Ternyata Suamiku Seorang Milioner - Bab 33 Usaha yang Tekun (2)

Setelah berkata demikian, Andreas pun menerkam Victoria, menekan tubuh Victoria lalu mencium aroma tubuhnya. Di wajah Andreas terpampang senyuman yang lebih menjijikkan daripada sebelumnya, lalu ia mulai menggunakan tangannya!

"Minggir! Pergilah!" Teriak Victoria sambil menangis dan mendorongnya sekuat tenaga, namun Andreas malah akan menciumnya, Victoria kaget dan menghindar.

Bohong namanya kalau bilang ia tidak takut, air mata Victoria mengalir, sebelah tangannya menarik bajunya mati-matian, tangan satunya menahan Andreas sekuat mungkin untuk membuat jarak di antara mereka.

Namun sekarang Andreas sedang bergairah, ia tidak peduli terhadap teriakan dan perlawanan Victoria, ia mencium leher Victoria lagi dan lagi, tangannya melepas tangan Victoria dan menahannya di atas kepalanya. Tiba-tiba ia menarik kemeja Victoria hingga terbuka, menampakkan pakaian dalamnya.

Matanya bersinar, bagaikan seekor serigala yang melihat seekor kelinci, tak mengalihkan pandangan!

"Enyah!"

Kulitnya terekspos ke udara terbuka, Victoria merasa dingin, kemarahan berkecamuk di hatinya, air matanya tak berhenti mengalir, kakinya tak bisa bergerak karena ditekan oleh Andreas, kedua tangannya digenggam erat-erat oleh Andreas…

Siapapun tolonglah dia…

Victoria putus asa dan hanya memejamkan matanya, air mata dari ujung matanya mengalir hingga ke helaian rambutnya, hatinya terasa dingin, ia tiba-tiba merasa seperti gravitasi lenyap, ia hanya mendengar sebuah suara. "Wallace! Lepaskan! Ah!"

Wallace?!

Victoria membuka mata, ia melihat dari sudut matanya, siluet orang yang familiar itu sedang menghajar Andreas, air matanya melambat, ia menarik kemejanya menutupi dirinya.

Raut wajah Wallace sangat tidak enak, matanya merah, ia melirik dari sudut matanya lalu mengambil tongkat besi di sebelahnya dan akan memukulkannya ke kepala Andreas, saat itu tubuh dan wajah Andreas telah banyak ditempeli percikan darah, ia terlihat sangat menyedihkan.

Di saat itu juga, sepasang tangan memeluk Wallace dari belakang, membuat tubuh Wallace menjadi kaku, mata yang haus darah itu juga menjadi tenang, tangannya yang menggenggam tongkat besi itu mulai gemetar, lalu Wallace berkata dengan suara serak, "Victoria…"

"Wallace, jangan…" Ujar Victoria dengan sedikit gemetar, tangannya merangkul erat pinggang Wallace, ia takut begitu tongkat besi ini mengenai kepalanya, Andreas pasti mati, tidak pantas melanggar hukum karena pria brengsek ini!

"Ia telah melukaimu!" Kata Wallace dengan dingin, matanya masih merah darah, ia tak berani membayangkan apa jadinya kalau kedatangannya telat selangkah saja, akibat sebesar apa yang akan terjadi? Terutama saat ia membuka pintu dan melihat Andreas sedang merayap di atas tubuh Victoria, ia sangat amat ingin membunuh Andreas.

Waktu itu mematahkan sebelah tangannya sudah termasuk baik, malah terjadi hal seperti ini!

"Membunuh itu melanggar hukum…"

Suara Victoria melemah, tangannya perlahan jatuh, kakinya sempoyongan, lalu ia pun terjatuh ke lantai.

Sorot mata Wallace meredup, ia melihat Victoria yang akan jatuh, ia segera melempar tongkat besi itu dan menarik Victoria ke pelukannya, tangan besarnya mendekap erat pinggang Victoria, ia melihat Victoria sudah pingaan, ia seketika menjadi panik.

"Victoria!" Panggil Wallace, ia merangkul pinggangnya dan menggendongnya, lalu melihat Andreas yang masih merengek di depannya, ia pun menendangnya.

"Ah!" Teriak Andreas, tangan dan kakinya bergerak kacau. "Jangan bunuh aku! Jangan bunuh aku!"

Dan saat itu terdengar sirine polisi di luar, Wallace melipat bibirnya dan melihat Andreas lalu berkata, "Kau hanya akan bisa berjongkok di sisa waktu hidupmu…"

Kemudian ia menggendong Victoria dan melangkah pergi.

Mendengar sirine mobil polisi, Andreas menjadi panik, ia jelas ketakutan namun ia tak bisa kabur, ia pun menetapkan hati, toh ia akan dipenjara, sebaiknya ia…

Berpikir demikian, Andreas pun bangkit berdiri, mengambil tongkat besi yang dibuang oleh Wallace, matanya penuh keinginan untuk membunuh.

"Matilah!" Teriak Andreas dengan suara serak, ia mendadak mengayunkan tongkat itu ke arah Wallace yang sedang berjalan ke mulut pintu.

Bang! Raut wajah Wallace berubah sangat tidak enak, darah segar mengalir dari belakang kepalanya, tanpa sempat berpikir ia menendang Andreas ke lantai, kepalanya yang pusing mengeluarkan darah setetes demi setetes dan jatuh di rok Victoria, membuatnya nampak seperti motif bunga merah.

"Victoria…" Ujar Wallace dengan pandangan buram, dan tangan yang mulai lemas, Victoria yang bersandar di tubuhnya pun meluncur dan jatuh ke lantai, dan Wallace ingin menggapainya lagi, namun pandangannya kabur, kepalanya sangat sakit, ia pun juga terjatuh ke lantai!

Saat ini di ruang bengkel itu telah tumbang 3 orang, Andreas ditendang oleh Wallace hingga menabrak kaki mesin, tabrakannya begitu keras hingga ia tak ada tenaga untuk bangkit lagi, hanya bisa merengek kesakitan di sana.

"CEO!"

Begitu Willy masuk, ia langsung melihat Wallace yang terbaring di tanah, suaranya tidak tenang seperti biasanya, terdengar panik, tambah lagi setelah melihat genangan darah yang mengalir dari kepala Wallace itu ia bertambah panik.

"Dokter cepat datang," teriak Willy pada orang di belakangnya, lalu ia maju dan mengangkat Wallace, lalu melihat Victoria yang pingsan, sepertinya terkena luka luar, membuatnya kaget dan tak sadarkan diri.

Novel Terkait

Mr Huo’s Sweetpie

Mr Huo’s Sweetpie

Ellya
Aristocratic
4 tahun yang lalu
Menaklukkan Suami CEO

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
4 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
5 tahun yang lalu
Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
4 tahun yang lalu
Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Jiang Muyan
Percintaan
5 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
The Comeback of My Ex-Wife

The Comeback of My Ex-Wife

Alina Queens
CEO
4 tahun yang lalu