Ternyata Suamiku Seorang Milioner - Bab 24 Jatuh Hati (1)

"Kenapa bisa sampai begini..." Nada bicaranya yang sedikit marah itu membuat Victoria melihatnya, air matanya mengalir, seperti telah menemukan sandaran hidupnya, dia menyandar di depan dadanya, menangis.

Karena kemunculan Wallace Mo, membuat keadaan semakin aneh, seperti dari suhu yang tinggi tiba-tiba turun beberapa derajat membuat orang-orang tiba-tiba kedinginan.

Saat ini pandangan Wallace Mo dingin seperti es, tangannya dikepal erat melihat Andreas Chen dan Luna Chen yang terduduk di lantai, sebenarnya dia hanya datang dan ingin menjemput Victoria pulang, tidak disangka malah melihat kejadian seperti ini, kalau saja dia telat datang...

Tidak bisa dibayangkan.

"Victoria, tuanmu datang kamu langsung pura-pura sedih? Ayah, Victoria sebenarnya wanita jalang yang dipelihara pria ini, kamu lihat tuannya sudah datang!" Luna Chen berkata, walaupun dia tidak tahu mengapa ayahnya bisa berhubungan dengan Victoria Gong, tapi ayahnya sepertinya benar-benar jatuh hati kepada Victoria Gong, hal ini tidak boleh terjadi!

Tapi Luna Chen tahu semua wanita disini sangat ingin dipelihara Wallace Mo, di saat yang sama dia juga sangat kagum dengan nasib baik Victoria!

"Aku tidak memukul wanita."

Empat kata ini membuat ekspresi Luna Chen menjadi kaku, saat itu dia tidak tahu harus merespon apa.

"Victoria adalah wanitaku, siapapun yang menyentuhnya harus berurusan denganku! Hari ini aku jadi tahu satu hal baru tentang University of Xiamen, bahkan orang sepertimu ini pun layak kuliah disini?" Wallace Mo tertawa dingin, menepuk-nepuk Victoria yang menangis, dengan pelan dia berkata, "Begini ya kamu dijahatin?"

Tiba-tiba dia merasa kasihan dengan wanita ini, pandangan matanya lembut.

"Nona Gong, kamu, kamu tidak apa-apa kan? Luna dia tidak sengaja, kamu jangan marah dengannya ya!"

Tidak peduli lagi dengan rasa sakitnya, Andreas Chen maju kesana, melihat calon istrinya yang berada dalam pelukan pria lain, dan mengatakan ke semua orang bahwa dia adalah wanitanya? Bagaimana mungkin dia bisa diam? Pria ini pasti sudah bosan hidup!

Tangannya baru saja ingin menyentuh pundak Victoria Gong, tapi malah ditahan dan didorong oleh tangan pria itu, telapak tangannya dibalikkan dan dia pun menjerit kesakitan.

"Ini wanitaku, kamu mau sentuh?"

Wallace Mo mendorong Andreas Chen, mulutnya tertutup rapat, menepuk-nepuk Victoria, baru saja ingin melepaskannya dan maju kesana, tapi Victoria tiba-tiba melingkari dan memeluk pinggangnya, menaikkan kepalanya dan matanya merah melihatnya, dengan pelan dia berkata: "Sudahlah, kita pergi saja, aku mohon..."

Victoria yang rendah hati, membuat dia menjadi lebih kasihan.

"Oke!"

Wallace Mo tersenyum, menggendong Victoria, melihat Andreas Chen yang terdiam, dia membalikkan badan dan pergi.

Dan di belakang mereka sekarang terdengar suara-suara yang marah terhadap Luna Chen, tapi Wallace Mo tidak peduli sama sekali, suatu hari dia akan membalas semua ini ke Luna Chen, dan juga Andreas Chen.

Wallace Mo dengan hati-hati mendudukkan Victoria ke kursi mobil, memasangkan sabuk pengaman, mencium dahinya, menutup pintu dan duduk di dalam mobil.

Melihat pandangan Victoria yang seperti sedang kehilangan arah, dia mengulur tangannya merapikan rambutnya, berkata: "Hari ini kamu pasti kaget ya?"

Tentu saja dia kaget, tapi dia tidak menyangka akan memalukan seperti ini.

"Hari ini kamu melihat keadaan seperti ini... Aku..."

Sekarang mereka masih berstatus suami istri, tapi kejadian memalukan seperti ini di sekolah, dia...

"Bajumu ditarik orang kamu juga tidak nangis, malahan di saat aku datang kamu baru menangis, sepertinya aku yang membuatmu sedih ya?" Wallce Mo tahu Victoria wanita kuat, tapi suka menangis di depannya hal ini membuatnya semakin suka dengannya.

Ini menjelaskan kalau dia bisa membuatnya tenang, berarti ini hal baik.

"Tidak mungkin aku menangis di hadapan Luna Chen dan Andreas Chen bukan?" Victoria memurungkan mulutnya, seperti ada sesuatu yang tidak menyenangkan, tangannya menarik erat jas Wallace Mo, seperti telah mengingat sesuatu, menekan suaranya dan bertanya: "Kamu... kamu kok bisa datang?"

Mereka sudah berjanji, tanpa persetujuannya dia tidak boleh sesukanya datang ke sekolah dan mencarinya, ini bisa membuat orang lain salah paham, tapi jelas-jelas pagi ini baru saja mereka bicarakan perjanjian itu, masa siang ini langsung dilanggar?

"Aku meneleponmu, tapi kamu tidak angkat, makanya aku langsung datang ke sekolah. Sebenarnya aku ingin membawamu ke restoran Prancis, tapi sepertinya sekarang tidak bisa pergi lagi."

"Ma, maaf..."

Suara Victoria semakin kecil, seperti seekor kucing kecil, membuat Wallace Mo merasa kasihan, dia mendekatinya, Victoria tahu dia mendekat, menoleh kesamping dan melihatnya.

Matanya masih sedikit merah dan bengkak, seperti seekor kelinci, membuatnya ingin "memakannya".

Wallace Mo tertawa kecil dan kembali ke kursinya menghidupkan mobil, perasaan hatinya sangat senang, dan berkata: "Kita pulang ke rumah ya, istriku?"

I...Istri?

Victoria tiba-tiba membego, dia belum sempat menjawab, tapi mobil itu sudah jalan. Pipi Victoria memerah, mengingat dia yang datang tepat waktu dan menolongnya tadi, seperti seorang ksatria yang sedang melindunginya, memberikan ketenangan terbesar kepadanya.

Orang ini bukan orang lain, melainkan suaminya yang sah secara hukum, adalah orang terdekatnya.

Hanya saja ini akan bertahan berapa lama?

Dia menoleh ke samping dan melihat wajah Wallace Mo, dia sedang melihat wajah yang diidam-idamkan wanita lain, saat itu juga hatinya mulai bergejolak.

Keduanya langsung menuju ke rumah, sepanjang perjalanan tidak ada yang berbicara.