Ternyata Suamiku Seorang Milioner - Bab 272 Mencari Keberadaannya (2)

Detik berikutnya, Wallace berlutut di tanah, mengambil kertas tersebut, dan dengan hati-hati membuka lipatannya, dan melihatnya lagi. Mungkin itu satu-satunya hal nyata yang ditinggalkan Victoria padanya. Dalam beberapa ratus kata di surat pendek tersebut, Victoria berkata untuk jangan mencarinya sebanyak 3 kali. Bagaimana mungkin dia tidak pergi mencarinya? Victoria adalah perempuan yang dicintainya.

Kemudian Wallace melipat surat itu dengan hati-hati dan dengan perlahan memasukkannya ke dalam dompetnya, seolah-olah Victoria terus menemaninya.

Kemudian, Wallace merapihkan pakaiannya dan berjalan keluar dari apartemen. Dia ingin mencari Victoria. Setelah menutup pintu, apartemen menjadi tenang seolah tidak terjadi apa-apa.

Pukul setengah sebelas pagi, di kota sebelah.

Victoria menarik koper dan berdiri di depan sebuah rumah berwarna putih. Sebenarnya, rumah ini adalah milik Charles Gong. Kemudian, dia memberikannya kepada Victoria sebagai hadiah. Victoria ingin pergi meninggalkan Wallace dan pergi ke tempat lain, secara tidak sadar, dia teringat akan tempat ini.

Victoria melihat ke rumah, lalu menarik koper dan berjalan masuk ke vila. Tidak banyak furnitur di vila tersebut. Desainnya sangat minimalis. Warnanya juga sederhana. Tidak terlihat terlalu mewah. Ini sesuai dengan selera Victoria. Tapi terlalu besar untuk dirinya sendiri.

Sambil menghela nafas, dia berjalan masuk ke dalam sebuah ruangan dan memasukkan barang bawaannya. Dia ingat, Charles Gong pernah mengatakan bahwa vila ini dibersihkan secara teratur oleh seseorang.

"Seharusnya ada selimut dan kebutuhan lainnya." Victoria berbicara pada dirinya sendiri, pergi ke lemari, membuka pintu satu per satu, dan melihat selimut dan seprai bersih di bagian bawah.

Setelah selesai menata tempat tidur, dia berbaring dengan nyaman. Akhirnya, dia bisa beristirahat dengan baik setelah berlarian sepanjang malam. Victoria menyentuh perutnya, dengan perlahan dan dengan lembut.

"Sayang, kita telah sampai di tempat baru." Victoria berbicara dengan lembut seolah dia ibu yang baik.

Dan bayi di perut tampaknya dapat mengerti perkataan Victoria, dan reaksinya adalah membiarkan Victoria merasakan sakit.

Victoria mengerutkan kening, lalu tersenyum dan berkata, "Sayang, kamu bisa mendengar ibu, bukan? Sekarang, kita telah memulai hidup baru. Kita harus bahagia." Victoria yang sekarang, sama sekali tidak menyangka dirinya pernah berpikiran untuk menggugurkan anaknya. Mungkin tanpa sadar, Victoria akan berubah pikiran.

Dia berbaring sebentar, tetapi tanpa sadar wajah Wallace muncul di benaknya.

Wallace, apakah sekarang dia sedang mencariku? Atau sedang pergi dengan Elizabeth dan anaknya makan bersama ayah dan ibu Mo? Mau tidak mau dia mengingat apa yang terjadi semalam.

Ketika Wallace tertidur, Victoria perlahan membuka matanya, dan dia berada di pelukan Wallace. Dia mengangkat kepalanya dan menatap Wallace. Apakah dia sedang bermimpi indah? Terlihat sebuah senyuman di wajah Wallace.

Victoria juga tersenyum, setelah beberapa detik, hatinya perlahan dipenuhi dengan kepahitan dan rasa sakit. Victoria mengangkat lengan Wallace dari pinggangnya dengan lembut dan duduk dengan hati-hati. Wallace sepertinya merasakan pergerakan Victoria. Dia meraih pinggang Victoria dengan tangan besarnya. Victoria tidak berdaya. Setelah beberapa menit, dia menyingkirkan tangan Wallace lagi, bangkit perlahan dan membantu Wallace menutupi selimut.

Dengan lembut dia mengambil ponselnya, melihat pesan teks, yang berbunyi, "Aku sudah membantumu mengurusnya, semua histori juga sudah aku hapus." Victoria tersenyum, menghapus pesan teks, dan dengan lembut meletakkannya. Dia membuka laci dan melihat surat perceraian yang ditandatanganinya. Victoria melepas cincinnya dan menaruhnya di atasnya. Seluruh gerakan itu begitu halus, dia sudah membayangkannya berkali-kali dalam benaknya.

Kemudian dia mengambil pena dan kertas dan menulis sebuah surat dengan air mata di matanya. Hanya dalam beberapa ratus kata, Victoria menulis sambil tersedu-sedu, seolah melampiaskan seluruh emosi yang dia pendam selama ini.

Tapi kemudian, dia tersenyum, lega.

Mungkin sudah waktunya untuk melepaskan, pikirnya.

Kemudian, dia melipat pakaiannya dengan lembut, perlahan-lahan membuka resleting kopernya. Dia pergi ke samping tempat tidur, membungkuk dan mencium bibir Wallace dengan lembut. Namun, dia merasa Wallace meresponsnya. Victoria terkejut. Wallace tidak bangun, kan? Victoria dengan cepat bersembunyi dan berdiri di sisi lainnya sambil ketakutan. Sampai akhirnya napas Wallace mulai teratur, Victoria baru merasa lega.

Victoria tersenyum, berganti pakaian, dan meninggalkan apartemen dengan perlahan-lahan. Kali ini, dia tidak melihat ke belakang sama sekali.

Memikirkan hal ini, Victoria memejamkan mata dan hatinya seperti dipukul. Tampaknya semua ini sudah berakhir, tetapi Victoria tahu bahwa perlu beberapa saat baginya untuk sembuh dan terbiasa dengan hidup seorang dirinya. Ketika dia meninggalkan apartemen, Victoria merasa bahwa senyum di wajahnya seperti sebuah pukulan yang menyerang hatinya.

"Victoria, mulai hari ini, kamu harus tumbuh dewasa." Victoria menyemangati dirinya dalam hatinya. Dulu, di sampingnya selalu ada ayahnya dan Wallace, sehingga dia bisa mengabaikan segalanya, tetapi sekarang dia tidak bisa. Kehidupan seperti ini memaksanya untuk tumbuh dewasa dan mandiri. Selain itu, ada bayi di perutnya.

Dia tersenyum dan perlahan menutup matanya, menciptakan rasa lega yang belum pernah ada sebelumnya.

Novel Terkait

After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
4 tahun yang lalu
My Only One

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
5 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu