Ternyata Suamiku Seorang Milioner - Bab 184 Pindah kamar (2)

"Nona Gong, lama tidak berjumpa." Erick Chen berjalan mendekati Victoria sambil tersenyum.

Victoria sudah kebal dengan senyuman Erick, dia juga tersenyum kepadanya.

"Aku berharap lebih lama."

Erick sama sekali tidak merasa canggung, dia tertawa "Hehe", kemudian matanya tertuju kepada kotak makan yang dibawa Victoria.

"Nona Gong, ini?" Erick Chen menunjuk ke arah kotak makanan.

"Datang melihat pasien." Victoria menjawab singkat.

"Nyonya Mo kah?" Erick Chen berkata dengan lambat, muncul keangkuhan di sudut matanya.

Awalnya Victoria sangat terkejut, hal ini baru terjadi tidak lama, kenapa dia bisa tahu, tapi begitu berpikir Erick selalu memperhatikan semua gerak gerik Wallace, pasti mempunyai cara untuk mencari tahu, dia pun tidak berpikir terlalu dalam, hanya saja, orang ini semakin misterius.

"Maaf, ibuku sedang menungguku."

Victoria pun berbalik badan dan pergi, meninggalkan Erick di belakang, meninggalkan punggung angkuh untuknya.

Senyuman di wajah Erick seketika menghilang, pandangannya berubah tajam, dengan langkah besar menuju pintu keluar rumah sakit.

"Ibu, aku memasak kuah untukmu." Victoria tersenyum sambil masuk ke kamar Ibu Mo.

"Victoria, kamu sudah datang."

Victoria mengangguk, kemudian mengeluarkan kotak makannya.

Mungkin karena Wallace sudah kembali ke perusahaan, Ayah Mo pulang ke rumah, jadi Victoria merasa kamar sebesar ini sangat dingin dan suram, tidak ada tanda-tanda kehidupan.

Saat ini, terdengar suara ketukan pintu.

"Silahkan masuk." Victoria berkata dengan suara ringan, tidak melihat siapa yang datang, hanya sampai ketika dia mendengar William memanggilnya "Tante." dia baru menghentikan gerakannya dan berbalik badan.

"William, kamu kenapa datang kesini?" Victoria berjalan ke sisi William, kemudian menggandengnya ke samping kasur Ibu Mo.

"Tante, aku ketakutan." karena Victoria memberitahu dia kamar Ibu Mo ada di sampingnya, jadi dia pun datang kemari.

Ibu Mo menatapi anak ini, meskipun tahu dia adalah 'anak tetangga' yang dimaksud Victoria, tapi dia tetap sedikit kaget.

Victoria juga merasakan perubahan ekspresi Ibu Mo, dia pun memperkenalkan William kepada Ibu Mo:

"Ibu, ini William."

Tepat ketika Victoria sedang berpikir bagaimana William memanggil Ibu Mo, William sudah menyapa:

"Nenek." William yang penurut dan pendiam seharusnya sudah memberanikan diri menyapa Ibu Mo.

Dan ketika mendengar panggilan 'Nenek' ini, Ibu Mo awalnya tidak tahu mau bereaksi seperti apa, namun kemudian dia pun tersenyum berseri-seri, dengan senang mengiyakan panggilan William. Meskipun dia bukan cucunya, tapi mendengar panggilan Nenek ini dia tetap sangat senang.

"William, kamu belum makan kan, kita makan bersama." sambil berkata, Ibu Mo menggeser mangkuknya ke depan William.

William melihat ke arah Victoria, melihat Victoria tidak bereaksi, dia pun dengan perlahan mengulurkan tangannya, kemudian menerima mangkuk yang diberikan Ibu Mo.

Sebenarnya Victoria dikejutkan oleh reaksi Ibu Mo, juga bisa melihat seberapa besar penantian Ibu Mo terhadap cucu. Seandainya kandungannya tidak gugur, Ibu dan ayah Mo pasti sangat senang dan bahagia. Begitu memikirkan hal ini, perasaan Victoria sedikit kecewa, berdiri di samping tidak bersuara.

"Victoria, kamu kenapa?" Ibu Mo otomatis merasakan Victoria sedang melamun.

"Tidak apa-apa." Victoria menjawab sambil tersenyum, kemudian berusaha menghapus hal ini dari pikirannya, dan mulai makan bersama William dan Ibu Mo.

"William, ibumu dimana?" Ibu Mo hanya bertanya tanpa maksud apa-apa, kemudian baru merasakan pertanyaan sedikit tidak pantas, Victoria pernah berkata ibunya tidak sering datang melihatnya.

William juga membeku, tidak tahu akan muncul pertanyaan tentang ibunya.

"Tidak tahu." William menjawab dengan suara kecil.

Saat ini, tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu. Victoria pikir suaminya datang, dia pun membuka pintu dengan semangat, hanya saja, orang yang mengetuk pintu bukan Wallace, namun adalah seorang perempuan. Dia sama sekali tidak kepikiran Wallace datang pasti langsung masuk, tidak usah mengetuk pintu.

"Nona Gong." orang yang datang adalah Elizabeth.

"William ada disini? Aku tidak menemukan dia." Elizabeth terlihat sangat panik.

"Iya." Victoria menjawab singkat, kemudian membuka jalan agar Elizabeth bisa masuk.

"William." Elizabeth langsung memeluk William, "Kamu menakutiku." dia memang benar mencari William, ketika dia bertanya kepada perawat dia baru tahu William sudah pindah kamar, terlebih lagi dipindah oleh Wallace.

Lagi-lagi datang satu orang asing, Ibu Mo sangat bingung, tapi dia juga bisa menebak perempuan di depannya ini adalah ibu William.

"Ibu, ini adalah ibu William, Nona Chu."

"Nona Chu, ini adalah ibu mertuaku."

Victoria memperkenalkan mereka berdua.

Saat ini, Elizabeth baru melepaskan William dan berdiri.

"Apa kabar, saya Elizabeth Chu." Elizabeth tersenyum lembut, tidak lagi panik seperti tadi.

Ibu Mo mengangguk sebagai tanda menyapa, kenyataannya, dia juga tidak ingin berhubungan dengan perempuan tidak bertanggung jawab seperti ini, bisa-bisanya meninggalkan anaknya sendiri di rumah sakit.

"Anda kenapa?" Elizabeth menatapi Ibu Mo, bertanya dengan penuh perhatian.

"Penyakit ringan, tidak masalah." Ibu Mo menjawab.

"Kalau begitu anda istirahat dengan baik, semoga cepat sembuh."

"Terima kasih."

Novel Terkait

Lelah Terhadap Cinta Ini

Lelah Terhadap Cinta Ini

Bella Cindy
Pernikahan
4 tahun yang lalu
I'm Rich Man

I'm Rich Man

Hartanto
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Dalam

Cinta Yang Dalam

Kim Yongyi
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
4 tahun yang lalu
Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu
His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
4 tahun yang lalu
Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
3 tahun yang lalu