Ternyata Suamiku Seorang Milioner - Bab 85 Lagi-lagi Wanda (2)

Ketika Victoria yakin Wallace sudah pergi, barulah dia mau keluar kamar. Dia mendapati sarapan favoritnya telah siap. Namun, dia memilih mandi, bersiap berangkat ke kampus. Masih ada dua bulan sampai kelulusan. Kebanyakan mahasiswa sedang sibuk magang atau menulis tugas akhir. Tetapi, Victoria dan beberapa mahasiswa lainnya masih sering bolak-balik kampus, untuk membantu dosen yang sibuk. Dia berharap, dengan begini, sidang skripsinya nanti bisa dipermudah.

Sebenarnya, Victoria sudah lama tidak mengunjungi kampus untuk membantu dosennya. Namun, dia tidak ingin tinggal di rumah dan tenggelam dalam pikiran-pikiran negatifnya. Kalau dia memilih tinggal di rumah, dia akan teringat masalah Wallace dan itu akan membuatnya marah.

Victoria berniat mengunjungi kampusnya dengan mengenakan kaca mata hitam. Dia tidak ingin ada orang yang mengenalinya. Cuaca bulan april perlahan semakin cerah, suhu udara juga perlahan naik. Sinar matahari cukup meyilaukan. Jadi, tidak sedikit yang mengenakan kaca mata hitam. Victoria merasa lega, tidak banyak yang memperhatikannya.

Sesaat ketika dia sampai di depan pintu kantor dosen pembimbingnya, dari dalam ruangan Victoria mendengar suara yang mirip dengan suara Wanda Gu.

“Itulah maksudku. Terimakasih banyak.” ujar Wanda Gu girang.

“Tidak masalah.” jawab dosen itu.

Entah bagaimana, tetapi Victoria merasa ada yang tidak beres dengan nada bicara dosen itu. Namun, Victoria tidak tahu tepatnya. Dia lalu berhenti berpikir macam-macam. Tidak mungkin Wanda Gu ada di dalam kantor dosennya.

Victoria berusaha menenangkan diri, lalu mengetuk pintu ruangan itu, “Permisi, saya Victoria. Apa saya boleh masuk?”

Victoria? Wanda Gu lalu membalikan badan, menghadap pintu. Bibirnya menyungging senyum licik. Sesaat ketika dosen itu hampir menjawab, Wanda Gu lalu mendekatinya dan berbicara dekat di samping telinganya, “Tolong urus yang saya minta tadi. Kalau tidak, sesuatu bisa terjadi di jalan ketika anak anda pulang sekolah, kecelakaan mobil misalnya. Siapa tahu. Lagipula, yang saya minta tidak berlebihan, juga sangat mudah dilakukan. Bagaimana menurut anda?”

Wajah dosen itu seketika pucat pasi, tersirat jelas perasaan enggan di wajahnya, tetapi dia tidak memiliki pilihan selain untuk menyetujui permintaan gadis itu, “Baiklah.” ujarnya tegang.

Wanda Gu puas lalu tersenyum senang. Dia turun dari meja, lalu merapikan roknya yang berantakan.

Victoria mendengar percakapan dari dalam ruangan yang seketika senyap. Dia khawatir terjadi apa-apa pada dosennya. Dia lalu mengetuk pintu lagi, “Apa ada orang di dalam?”

Dosen itu mengatur suaranya, “Masuk. Pintu tidak dikunci.”

Setekah mendapatkan perijinan dosennya, Victoria lalu memasuki ruangan.

Sesaat ketika Victoria memasuki ruangan, tiba-tiba dia dipeluk erat, sangat erat hingga hampir terjatuh.

“Kau kakak yang membela ku kemarin, ‘kan? Rupanya kita seangkatan, juga satu dosen pembimbing. Benar-benar takdir!” ujar Wanda Gu girang sambil melepas pelukannya, dia melihati Victoria yang sedang berusaha berdiri tegap. Matanya tersenyum mengejek namun bibirnya menyungging senyum manis. Wanda mengulurkan tangannya, mengajak berkenalan. “Ijinkan aku memperkenalkan diriku, nama ku Wanda Gu. Bagaimana denganmu? Oh, tadi kau sudah menyebutkan namamu, Victoria, ‘kan? Hai, Victoria.”

Victoria terkejut dengan sambutan hangat dari Wanda, dia belum pernah bertemu orang yang sangat mudah akrab seperti Wanda Gu. Bahkan, Berly Liu pun kalah dengannya. Berly Liu tidak pernah tiba-tiba memeluk orang.

“Ulurkan tanganmu, aku sudah mengulurkan tanganku dari tadi. Apa kau tidak menyukai gadis semanis aku?” ujar Wanda dengan mata berbinar, berlagak manis.

Melihat Wanda yang lugu dan manis, amarah Victoria pun lenyap. Victoria berhati lembut dan pemaaf. Jadi, ketika seseorang benar-benar mencoba akrab setulus barusan, Victoria langsung luluh. Dia lalu mengulurkan tangannya, menjabat tangan Wanda. Setelah itu, barulah Wanda menarik tangannya kembali.

“Guru, dia ini…” Victoria tidak paham ketika Wanda bilang mereka satu dosen pembimbing. Jelas-jelas Wanda tidak ada di kelas, bahkan kampus yang sama dengannya. Mahasiswa semester akhir akan lulus sebentar lagi, tidak praktis untuk pindah universitas, pikirnya.

Sesaat ketika dosen itu akan buka mulut, Wanda tiba-tiba berdiri diantara mereka sambil tersenyum.

“Kakak mengkhawatirkanku? Tenang saja, aku bisa memberitahumu semua yang ingin kau ketahui. Oh, iya. Apakah tepat aku memanggilmu kakak? Tahun ini, aku berusia 21 tahun. Aku akan berusia 22 tahun bulan November nanti. Bagaimana denganmu?” ujar Wanda riang, sambil memiringkan kepalanya. Kedua tangannya terpaut dibelakang tubuhnya, sibuk memberi dosen itu kode untuk diam.

Victoria merasa Wanda menghalangi pandangan dosennya dan itu sedikit tidak sopan. Tetapi, melihat dosen itu tidak mengatakan apapun, Victoria hanya bisa diam. “Aku genap 22 tahun bulan ini.”

“Kalau begitu tepat saja aku memanggilmu kakak! Kak Victoria, aku baru saja pulang dari luar negeri.” ujar Wanda.

Victoria sudah tahu Wanda baru saja pulang dari luar negeri, Wallace sendiri yang memberitahunya tadi malam.

“Aku belum lulus di luar negeri, tetapi aku sudah tidak tahan lagi ingin bertemu Kak Wallace. Jadi, aku mendaftarkan diri ke kampus ini. Aku tahu tinggal dua bulan saja hingga aku lulus, tetapi aku benar-benar tidak tahan lagi.”

Mata Wanda Gu berbinar ketika dia menyebut nama Wallace Mo.

Seusainya Wanda berbicara, dia menggapai tangan Victoria, mengayun-ayunkannya, “Kak Victoria, kenapa kau diam saja? Wallace Mo, orang yang membelaku kemarin, apa kau mengenalnya?”

Novel Terkait

Lelah Terhadap Cinta Ini

Lelah Terhadap Cinta Ini

Bella Cindy
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Hidden Son-in-Law

Hidden Son-in-Law

Andy Lee
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
3 tahun yang lalu
Mata Superman

Mata Superman

Brick
Dokter
3 tahun yang lalu
Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
4 tahun yang lalu
The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
4 tahun yang lalu