Ternyata Suamiku Seorang Milioner - Bab 346 Si Jelek tidak enak didengar

Dia benar-benar bodoh, dia tidak melihat jelas tadi saat perawat menunjukkan padanya. Sekarang bisa di bilang sangat jelas.

Wallace Mo menyunggingkan bibirnya dan berkata: “Dia akan tumbuh nanti.”

Victoria Gong mengangguk, tapi baru saja lahir dan sudah memikirkan masa depan, ini terlalu cepat. Dia memelototi Wallace Mo dan berkata: “Kamu tidak boleh menindasnya.”

Wallace Mo menunjuk dirinya tidak yakin.

“Nanti kita semua akan memakai topeng Opera Cina di rumah.” Ucap Victoria Gong, sambil memeluk anak dalam gendongannya yang akan ia besarkan seperti anak pangeran.

Wallace Mo sangat tidak berdaya, dia menggelengkan kepala, anaknya baru saja lahir tapi dia sudah bisa membayangkan masa depan. Dia menjilat bibirnya dan berkata: “Tidak bisa, kita harus tegas pada anak lelaki.”

“Tidak boleh.” Victoria Gong membela.

Wallace Mo tertawa dan bekata: “Baiklah, Victoria, kita sudah harus mengembalikannya ke dalam inkubator.”

“Tapi……” Victoria Gong tidak rela.

Wallace Mo sebisa mungkin melembutkan suaranya untuk membujuk Victoria Gong: “Sayangku, dia harus tinggal di inkubator, kalau tidak dia mungkin kekurangan oksigen."

Demi anaknya, akhirnya Victoria Gong setuju. Dia memberikan anaknya pada Wallace Mo setelah mencium keningnya.

Wallace Mo segera kembali setelah meletakkan anaknya ke dalam inkubator. Dia duduk di sisi Victoria Gong dan berkata: “Kamu sudah melewati waktu yang sulit, Victoria.”

Victoria Gong tersenyum malu. Sebenarnya dia sangat kesakitan saat melahirkan, benar-benar ada suatu rasa tidak ingin melahirkan lagi. Tapi saat melihat bayinya, semua perasaan itu musnah. Jelas-jelas dua tubuh berbeda tapi dia bisa merasakan interaksi antara dia dan bayinya, sangat menyentuh.

“Tidak sama sekali.” Jawab Victoria Gong. Dia masih ingin melahirkan bayi perempuan, dia harus mempersiapkannya.

Saat ini, Wallace Mo masih ingin mengatakan sesuatu tetapi kedua orang tuanya berjalan masuk.

“Pa, Ma.” Sapa Victoria Gong.

Ibu Mo berjalan ke sisi Victoria Gong dan berkata penuh senyum: “Victoria, hari ini sudah sangat malam, Mama hanya bisa membuatkanmu sedikit bubur, besok Mama akan membuatkan makanan lezat untukmu.”

Victoria Gong menatap Ibu Mo dengan perasaan bersalah. Ibu Mo belum sepenuhnya pulih, tapi dia masih saja mengantarkan bubur yang dibuatnya kemari. Dia menyesap bibirnya dan berkata: “Ma, pulanglah untuk beristirahat, besok baru datang lagi.

“Tidak apa-apa, Mama akan menemanimu disini.” Jawab Ibu Mo.

Wallace Mo menatap Victoria Gong, kemudian kembali menatap Ibu Mo dan berkata: “Mama pulang saja, disini ada aku.”

“Benar, Ma.” Sahut Victoria Gong disebelahnya.

Bagaimanapun Ibu Mo tidak akan bisa mengalahkan mereka, setelah tinggal untuk sesaat akhirnya dia pergi.

Wallace Mo melihat kotak bekal di atas meja, dan bertanya pada Victoria Gong: “Kamu sudah lapar?”

Victoria Gong mengangguk, butuh tenaga yang banyak untuk melahirkan anak, bagaimana mungkin dia tidak lapar? Tapi saat membahas tentang makan, Victoria Gong teringat makanan Perancis yang belum sempat di makan saat sebelum melahirkan.

“Aku ingin makan makanan Perancis.” Victoria Gong berkata manja.

Wallace Mo tersenyum, memang tukang makan. Dia menuangkan semangkuk bubur dan berkata: “Sekarang tidak ada makanan Perancis, hanya ada bubur putih.”

Victoria Gong cemberut, hanya dengan memikirkan semeja penuh dengan makanan, air liurnya sudah akan berjatuhan.

“Dengarkan aku, kamu sekarang tidak bisa makan makanan seperti itu, aku akan membawamu makan disana setelah sebulan.” Ucap Wallace Mo menghibur Victoria Gong.

Victoria Gong mengangguk dan berkata: “Mau bagaimana lagi.”

Wallace Mo tersenyum dan menyuapkan bubur untuk Victoria Gong, keduanya mengobrol dan tertawa bersama.

Setelah menghabiskan setengah buburnya, Victoria Gong teringat sesuatu dan bertanya: “Wallace, kamu juga belum makan, kan? Lapar tidak?”

“Tidak lapar.” Wallace Mo menggelengkan kepala.

Bagaimana mungkin tidak lapar?

Victoria Gong meraih mangkuk bubur dari tangan Wallace Mo.

“Kamu juga harus makan.” Ucap Victoria Gong sambil menyendokkan bubur ke depan mulut Wallace Mo.

“Victoria, kamu yakin mau seperti ini?” Tanya Wallace Mo memberikan pandangan penuh artinya.

Melihat ekspresi Wallace Mo, Victoria Gong tahu apa yang sedang di pikirkannya. Dia dengan cepat menarik kembali tangannya dan meletakkan kembali mangkuk bubur pada tangan Wallace Mo dan berkata: “Kalau begitu kamu makan sendiri.”

Wallace Mo tersenyum dan berkata: “Aku benar-benar tidak lapar.”

“Kalau begitu aku juga tidak makan.” Ucap Victoria Gong layaknya seorang ratu.

Wallace Mo tidak akan bisa menang melawan Victoria Gong, dan kemudian memakan buburnya juga, Victoria Gong tersenyum.

Keduanya makan dengan penuh canda tawa, waktu sudah menunjukkan pukul setengah 1 tengah malam saat buburnya habis.

Wallace Mo merapikan barang-barang dan berkata: “Victoria, kamu harus tidur sekarang.”

Victoria Gong yang melihat hanya ada sofa di ruang rawat, bertanya: “Lalu kamu bagaimana?” dia tidak ingin Wallace Mo tidur di atas sofa.

“Bukannya kita akan tidur bersama?” ucap Wallace Mo dengan wajah serius menggoda Victoria Gong.

Victoria Gong melihat ranjang yang ia tiduri, tidak besar, juga tidak kecil, kemudian memutar bola matanya pada Wallace Mo: “Kamu ingin merebut kasur seorang ibu yang baru melahirkan?”

Wallace Mo tidak mengatakan apapun, dia memindahkan Victoria Gong ke sisi ranjang dan dia membuka selimut kemudian ikut baring bersamanya.

Victoria Gong enggan pada awalnya, tapi ketika dia merasa sangat bahagia saat berada di pelukan Wallace Mo. Dirinya belum bisa bergerak banyak, hanya bisa mengalungkan kedua tangannya pada pinggang Wallace Mo.

“Victoria, kita belum memberikan bayi kita nama.” Wallace Mo mengecup rambut Victoria Gong saat mengatakannya.

Victoria Gong baru tersadar selama hampir 10 bulan dia mengandung, belum juga memastikan nama bayinya. Dia menengadahkan kepala perlahan menatap Wallace Mo dan berkata: “Apa kamu sudah memikirkannya?”

“Bagaimana kalau kita memanggilnya si jelek?” canda Wallace Mo

Victoria Gong menepuk Wallace Mo dan berkata dengan tidak suka: “Tidak enak di dengar.” Dia ingin memberikan nama yang bagus untuk bayinya.

Wallace Mo melengkungkan bibir dan berkata: “Berikan saja dulu nama panggilan.”

Victoria Gong berpikir sesaat, dia teringat bahwa sebelumnya dia sudah menyiapkan beberapa nama. Dia bekata: “Bagaimana dengan Si nakal ?”

“Si nakal tidak bagus, kelak dia akan tumbuh jadi anak yang nakal dan menindasmu.” Jawab Wallace Mo sambil mengelus tangan Victoria Gong.

Victoria Gong tersenyum dan berkata: “Kalau begitu Joe dan Nana saja, kakaknya Joe, dan adiknya Nana .”

“Bagaimana kamu tahu kalau anak selanjutnya akan berjenis kelamin perempuan?” Tanya Wallace Mo dengan senyumnya. Sebenarnya dia juga berharap anak keduanya adalah perempuan, dengan begitu malaikat kecilnya tidak hanya dia sendiri yang menjaga, juga ada kakak lelakinya.

Victoria Gong langsung menjawab: “Biasanya memang seperti itu.”

Biasanya?

Biasanya tidak ada aturan seperti ini bukan? Wallace Mo tersenyum dan berkata: “Kalau begitu Joe saja.”

“Oke.” Victoria Gong mengangguk.

Wallace Mo mengencangkan pelukannya pada Victoria Gong dan memanggilnya: “Victoria.”

“Hmm?”

Tapi Victoria Gong tidak mendengar jawaban Wallace Mo. Dia menengadah dan menyadari bahwa Wallace Mo sedang menatapnya. Setiap kali keduanya saling bertatapan, hatinya selalu saja bergetar, tidak terkecuali kali ini.

Victoria Gong tersenyum dan meraih kepala Wallace Mo dan kemudian mengecup bibirnya dan terkekeh.

Victoria Gong sangat jarang mencium Wallace Mo lebih dahulu, Wallace Mo tersenyum, juga mencium Victoria Gong, kali ini bukan ciuman yang dalam.

Setelah berciuman, Wallace Mo melihat Victoria Gong yang tersipu malu dengan bangga. Victoria Gong sedang berpikir, jika mereka melakukannya di depan anaknya, dia pasti akan lebih malu lagi.

“Kamu sedang memikirkan apa?” Tanya Wallace Mo.

Victoria Gong menyunggingkan bibirnya dan berkata: “Aku sedang berpikir bagaimana caranya menciummu dengan keras lain kali.” Dirinya tertawa terbahak-bahak setelah mengatakannya.

“Kalau begitu kita coba sekarang saja?” Tanya Wallace Mo dengan tatapan mengejek.

Victoria Gong mendorong dagu Wallace Mo dan berkata sambil tersenyum: “Tidak mau!” lalu menoleh ke lain arah.

Wallace Mo tersenyum, dia memeluk Victoria Gong dan meletakkan kepalanya di bahunya, kemudian berkata: “Aku mencintaimu, Victoria.”

Victoria Gong sangat bahagia mendengarnya. Wanita memang seperti itu, suka mendengar ucapan manis seperti ini.

“Aku juga.” Jawab Victoria Gong pelan.

Wallace Mo jelas-jelas sudah mendengarnya tapi dia sengaja ingin mengganggu Victoria Gong, dia berkata: “Kamu bilang apa? Aku tidak mendengarnya.”

“Aku bilang kamu sangat bodoh!” dia sedang mengucapkan kalimat serapah tapi bibirnya menyunggingkan senyum.

Sudut bibir Wallace Mo juga ikut senyum dan berkata: “Jika aku sangat bodoh, kalau begitu kamu sedikit bodoh.”

Sedikit bodoh?

Jika masih berhubungan dengan Wallace Mo, Victoria Gong masih menyukai panggilan ini. Dia tersenyum dan berkata dengan melafalkan katanya satu-persatu: “Wallace, aku mencintaimu.”

Wallace Mo juga tersenyum dan mengeratkan pelukannya pada Victoria Gong.

Keadaan rumah sakit semakin sunyi, tapi hati Victoria Gong dan Wallace Mo tidak bisa tenang untuk waktu yang lama. Hari ini, mereka menjadi orang tua, mempunyai peran yang baru.

Lagipula, jika hal tidak berjalan sesuai dengan apa yang mereka bayangkan……

Setengah bulan kemudian, Joe sudah bisa meninggalkan inkubatornya, Wallace Mo membawa Victoria Gong dan Joe keluar dari rumah sakit dan pulang ke rumah Keluarga Mo.

Victoria Gong baru saja hendak menggendong Joe memasuki kamar mereka, tetapi di tarik Wallace Mo menuju kamar lainnya. Dia melihat perabotan di dalam kamar dan sangat terkejut.

“Apa?” Victoria Gong menatap Wallace Mo dan bertanya.

Wallace Mo melengkungkan bibirnya dan tersenyum, kemudian dia berkata: “Waktunya sedikit mepet, hanya bisa di renovasi sedikit.” Beberapa waktu yang lalu, Wallace Mo menyuruh Willy Mo untuk merenovasi kamar ini berdasarkan kamar bayi di apartemen, tidak disangka Victoria Gong akan melahirkan secara premature, juga mengakibatkannya terlihat belum selesai di kerjakan.

Victoria Gong menggendong Joe memasuki kamar tersebut, dia memperhatikan sekitar, walaupun tidak sebesar kamar di apartemen, tapi sudah lebih dari cukup untuk ukuran anak bayi. Dia menoleh ke arah Wallace Mo dan berkata: “Sudah sangat bagus.”

Wallace Mo tersenyum dan berjalan menuju sisi Victoria Gong.

Victoria Gong meletakkan Joe ke boks bayi dan berkata pelan: “Anakku, apa kamu menyukai kamar yang di dekor oleh Papamu?”

Joe baru saja lahir satu minggu, tentu saja dia tidak bisa merespon. Tapi Victoria gong merasa anaknya ingin mengatakan sesuatu saat menatapnya. Dia mengelus pipi Joe dan berkata: “Aku tahu, kamu pasti suka.”

Wallace Mo yang berdiri di sampingnya terkekeh dan berkata: “Victoria, sekarang bayi kita belum bisa menyadarinya.”

Mengapa Wallace Mo harus menyebutkannya?

Victoria Gong memelototi Wallace Mo dan tidak ingin bicara saking marahnya.

“Victoria, apa kamu lelah?” Wallace Mo bertanya, Victoria Gong belum cukup satu bulan pasca melahirkan.

Novel Terkait

Mr Lu, Let's Get Married!

Mr Lu, Let's Get Married!

Elsa
CEO
4 tahun yang lalu
Yama's Wife

Yama's Wife

Clark
Percintaan
4 tahun yang lalu
Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
5 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
5 tahun yang lalu
Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
4 tahun yang lalu
Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
5 tahun yang lalu
Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Dalam

Cinta Yang Dalam

Kim Yongyi
Pernikahan
4 tahun yang lalu