My Charming Lady Boss - Bab 103 Omongan yang keceplosan (1)

Yuni yang berpakaian tidur melihat ada Rossa juga terkejut, dia tidak menyangka akan ketemu Rossa di depan rumahnya, dilihatnya sekilas ke Andri, dan baru mengerti.

Dia letakkan sampah di tangannya ke tempat sampah lorong situ, lalu menyapa dengan tersenyum : “Halo!”

Dengan sangat terkejut Rossa berkata : “Direktur Lin, tak disangka benaran kamu!”

Tidak tahu mengapa Andri sangat tidak ingin Yuni melihat dia bersama Rossa, apalagi semalam ini, kalau dia salah paham bagaimana?”

Dia melihat sekilas ke Yuni, lalu bertanya dengan perhatian : “Direktur Lin, demamnya sudah sembuh?”

Yuni menjawab : “Sudah baikan.”

Andri masih ingin bertanya lagi, tapi Yuni sudah ngomong duluan : “Aku tidak ganggu kalian dulu, sudah mau istirahat.”

Rossa menjawab dengan tersenyum : “Selamat malam!”

Selesai berkata begitu, Yuni menutup pintu rumah. Pandangan Rossa kembali ke Andri, dan dengan tertawa berkata : “Andri, kamu tidak jujur loh ya.”

Dengan tidak merasa bersalah Andri bertanya : “Loh aku kenapa?”

Dengan memberi isyarat membuka pintu Rossa berkata : “Ngomong di dalam saja.”

Pas ini baru Andri mengeluarkan kunci membuka pintu dan mengajak Rossa masuk ke rumahnya, Rossa mengelilingi rumah itu satu kali, lalu kembali ke ruang tamu dan berkata : “Rumah ini dari luar kelihatannya tidak seberapa, tapi di dalam ternyata lumayan juga.”

Andri langsung bertanya : “Rossa, mau minum apa?”

Rossa bertanya : “Ada bir tidak?”

Andri berjalan ke arah kulkas dan membuka, “Bir hitam boleh?”

“Boleh!” Sambil berkata demikian, Rossa masuk lagi ke kamar Andri dan memutar satu kali, ternyata rumah Andri bersih sekali, seorang cowok bisa sampai sebersih ini, sungguh diluar dugaan.

Andri mengeluarkan dua kaleng bir dari kulkas, dibukannya satu dan disodorkannya ke Rossa : “Lumayan kan rumah aku?”

Rossa menarik kembali pandangannya ke Andri dan mengangguk : “Iya lumayan.”

Selesai berkata, diambilnya bir yang Andri sodorkan, dan dengan sungkan berkata : “terima kasih.”

Kemudian dengan tidak sabar diminumnya bir itu, “Haus sekali aku.”

Andri juga mulai meminum, sambil memperkenalkan : “Pas aku baru sampai di Nanjing, tidak gampang nyari rumah, jadi sementara ketemu yang di sini.”

Rossa yang saat ini tidak memikirkan soal rumah, melainkan mengalihkan pembicaraan dan meledek : “Andri, jangan-jangan kamu sengaja nyari rumah yang di depan direktur Lin?”

Dengan muka polos Andri menjelaskan : “Tidak kok, aku sudah tinggal di sini beberapa waktu pas Direktur Lin tiba-tiba pulang dari Amerika, tak disangka ternyata tinggal di depan rumah aku, aku juga tidak menduga sekali.”

Rossa tertawa dan bertanya dengan curiga : “Benaran?”

Andri balik bertanya : “Sejak kapan aku pernah bohongin kamu?”

Rossa kembali mengingatkan : “Malam ini saja kamu sudah bohongin aku.”

“Adakah?” Andri agak kebingungan.

Rossa mengingatkan lagi : “Kamu bukannya bilang kamu tidak mengerti bahasa perancis? Kenapa pas pesan makanan kamu lancar sekali?”

Mendengar Rossa bilang begitu, Andri baru nyadar dan terkekeh : “Aku kira aku tidak bisa, tapi pas melihat tulisan perancis itu, di otakku langsung muncul semuanya.”

Rossa mendengus : “Pembohong!”

“Serius, sampai sekarang juga aku tidak tahu perancis aku belajar dari mana.” Andri menjelaskan dengan jujur.

Rossa kembali meneguk birnya, dan saat dia menengadahkan kepala meneguk, tanpa sengaja bir itu muncrat dari mulutnya, membuat bir mengalir di lehernya.

Melihat ini, langsung muncul niat tak baiknya Andri, tapi dia berusaha mengendalikan dirinya sendiri, dia tidak ingin terjadi hubungan seperti itu lagi sama Rossa, kali sebelumnya itu adalah kesalahan yang sangat besar.

Rossa yang hari ini pakai dress ketat lengan panjang berwarna putih, dengan bawahan stocking hitam, ditambah dengan heel, kelihatan tinggi dan ramping.

Tidak tahu mengapa, Rossa yang berpakaian dress pendek ketat ini menggoda sekali, tak heran banyak cowok yang terpikat sama dia, sungguh godaan di dunia fana, terutama body dia ini, selalu membuat orang jadi nafsu.

Setelah meminum satu teguk, Rossa mendekat dan menatapnya lurus, bahkan sengaja mengitarinya satu kali, lalu kembali di hadapan Andri dan bertanya dengan curiga : “Dri, coba kamu bilang dulu kamu kerja apa?”

Andri menggeleng kebingungan : “Bagaimana aku bisa tahu, kalau aku tahu juga sekarang aku tidak perlu kesusahan begini, bisa jadi aku konglomerat.”

Rossa juga merasa begitu, ditunjuknya jam tangan merk Milus di lengannya, “Jam tangan kamu ini tidak murah!”

Andri berpikir sejenak lalu berkata : “Menurut kamu apa jangan-jangan aku itu juga bos besar?”

Sambil menggenggam kaleng bir itu, Rossa menggeleng : “Aku lihat sih tidak mirip.”

:”Terus aku mirip apa?” Tanya Andri.

Rossa berkata : “Aku lihat mirip lelaki pemalas.”

Andri bertanya dengan heran : “Emang aku mirip?”

Rossa menjawab : “Biasanya lelaki pemalas itu ganteng, satu ini cocok sama kamu.”

Tanpa malu-malu Andri berkata : “Kalau aku lelaki pemalas, kamu yang bayar aku.”

Novel Terkait

Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
3 tahun yang lalu

Eternal Love

Regina Wang
CEO
3 tahun yang lalu

My Greget Husband

Dio Zheng
Karir
3 tahun yang lalu

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
4 tahun yang lalu

Be Mine Lover Please

Kate
Romantis
3 tahun yang lalu

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
3 tahun yang lalu

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
4 tahun yang lalu

Predestined

Carly
CEO
4 tahun yang lalu