Ternyata Suamiku Seorang Milioner - Bab 151 Suasana yang santai (2)

Baru saja terdengar suara panggilan Wallace yang pelan itu, terasa lagi napas hangatnya menghembus di dekat telinga, anehnya membuat dia agak menggigil, belum sempat Victoria merespon, Wallace sudah mendekat dan menguasai semua napasnya.

Hidung,bibir, gigi yang menempel, ciuman Wallace lebih panas dan bersemangat dari pada pemeran utama cowok dan cewek di layar, otak Victoria langsung blank, namun rasa di bibir terasa dengan jelas sekali.

Ciuman ini seperti tidak akan berakhir selamanya.

Sampai ketika Wallace berhenti, Victoria baru bernapas terengah engah sambil mengelus dada, wajah mungilnya tampak merah, bibir yang pink pink itu kelihatan semakin menggoda.

Pertama kali ciuman di bioskop, meskipun seluruh ruangan gelap, orang di samping juga tidak bakal kelihatan muka mereka, tapi Victoria tetap merasa malu banget, rasanya ingin sekali berubah jadi asap dan terbang menghilang.

"Bodoh, kan bukan pertama kali ciuman, kenapa sampai tak bisa bernapas begitu?" Tatapan lembut Wallace di bawah pencahayaan layar tampak terang sekali.

Victoria memelototi Wallace, tapi karena ciuman barusan, matanya jadi sedikit basah, sehingga pelototannya bukannya membuat takut malah jadi semakin menggoda.

Pelototan Victoria membuat Wallace berkata, "Awas ya nanti di rumah!" Wallace mencubit pinggang Victoria sambil menggerakkan gigi.

"Cih pergi sana!" Victoria mulai kesal, setelah mendengus pelan dia tidak mengindahkan Wallace lagi, dia kembalikan pandangannya ke layar, hanya saja dia sudah tidak konsentrasi buat nonton.

Akhir dari film itu ya seperti biasa, pemeran utama cowok dan cewek menerobos berbagai rintangan dan salah paham, hingga akhirnya bersama, Victoria agak kecewa, setelah akhirnya film selesai dan lampu menyala, dia langsung menarik Wallace bangkit berdiri dan pergi dari situ..

Setelah keluar dari bioskop, sambil meminum smoothie susu dan meraba bibirnya yang masih sakit, dia mengomel : "Semua gara-gara kamu, bibir aku sakit banget."

"Iya iya, salah aku." Wallace sama sekali tidak marah dikatain begitu, malah yang nampak adalah pandangannya yang memanjakan sekali.

Victoria merasa tinjuannya seperti mendarat di kapas, sama sekali tidak berguna, akhirnya dia hanya menggigit pipet dengan kuat untuk melampiaskan kesalnya.

Jarang-jarang Victoria kesal begitu, Wallace begitu senang karena bisa menghiburnya, "Aku yang salah, lain kali aku tidak akan terlalu kuat lagi, bos maafin aku ya?"

"Tergantung bagaimana sikap kamu." Sebenarnya Victoria tidak benar-benar marah, hanya saja suasana kencan hari ini terlalu bagus, jadi tidak tahan untuk tidak keras kepala sedikit.

Tak disangka Wallace begitu kerja sama, Victoria jadi senang sekali.

"Pasti akan buat istriku puas kok." Wallace tersenyum dengan penuh maksud, dari wajahnya tanpa penuh siasat, sedangkan orang yang disiasati malah sepertinya tidak tahu apa-apa.

Kencan mereka sudah selesai, dan hari juga sudah menjelang malam, Wallace pun tidak mengatur kegiatan selanjutnya, keduanya pulang ke kantor dulu mengambil mobil, lalu ke supermarket membeli cemilan dan buah, kemudian baru pulang ke rumah.

Wallace keluar dari dapur dengan membawa buah yang sudah dicuci bersih, lalu bertanya ke Victoria yang lagi nonton, "Besok jam berapa kunjungi adikmu?"

"Siang saja, aku pergi sebentar lalu baru ke tempat kamu." Jawab Victoria sambil masih memusatkan perhatian dia layar televisi, meskipun hubungan dia dan adiknya sudah membaik, tapi itu bukan usaha sehari dua hari saja.

Winiston bukan orang yang banyak bicara, Victoria sendiri juga tidak ada pengalaman bergaul sama adik, suasana antara keduanya sedikit banyak masih ada sedikit canggung.

Wallace mengingatkan sambil mengupas apel : "Makanan pelengkap gizi yang aku bawa kemarin mungkin sudah habis, nanti aku suruh Willy siapin simpan di mobil, besok kamu tinggal bawa ke sana saja."

"Makanan itu juga kebanyakan dimakan sama Paulina, kalau kasih lagi juga masuknya ke perut dia." Teringat akan hal ini, Victoria langsung kesal, "Dia tidak ramah sama aku masih okelah, lagian bukan ibu dan anak kandung, tapi kalau Winiston itu bagaimana pun juga kan anak kandungnya sendiri, kulit kena asam sulfat itu bukan demam kecil, dia tidak menjaganya masih biarin sajalah, tapi dia bahkan sampai tega memakan makanan pelengkap gizi itu sendiri?"

Meskipun Paulina itu ibu tirinya, tapi Victoria sama sekali tidak pernah mempersulit dia, walaupun perbuatan dia yang keterlaluan juga tidak pernah perhitungan dengannya, tak disangka semakin lama semakin keterlaluan.

"Kalau tahu bakal begini, harusnya dari awal aku persulit dia, biar dia takut sama aku, mungkin sekarang juga tidak bakal begitu banyak masalah."

Victoria mengatakan ucapan kejam di mulut, tapi dalam hati Wallace sama sekali tidak percaya, istrinya begitu baik hati, mana mungkin melakukan hal yang begitu jahat?

"Sekarang mau mempersulit dia juga tidak susah." Wallace membagi apel yang sudah dikupas itu menjadi dua, dan disodorkannya ke Victoria setengah, setengahnya lagi untuk dirinya sendiri, lalu berkata lagi dengan pelan : "Hal kecil seperti ini, dengan menggerakkan sedikit jari saja suamimu ini sudah bisa selesain."

"Aku tahu." Sambil mengunyah apel, Victoria berkata lagi, "Bagaimana pun juga harus mikirin ayah aku dong, dan Winiston juga baru saja selamatin aku, seberapa salahnya pun si Paulina itu, mau tak mau aku juga cuma bisa seperti ini."

"Istriku sudah terlalu menderita!" Dengan hati tak tega Wallace mengecup kening Victoria dan memeluknya, lalu berkata dengan lembut : "Tidak apa-apa, ada aku di sini."

"Iya."

Suasana yang begitu hangat ini membuat Wallace semakin tidak tahan, tanpa berpikir banyak lagi dia langsung membopong Victoria dan masuk ke kamar dengan langkah besar.

Novel Terkait

Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Tiffany
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
3 tahun yang lalu
Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
4 tahun yang lalu
The Comeback of My Ex-Wife

The Comeback of My Ex-Wife

Alina Queens
CEO
4 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Lelah Terhadap Cinta Ini

Lelah Terhadap Cinta Ini

Bella Cindy
Pernikahan
4 tahun yang lalu