My Charming Lady Boss - Bab 377 Depan Mata Langsung Terang

Mendengar perkataan ini, Andri Chen tidak kepikiran suara menangis sendiri ternyata menyebar kedalam rumah Yuni Lin, demi menutupi kemaluan sendiri, dia berbohong menjawab: “tidak ada! Kamu tidak salah dengar?”

Yuni Lin menggeleng-geleng kepala, sangat yakin berkata: “tidak akan, aku berdiri didepan tempat jendela mendengar sangat lama, seperti adalah menyebar dari jendela luar, aku tidak akan salah dengar.”

Andri Chen tahu Yuni Lin keberanian kecil, terutama adalah setelah waktu itu mendengar suara anak perempuan menangis, dalam hati dia juga ada meninggalkan bayangan.

Tetapi Andri Chen seorang pria, bagaimanapun juga tidak akan mengaku didepan Yuni Lin bahwa diri sendiri sudah menangis.

Lalu, dia melanjutkan berbohong dan berkata: “oh, aku sudah kepikiran, aku barusan sedang menonton tv, didalam sinetron pemeran pria mengetahui pemeran wanita meninggal kemudian, dia menangis sangat sedih.”

Yuni Lin miringkan kepala melihat kamar Andri Chen sekilas, dengan penasaran bertanya: “kamu tidak ada menyalakan tv?”

Andri Chen melanjutkan menyakinkan kebohongannya: “oh, aku baru mematikan, sinetron tidak jelas begitu tidak ada awalnya.”

Pada saat berbicara sampai disini, pandangan mata Yuni Lin tiba-tiba jatuh diwajah Andri Chen, dia mengangkat kepala melihat dengan teliti, mengerutkan alis bertanya: “Andri, mata kamu kenapa?”

Andri Chen buru-buru menyahut: “oh, pada saat tadi melakukan kebersihan, ada debu tidak sengaja masuk kedalam mata, aku mengeluarkan debu sangat lama, baru dikeluarkan.”

Mendengar perkataan ini, Andri Chen tidak kepikiran Yuni Lin masih menganggap benar, dengan perhatian bertanya: “tidak masalah kan?”

Andri Chen menggelengkan kepala: “tidak masalah.”

Yuni Lin ini baru tenang, mengangkat kepala melihat-lihat Andri Chen didepan, langsung diam tidak tahu mau bicara apa lagi.

Andri Chen segera memutuskan pembicaraan: “sudah malam begini, kamu kenapa masih belum tidur?”

Yuni Lin menjawab: “tidak bisa tidur.”

Andri Chen tahu Yuni Lin mengapa tidak bisa tidur, mungkin adalah karena waktu itu mendengar suara anak perempuan menangis, membuat dalam hati dia meninggalkan bayangan, barusan mendengar suara pria, dia malah tambah ketakutan lagi.

Lalu, Andri Chen mencoba bertanya: “Yuni, kamu ketakutan bukan?”

Andri Chen seperti berkata isi hati Yuni Lin, dia juga sedikit mengangguk-angguk kepala, menjawab: “iya.”

Andri Chen lalu memberikan saran berkata: “jika tidak begini saja, aku pergi menemani kamu.”

Yuni Lin tidak ada menolak, karena dia adalah benar-benar ketakutan, tidak mendengar suara menangis masih mending, asalkan sekali mendengar, dalam hati dia sudah tidak tenang, dalam otak langsung suka berpikir aneh-aneh, dulu tinggal dihotel tidak masalah, setelah itu pada saat tinggal di negara Amerika, ada Jack yang menemani, dia baru tidak ketakutan lagi, sekarang balik lagi ke Komunitas Xin Hua, dalam otak dia kepikiran gambaran masa lalu lagi, berpikir-pikir, lalu bagaimanapun juga tidak bisa tidur, selalu merasa diluar jendela ada barang apa mengeluarkan suara aneh, ditambah sekarang sudah malam, dia tambah ketakutan lagi.

“Baik.” Yuni Lin mengangguk-angguk kepala, memberi petunjuk berkata lagi: “tidur dirumah aku saja!”

Andri Chen membalikkan badan berkata: “aku pergi mengambil selimut.”

Meskipun kota Nanjing sudah masuk musim panas, tetapi malam hari masih sangat dingin, tidak memakai selimut sangat gampang flu, Andri Chen terpaksa balik kekamar sendiri, menggendong selimut dan menutup pintu kamar sendiri, pergi kerumah Yuni Lin.

Pada saat dia menaruhkan selimut diatas sofa rumah Yuni Lin, Yuni Lin masih dengan sungkan berkata: “Andri, sudah merepotkan kamu lagi.”

Mendengar perkataan begini, dalam hati Andri Chen sangat tidak nyaman, diantara mereka, sejak kapan berubah menjadi begini sungkan, ini membuat Andri Chen sangat tidak biasa, menoleh kepala lalu berkata: “Yuni, kamu sejak kapan berubah begitu sungkan terhadap aku?”

Yuni Lin tidak berkata apa-apa, inisiatif menutup jendela yang diruang tamu, setelah menutupi, dia lalu berjalan kehadapan Andri Chen lagi, mengalihkan topik pembicaraan, bertanya: “Andri, mau tambah satu kasur selimut lagi tidak, sudah malam, ruang tamu sangat dingin.”

Andri Chen menggeleng-geleng kepala, dengan tidak peduli berkata: “tidak masalah, satu kasur selimut sudah cukup.”

Selesai bicara perkataan ini, Andri Chen tidak tahan menguap, hari ini sibuk sangat lelah, dia segera memberi petunjuk kepada Yuni Lin dan berkata: “Yuni, waktu sudah malam, cepatan kembali kekamar tidur saja! Jika ada masalah apa, teriak aku saja.”

Yuni Lin mengangguk-angguk kepala: “iya.”

Selesai bicara, Yuni Lin tidak bicara apa lagi, membalikkan badan berjalan menuju arah kamar, tetapi pintu kamar dia malah tidak tutup, dia merasa asalkan Andri Chen tidur didalam rumah sendiri, dalam hati dia tidak akan takut, tiba-tiba hati yang gantung itu juga menjadi tenang, waktu diri sendiri di negara Amerika, sering kali, dalam otak tidak tahan berpikir, Andri Chen bisa menemani disamping sendiri, ada dia, dia apapun juga tidak takut lagi, dan dia juga tahu, asalkan diri sendiri bertemu masalah apa, Andri Chen akan mencari cara untuk menyelesaikannya.

Yuni Lin sangat cepat naik keatas kasur, berbaring diatas kasur, saat mematikan lampu, dia malah tidak ada niat tidur, dalam otak berpikir aneh-aneh, berpikir didalam kamar ini, adegan-adegan yang pernah terjadi dengan Andri Chen, seluruh rumah adalah suara mereka, dan masih kepikiran gunting yang pernah menaruh disamping bantal terus, kemudian hari ini, Andri Chen sama tidur didalam rumah sendiri, dia malah tidak menaruh gunting disamping bantal, meskipun diantara mereka terjadi apa, Yuni Lin tidak akan menolak.

Berpikir-pikir, dia ternyata tidak bisa tidur, ujung mata selalu melihat-lihat luar kamar, bahkan memiringkan telinga mendengar didalam ruang tamu ada gerakan apa, tetapi didalam ruang tamu sangat diam dan aneh, sama seperti Andri Chen pada dasarnya tidak ada didalam kamar.

Barusan Andri Chen yang sudah ngantuk tiba-tiba juga kehilangan rasa ngantuk, sepasang tangan dia menaruh dibelakang kepala, seluruh badan berbaring diatas sofa, dua mata berputar kesana kemari, seperti sedang berpikir apa.

Dalam otak dia juga sedang mengenang masa lalu, berpikir gambaran yang terjadi diantara dia dan Yuni Lin didalam rumah ini, setiap adegan membuat Andri Chen tidak tahan mengenang, bahkan ingin selamanya berhenti disaat kebahagiaan itu.

Tetapi, sekarang sudah tidak bisa kembali lagi, dia kepikiran Rossa Du yang sedang berada diluar kota yang jauh, dia tahu apa tanggung jawab seorang pria, meskipun sangat mencintai Yuni Lin, dia tidak bisa melakukan hal yang tidak punya perasaan, jika tidak walaupun dia sudah menikah dengan Yuni Lin, dalam hati terhadap Rossa Du juga akan menyesal seumur hidup, bahkan dia tidak berani berpikir, kelak anak dia dengan Rossa Du, dia sekarang sudah menjadi seorang ayah, dari saat ini, harus memberi contoh yang baik untuk anak sendiri.

Perlahan-lahan, hari sudah malam, dalam kamar berubah menjadi lebih tenang lagi, Andri Chen mendengar kamar menyebar suara bunyi alarm, dia diam-diam mendengar, mendengar sebentar, dengan tidak sadar sudah tertidur.

Dia bermimpi lagi, dalam mimpi sangat kacau, ada bayangan Rossa Du, ada senyuman Yuni Lin, masih ada sedikit ekspresi wajah Nora Shen, bahkan dalam mimpi masih muncul wanita didalam foto yang bernama Angelina Chen itu, beberapa wanita ini sedang bicara apa, dia sama sekali tidak bisa mendengar jelas, ingin berjalan menuju mereka, tetapi bagaimana berjalan juga adalah membuang tenaga saja, malah mendengar suara Yuni Lin yang kenal: “Andri! Andri!”

Yuni Lin tidak berhenti memanggil nama sendiri, Andri Chen ingin menjawab, tetapi membuka mulut berkali-kali, bagaimana juga tidak bisa mengeluarkan suara, sampai akhirnya, Andri Chen baru dibangunkan, pada saat dia membuka sepasang mata, baru sangat terkejut menyadari, hari sudah terang, barusan suara didalam mimpi itu seperti disamping telinga, menoleh kepala melihat, baru menyadari Yuni Lin yang memakai piyama dress berdiri disamping sendiri, tidak berhenti memanggil nama sendiri.

Yuni Lin melihat Andri Chen membuka sepasang mata, dengan suara lembut berkata: “Andri, sudah mau siang hari, kita rencana kapan mau pergi bertemu ibu kamu?”

Andri Chen mendengar Yuni Lin berkata begini, ini baru bereaksi kembali, segera duduk tegak dari atas sofa, menolah kepala melihat-lihat jam dinding diatas dinding ruang tamu, sekarang jam 11 lewat 25 menit, lewat sebentar lagi, sudah jam 12 siang, pagi hari pasti tidak bisa pergi lagi, hanya bisa sore hari.

Dia tidak kepikiran diri sendiri tidur begitu nyenyak, meskipun semalam tidur lebih malam, tetapi sekali tidur, dia tidurnya sangat nyenyak.

Andri Chen menguap, mengulurkan tangan garuk belakang kepala, menjawab: “sore hari pergi saja!”

Baru selesai bicara perkataan ini, hp Andri Chen malah disaat ini berbunyi, dia tidak tahu adalah siapa yang menelepon diri sendiri, pada saat dari tempat teh mengambil hp, baru sadar adalah telepon dari Nora Shen.

Andri Chen tidak berpikir terlalu banyak, segera mengangkat telepon, karena telepon ini sangat mungkin ada hubungan dengan Rico Wang.

“Hallo!”

Nora Shen didalam telepon langsung bertanya: “Andri, ibu angkat barusan sudah menelepon aku, tanya kamu pagi hari ini mengapa tidak membawa pacar perempuan pergi bertemu dia? Dia sudah selesai memasak menunggu kamu satu jam lebih.”

Andri Chen buru-buru menjawab: “Nora, kamu bilang dengan ibu aku sebentar, aku bangun kesiangan, sore hari baru kesana.”

“Baik, aku sudah tahu.” Nora Shen menjawab.

Pada saat Nora Shen berencana mematikan telepon, Andri Chen segera bertanya: “oh iya, Nora, apakah Rico sudah ada berita?”

Nora Shen menjawab jujur: “aku sudah mengutus orang pergi mencari tahu, tetapi sangat cepat sudah ada berita, asalkan ada berita, aku akan segera menelepon kamu.”

Andri Chen tidak ada bertanya apa lagi, sangat berterima kasih berkata: “sudah menyusahkan teman-teman.”

Nora Shen berkata: “Andri, Rico juga adalah teman baik kami, ini sudah seharusnya.”

Pada saat berkata sampai disini, Nora Shen mengalihkan topik pembicaraan lagi, membujuk berkata: “Andri, kamu lebih baik cepat bangun pergi menjenguk ibu angkat! Kamu jangan membiarkan dia tunggu terlalu lama.”

“Baik, aku sudah tahu, aku segera bangun tidur.” Andri Chen mematikan telepon, dari samping sofa berdiri.

Yuni Lin berdiri disamping dengan curiga bertanya: “Andri, sudah terjadi apa?”

Andri Chen yang kelihatan dada sambil memakai baju, sambil menjawab: “ibu aku sudah selesai memasak dan menunggu kita satu jam lebih, masalah ini semuanya salahkan aku, bangun kesiangan.”

Yuni Lin mendengar, segera memberi petunjuk berkata: “jika begitu aku sekarang pergi ganti baju, kamu cepat-cepat pergi mencuci, sebentar kita langsung berangkat.”

“Baik.” Andri Chen menjawab satu kata, tidak ada berkata apa lagi, langsung dengan langkah cepat berjalan menuju kamar mandi.

Setelah beberapa menit kemudian, dua orang sudah selesai bersiap-siap, pada saat Yuni Lin sekali lagi berdiri dihadapan Andri Chen, tiba-tiba membuat dia terang.

Yuni Lin melihat kondisi tersebut, dengan penasaran bertanya: “Andri, kamu kenapa?”

Melihat ekspresi wajah Andri Chen, Yuni Lin masih mengira diri sendiri memakai baju ini ada yang tidak benar.

Pada saat tunggu Andri sadar kembali, dia dengan jujur memuji: “Yuni, kamu memakai baju ini sangat cantik!”

“Benarkah?” Yuni Lin masih ada sedikit curiga, diri sendiri hanya memakai sebuah dress renda.

Novel Terkait

Mr CEO's Seducing His Wife

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
3 tahun yang lalu

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu

Gaun Pengantin Kecilku

Yumiko Yang
CEO
3 tahun yang lalu

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
4 tahun yang lalu

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu