My Charming Lady Boss - Bab 101 Restoran Barat (1)

Dari telepon itu Andri dapat kabar kalau Yuni belakangan ini akan pergi ke Amerika, dengar-dengar penyakit ayahnya semakin parah, jadi mau tak mau harus pergi sebentar, dia ingin sekali temani Yuni pergi, tapi dia hanya bawahan Yuni, selain itu dia bukan siapa-siapa.

Andri balik bertanya di telepon : “Direktur Lin pergi berapa lama?”

Yuni menjawab dengan tidak yakin : “Kira-kira seminggu.”

“Oh.” Andri menjawab dengan agak kecewa.

Yuni yang menyadari sesuatu dari balik telepon pun bertanya : “Kenapa?”

Andri berkata dengan khawatir : “Direktur Lin, kalau kamu pergi, perusahaan bagaimana?”

Yuni berkata : “Akan aku urus semuanya dulu baru pergi ke Amerika.”

Andri bertanya lagi : “Pesawat tanggal berapa?”

Yuni menjawab : “Sementara belum pesan tiket pesawat, tunggu besok di kantor baru ngomongin lagi, aku ada telepon yang masuk, sudah dulu.”

Hanya begitu saja, Andri langsung menutup telepon dan menarik napas panjang sambil berdiri di depan Sekolah Menengah Atas Poly, satu minggu tidak bisa ketemu sama wanita pujaan, hati Andri Chen jadi tidak semangat.

Sambil masih berdiri di depan sekolah situ Andrian menghisap sebatang rokok, dia angkat lengannya untuk melihat jam, masih satu jam lagi baru jam 7 malam, tidak tahu kapan Rossa akan menelepon.

Ketika rokoknya sudah sampai setengah, handphone Andri berdering, dikeluarkannya handphone dia, awalnya dia kira dari Rossa, tapi pas lihat teliti yang tampak muncul di layar malah tiga kata ‘Kucing liar kecil’.

Dia termangu sejenak, tanpa berpikir panjang dijawabnya telepon itu, dan berkata : “Halo! Sayang.”

“Lagi dimana?” Tanya Sisca di telepon.

Andri menjawab : “Di SMA Poly.”

“Kamu ke sana buat apa?” Sisca bertanya dengan heran.

“Ada urusan.” Jawab Andri.

Sisca mengalihkan topik dan berkata : “Oh iya, aku kasih tahu dulu ya, besok malam datang ke rumahku.”

Kalau malam ini Sisca tidak telepon, Andri hampir sudah lupa soal ini.

“Ah!” Andri agak gugup ketakutan.

“Ah apaan kamu? Sebelumnya kan sudah sepakat, awas kamu kalau berani kabur tengah jalan.” Ancam Sisca dari balik telepon, terhadap Andri dia memang harus pakai cara seperti ini.

Andri tahu kalau dia masih mau tetap di kota Nanjing, dia tidak boleh macam-macam sama Sisca, kalau tidak, habislah hari-hari selanjutnya dia.

Sehingga di telepon dia hanya bisa menjawab : “Okelah!”

Sisca mengingatkan sekali lagi : “Besok malam jam 7, habis pulang kerja aku jemput kamu.”

“Oke.” Andri menjawab dan Sisca langsung menutup telepon.

Teringat soal besok malam, Andri jadi merasa tidak nyaman, dia mana seperti si dokter, kalau suruh dia pura-pura jadi orang jahat masih mendinglah, tapi dia sudah terlanjur mengiyakan, jadi mau tak mau dia harus melakukannya.

Tidak berapa lama setelah telepon ditutup, handphone Andri berdering lagi, kali ini dari Rossa.

“Andri, kerjaan kamu sudah selesai?” Rossa bertanya dengan lembut sekali dari balik telepon.

Andri menjawab : “Sudah selesai.”

Rossa bertanya lagi : “Kamu dimana? Aku pergi jemput.”

Hampir saja Andri menyebut SMA Poly, dia sudah janji sama Robin untuk menyimpan rahasia ini, jadi akhirnya dia menyebut satu tempat, “Aku di Grand CT.”

“Oke, aku jemput kamu sekarang.” Setelah ngomong begitu telepon langsung ditutup.

Seusai telepon Andri langsung berlari ke arah Grand CT, untungnya SMA Poly sama Grand CT tidak jauh sekali, kalau tidak bakal mati kecapekan dia.

Andri cepat sekali, hanya dengan beberapa menit, dia sudah di depan Grand CT.

Saat dia masih terengah-engah, handphonenya berdering lagi, ternyata masih dari Rossa.

Segera dia menjawab : “Halo! Rossa, kamu di mana?”

Rossa menjawab dari balik telepon : “Aku di pertigaan sini.”

Mendengar itu Andri langsung menoleh ke arah pertigaan, dengan cepat dia sudah menemukan mobil Mazda berwarna birunya Rossa.

Andri langsung menjawab lagi : “Aku sudah kelihatan mobil kamu, aku hampiri kamu sekarang juga.”

Setelah menutup telepon, Andri langsung berlari ke sana.

Pas melihat Andri, Rossa langsung menyapa dengan senyum : “Cepat masuk!”

Andri membuka pintu tempat duduk penumpang depan dan masuk, pas menutup pintu Rossa bertanya dengan penasaran : “Kok kamu ada di sini?”

Andri menjawab dengan tidak serius : “Hari ini lagi tidak apa-apain, jadi datang buat lihat cewek cantik.”

Rossa pun meledek : “Masih belum cukup lihat di kantor kamu? Direktur Lin kalian itu cewek cantik loh.”

Andri berkata dengan tidak berdaya : “Cewek cantik sih banyak, tapi sayangnya bukan punya aku.”

Rossa lanjut meledek : “Nikahi saja salah satu, beres deh.”

Andri menjawab dengan kasihan : “Tak mampu aku nikahi!”

Baru saja Rossa ingin lanjut menjawab, handphone di tasnya berdering, diangkatnya telepon itu : “Halo! Direktur Chen, oke oke, saya datang sekarang juga.”

Seusai ngomong begitu, Rossa menutup telepon.

Novel Terkait

I'm Rich Man

I'm Rich Man

Hartanto
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
4 tahun yang lalu

Hidden Son-in-Law

Andy Lee
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu

My Superhero

Jessi
Kejam
4 tahun yang lalu

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu