My Charming Lady Boss - Bab 114 Meminjam Kamar Mandi (2)

"Tidak bermain lagi?" Sisca bertanya dengan terkejut.

Futari menggelengkan kepala dan berbicara: "Besok masih ada kelas!"

Dengan begitu, ketiganya turun menggunakan lift, ketika tiba di gerbang depan perumahan, Futari langsung duduk kursi sebelah pengemudi mobil polisi, Andri duduk di kursi belakang.

Dengan cepat, Sisca pun menyalakan mesin, Futari membuka suara: "Kak, kamu antar Kakak Ipar pulang terlebih dulu saja!"

“Baiklah." Sisca mengemudikan mobil polisinya meninggalkan Merseyside Garden.

Tiba-tiba Andri teringat Sisca pasti tidak tahu di mana tempat tinggalnya, ia sibuk menyampaikan pada Sisca: "Sisca, turunkan aku di Komunitas Perumahan Xin Hua saja!"

"Baiklah." Sisca mengangguk.

Futari yang duduk di kursi samping pengemudi mendengarnya dan langsung bertanya penasaran, "Kakak Ipar, kamu tinggal di Komunitas Perumahan Xin Hua?"

"Betul." Andri mengangguk mengiyakan.

Futari tertawa: "Rumahku juga dekat dengan Komunitas Perumahan Xin Hua."

"Benarkah? Suatu kebetulan." Tiba-tiba Andri khawatir, karena Futari merupakan anak yang sulit dihindari.

Futari menjawab: "Aku tinggal di Komunitas Perumahan Xing An"

Andri berpikir sejenak, Komunitas Perumahan Xing An memang ada di dekat Komunitas Perumahan Xin Hua, jika berjalan kaki, kira-kira berjarak sepuluh menit.

Tidak lama kemudian, Sisca menghentikan mobil polisinya di pintu depan Komunitas Perumahan Xinhua, baru saja Andri turun dari mobil, Futari juga ikut turun, berdiri di depan kaca mobil dan berkata pada Sisca: "Kak, aku turun di sini, waktu sudah malam, kamu cepatlah mengemudi pulang! Menghindari Bibi khawatir, aku bisa berjalan kaki saja."

Sisca mengangguk lalu memerintahkannya: "Kalau begitu kau hati-hati, setelah tiba di rumah, kirimkan aku pesan."

"Baiklah, Kak." Futari menjawab sambil melambaikan tangan ke arah Sisca, lalu melihat mobil posisinya pergi dengan cepat.

Mobil polisi semakin lama semakin menjauh, ketika benar-benar sudah tidak terlihat lagi, barulah Andri tersadar, ia menetapkan pandangannya pada diri Futari, berinisiatif: “Kuantarkan kamu pulang!”

Futari merogoh ponsel dan melihatnya, lalu menengadah dan berkata dengan santai: “Waktu masih pagi, bermain sebentarlah baru pulang.”

“Semalam ini, kamu mau pergi bermain kemana?” Andri bertanya sambil mengerutkan alisnya.

Futari menoleh dan melihat sejenak Komunitas Perumahan Xin Hua, menoleh kembali dan berkata: “Kerumahmu!”

Andri bertanya dengan putus asa: “Apa yang menarik dari rumahku?”

Futari berjalan kehadapan Andri dan berbisik: “Kakak Ipar, aku ingin pipis, boleh aku meminjam kamar mandimu sebentar?”

Andri tidak bisa apa-apa, ia hanya bisa mengiyakan: “Baiklah!”

Mendengar ini, Futari tersenyum merekah dan berkata: “Kakak Ipar, kamu sungguh baik!”

Dengan begitu, dipimpin oleh Andri, Futari mengikutinya memasuki Komunitas Perumahan Xin Hua, ketika berjalan di koridur, Andri sengaja menyapukan pandangannya pada pintu rumah Yuni Lin, tidak tahu apakah ia ada di rumahnya.

Andri membuka pintu, Futari langsung menerobos masuk, berkeliling di rumah Andri, lalu menghela napas: “Kakak Ipar, rumahmu sangat kecil!”

Andri mengalihkan topik dan bertanya: “Bukankah kamu ingin ke kamar mandi?”

Futari baru tersadar, ia menyapukan pandangannya ke seluruh sudut ruang tamu, lalu berjalan ke arah kamar mandi.

Setelah masuk ke kamar mandi, ia tidak menutup pintu, membuat Andri mengerutkan alisnya, hatinya berpikir mengapa anak ini memiliki kebiasaan seperti ini?

Ia meminum seteguk air di ruang tamu. Beberapa menit kemudian, Futari berjalan keluar dari kamar mandi.

Mengelilingi ruang tamu, berjalan langsung menuju kulkas dan membuka pintu kulkas, dari dalamnya mengeluarkan sekaleng bir, menoleh dan bertanya dengan asal: “Kakak Ipar, kamu mau minum?”

Andri terkejut dan bertanya: “Kamu masih umur berapa? Bagaimana bisa sudah belajar meminum bir?”

Futari membuka tutup kaleng bir, berjalan ke depan Andri, wajahnya tampak serius sambil berkata: “Kakak Ipar, beberapa hari yang lalu aku baru saja genap 18 tahun, aku sudah dewasa, sudah boleh meminum bir.”

Selesai berbicara, ia menengadah sambil meneguk birnya, lalu duduk di samping Andri, bertanya dengan misterius: “Kakak Ipar, apakah kamu mempunyai pacar?”

“Kenapa?” Andri terkejut.

Futari meminum seteguk lagi lalu tersenyum dan berkata: “Asal bertanya saja.”

“Tidak akan kuberitahu!” Andri meneguk air, sengaja menghindar.

Jawaban Andri, mengundang ketertarikan Futari, langsung ia mengancam: “Kakak Ipar, kamu tidak akan memberitahuku, bukan? Kalau begitu aku akan segera menelepon bibi, melaporkan kamu bersekongkol dengan Kakakku, menipu mereka.”

Sambil berbicara, anak ini mengeluarkan ponselnya, bahkan mencari kontak Bibinya.

Andri benar-benar putus asa, hanya bisa mengiyakan: “Aku memiliki pacar.”

Futari terus bertanya: “Apakah dia cantik? Siapa namanya? Apa pekerjaannya?”

Andri hanya bisa menjawab: “Tentu cantik, namanya Yuni, bekerja sebagai orang kantoran.”

Futari langsung membandingkannya dengan diri sendiri: “Secantik diriku?”

Andri tidak menjawab, malahan melihat jam tangan di pergelangannya, menyadari waktu hampir pukul 12 malam, ia pun sibuk memburu-buru: “Gadis kecil, waktu sudah malam, kuantarkan kamu pulang!”

Futari langsung bersender di sofa dan berkata: “Kakak Ipar, jawab aku, atau malam ini aku tidak akan pergi.”

Novel Terkait

Cutie Mom

Cutie Mom

Alexia
CEO
5 tahun yang lalu

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
4 tahun yang lalu

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu

Pernikahan Tak Sempurna

Azalea_
Percintaan
3 tahun yang lalu

Sang Pendosa

Doni
Adventure
4 tahun yang lalu

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
3 tahun yang lalu

Hidden Son-in-Law

Andy Lee
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
4 tahun yang lalu