi itu menyuruh semua orang di warung internet itu memakai headphone untuk mendengarkan musik.

Lima belas orang yang dibawa oleh pria berambut kuning itu langsung ketakutan, dan mereka dengan cepat melemparkan pipa baja yang ada di tangan mereka ke lantai, terlihat kebingungan di wajah mereka. Mereka tidak tahu siapa Desi sebenarnya, mereka mengira Desi hanyalah orang biasa.

Desi melihat pria yang berambut kuning itu terdiam di tempat, dengan senyum Desi berkata : "Si tampan, hajarlah kami! Jika kamu tidak melakukannya, maka aku akan menyuruh mereka untuk menghajar kalian."

Pria berambut kuning itu tidak berani melakukan apa pun, bahkan si bunga emas itu pun ketakutan. Dia belum pernah melihat pemandangan sebesar ini, dan ini pertama kali dia melihatnya.

Pada saat ini, Desi mengangkat pergelangan tangannya dan melihat jam tangannya, dan memerintahkan orang-orang di depannya : "Hajar mereka dalam waktu 5 menit, beri tahu mereka bahwa sebagai manusia tidak boleh sombong !"

"Baik ! Kakak Desi !" Seorang lelaki yang dikepalai oleh kelompok ratusan orang itu mulai menghajar keloompok belasan orang itu.

Selanjutnya, Andri Chen melihat kelompok belasan anak muda itu meringkuk di lantai, menutupi kepala mereka dengan erat. Hantaman dari kelompok ratusan orang itu kepada belasan anak muda itu seperti hantaman hujan es, beberapa orang dari kelompok belasan anak muda itu bahkan tidak tahan dengan hantaman itu hingga menangis.

Andri Chen sedikit kebingungan, dia tidak tahu kapan Desi memanggil begitu banyak orang. Dari situ dia tahu bahwa Desi bukan orang biasa. Jika tidak, bagaimana mungkin dia bisa menjadi saudara perempuan dengan Nora Shen.

Dalam waktu kurang dari 2 menit, si bunga emas ini langsung berlutu di depan Desi dan terus memohon belas kasihan sambil berkata : "Kakak besar, maafkan mereka ! Mereka bukan sengaja, mereka......"

Permohonan belas kasihan dari si bunga emas ini tidak dapat menggerakkan hati Desi, bahkan Desi meminta seorang pria untuk menampar mulut si bunga emas ini, karena dia telah memarahi Desi.

"Menampar ! Menampar !" Pria itu menampar wajah si bunga emas, dan si bunga emas ini menangis kesakitan, tetapi Desi tidak menghentikan anak buahnya, bahkan Desi berdiri di depan si bunga emas ini dan sambil tersenyum berkata : "Bukankah kamu pintar memarahi orang barusan? Aku akan menggantikan orang tuamu untuk mengajarimu dan memberitahumu konsekuensi dari memarahi orang !"

5 menit kemudian, Desi menghentikan mereka, dan meminta mereka untuk mengeluarkan keenam belas anak muda itu keluar dari warung internet.

Pada saat ini, si bunga emas ini masih berlutut di lantai dan terus menangis, tangisannya tidak mendapatkan simpati dari Desi, bahkan Desi mengancamnya dengan suara lembut : "Jangan menangis, jika kamu menangis lagi, aku akan membuat sebuah goresan luka di wajah kecilmu ini dengan pisau."

Si bunga emas mendengar kata-kata itu dan langsung berhenti menangis.

Melihat si bunga emas sudah berhenti menangis, Desi sedikit tersenyum, kemudian Desi menarik sebuah kursi dan duduk di depan si bunga emas ini, setelah itu Desi mengeluarkan tas tangan LV yang berwarna putih di depan si bunga emas yang gemetaran ini sambil bertanya : "Apakah kamu masih mengenal tas tangan ini? "

Si bunga emas melihatnya, tidak berani berbohong, mengangguk kepala dan berkata : "Iya."

Desi segera bertanya : "Dapat dari manakah tas ini ?"

Si bunga emas ini memandang sejenak tas LV yang berwarna putih dan berkata : "Dipungut dari jalan."

"Benarkah ?" Desi bertanya sambil tersenyum lagi.

Melihat senyuman Desi, si bunga emas ini merasa sedikit tidak nyaman, karena semakin lembut senyuman Desi, itu akan membuat orang semakin ketakutan.

Si bunga emas kemudian mengatakan yang sebenarnya : "Aku.... suamiku memberikannya padaku."

Setelah mendengar perkataan ini, Desi mengangguk dengan penuh pertimbangan, dan segera terlintas dipikirannya pria yang berambut kuning itu, Desi berbalik dan dengan cepat menginstruksikannya : "Pergi dan bawakan aku bocah yang berambut kuning itu ke sini."

"Baik, Kakak Desi !" Kata salah satu anak buah Desi, kemudian berbalik dan berjalan keluar dari warung internet.

Setelah beberapa saat, bocah berambut kuning itu dibawa oleh dua pria bersetelan, berlutu di depan Desi, dan Desi menggoyang-goyangkan tas tangan yang ada di tangannya itu dan bertanya : "Tahu kan apa yang ingin aku tanyakan padamu? "

Melihat tas tangan itu di tangan Desi, bocah berambut kuning segera mengerti segalanya.

Dia menggelengkan kepalanya dan berkata : "Aku tidak tahu apa-apa."

Setelah mendengar perkataan dari bocah itu, Desi merasa sangat nyaman, mengangguk kepala, dan memerintahkan pria di sebelahnya : "Potong jarinya untuk aku."

Ketika bocah berambut kuning itu mendengar perintah itu, dia sangat ketakutan dan wajahnya pucat.

Kedua pria bersetelan itu langsung bergegas berjalan ke arah bocah itu dan menyengat tangan kanannya di atas meja komputer, memperlihatkan lima jari yang gemetar.

Saat pisau semangka hendak memotong jari si bocah itu, si bunga emas itu langsung berkata sambil menangis : "Biarkan aku yang mengatakan, biarkan aku yang mengatakan."

Desi kemudian berteriak menghentikan aksi anak buahnya itu dan berkata : "Tunggu sebentar."

Jika bukan karena pria bersetelan berhenti tepat waktu, maka jari-jari bocah berambut kuning itu sudah menjadi dua belah. Namun ketika pria bersetelan itu berhenti, ia mendapati bahwa bocah berambut kuning itu sudah pingsan.

Ketika si bunga emas ini menangis keras, Desi kembali memperingatkannya dengan lembut : "Jangan berbohong padaku atau aku akan memotong jarimu."

Si bunga emas ini berkata sambil menangis : "saudara laki-laki aku yang memberikan tas tangan ini kepadaku."

"Saudara laki-lakimu ?" Desi terdiam sejenak kemudian bertanya : "Siapa nama saudaramu ?"

Si bunga emas mengatakan yang sebenarnya : "Namanya Sandy Zhao."

Desi merasa nama Sandy Zhao ini sedikit akrab, tetapi dia tidak ingat siapa orang ini. Akhirnya Desi mengambil ponsel si bunga emas ini dan berkata : "Teleponlah saudaramu dan biarkan dia datang ke sini, beritahu saudaramu kalau kamu sedang diganggu orang lain."

Si bunga emas tak berdaya, dia terpaksa menelepon saudaranya. Setelah panggilan tersambung, dia menangis di telepon dan berkata : "Kakak.... aku...."

Melihat si bunga emas ini menangis dengan sedih, pria yang di telepon itu terus bertanya : "Bunga emas, ada apa denganmu?"

"Kakak, tolong aku !" Si bunga emas tidak berhenti menangis.

"Bunga emas, jangan menangis, apa yang terjadi ? Kamu dimana? " Pria yang ditelepon itu tak berhenti bertanya.

"Aku.... Aku di warung internet." Baru saja si bunga emas mengatakan ini, Desi segera mengambil ponselnya dan menutup telepon.

Setelah selesai menelepon, Desi segera memerintahkan pria di sampingnya itu dan berkata : "Bawa dia ke mobil dan tutup mulutnya, aku tidak ingin dia mengacaukan rencana aku."

"Baik, Kakak Desi." Setelah itu, beberapa pria mengeluarkan si bunga emas itu dan bocah berambut kuning yang pingsan itu keluar dari warung internet.

Kemudian, Desi menyapa pemilik warung internet dan mengatakan kepadanya bahwa tidak ada yang terjadi. Lagi pula pemilik warung internet ini juga temannya Desi, tentu saja ini akan sangat membantunya.

Selanjutnya, Desi akan mengatur anak buahnya ini di dekat warung internet, sedangkan Desi, Andri Chen dan Nora Shen masuk dan duduk di dalam mobil Maserati menunggu dengan sabar. Jika ingin tahu di mana keberadaan Futari Tsu, mereka harus tahu dari mulut Sandy Zhao.

Beberapa menit kemudian, lingkungan di sekitar warung internet ini kembali tenang, orang-orang di jalan tidak tahu apa yang terjadi pada warung internet, tetapi setelah melihat begitu banyak orang pergi, tidak ada orang lagi yang membahasnya.

Pada saat ini, Si bunga emas yang sedang duduk di mobil lain, mulutnya di tutup dengan lem transparan, tetapi air matanya terus mengalir.

15 menit berlalu, tidak ada gerakan apa pun di pintu masuk warung internet itu, ponsel si bunga emas juga tidak berdering lagi.

Andri Chen dan Nora Shen sedang merokok di dalam mobil Maserati, mengambil beberapa tegukan, kemudian tiba-tiba Nora Shen berkata kepada Desi : "Desi, akankah saudaranya akan datang ke sini? "

Novel Terkait

My Enchanting Guy

My Enchanting Guy

Bryan Wu
Menantu
3 tahun yang lalu

Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Shuran
Pernikahan
4 tahun yang lalu

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu

The Gravity between Us

Vella Pinky
Percintaan
5 tahun yang lalu

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu

Yama's Wife

Clark
Percintaan
3 tahun yang lalu

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu