Ternyata Suamiku Seorang Milioner - Bab 121 Distorsi Fakta (1)

Victoria Gong melihat air mata terurai di wajah Kelly Lin. Sendirinya bertahun-tahun merasa rindu dan sayang pada ayah, Victoria paham betul seberapa dalam kasih sayang Kelly Lin pada ayahnya. Dia melihati Kelly penuh simpati, Victoria lalu mengulurkan selembar tissue padanya.

Kelly perlahan menghapus air matanya, jauh di dalam lubuk hatinya dia menertawakan lagak Victoria, sambil bertanya-tanya apa yang Wallace lihat dari wanita itu.

“Di luar negeri, aku merindukan Wallace setiap hari. Ketika aku mendengar dia mengurung dirinya dikamar cukup lama, hatiku rasanya sakit. Hal itu membuatku ingin berada di sampingnya.” ujar Kelly Lin berjeda, “Lalu, Wallace mengambil alih perusahan Paman Mo, bekerja keras setiap hari untuk membuat perusahaannya sejahtera.”

“Dengar-dengar dia bekerja sangat keras untuk mendapatkanku kembali.” ujar Kelly Lin sengaja. Dia ingin Victoria mendengar betapa penting dirinya untuk Wallace, juga betapa mereka mencintai satu sama lain.

Ketika Victoria mendengar kalimat itu, wajahnya langsung memucat, matanya menatap kosong kearah Kelly Lin.

“Aku…” ujar Victoria.

“Ketika aku kembali dari luar negeri, aku pikir akhirnya aku bisa bersama Wallace lagi. Namun, tidak kusangka sekarang dia sudah menikah.” ujar Kelly Lin sedih sambil menatap Victoria.

“Aku tidak tahu apa yang terjadi antara kamu dan Wallace sebelumnya, tetapi, aku dan Wallace sudah saling mencintai sejak kami menikah.” timpal Victoria.

“Aku tidak menyalahkanmu. Melihat Wallace telah menikah, aku juga ingin memberi selamat pada kalian.” ujar Kelly Lin, berpura-pura memahami.

“Hanya saja, aku melihat kalung pemberianku masih ada di mobilnya—“ ujar Kelly Lin.

Victoria teringat kalung yang ada di mobil Wallace, lalu dengan sedikit terkejut dia berkata, “Kalung naga itu?”

Kelly Lin hanya menganggukkan kepalanya, tanpa berkata-kata.

Victoria terlihat bingung, juga terkejut, kepalanya menunduk.

Kelly Lin mengangkat gelas, meminum minumannya, matanya melihati wajah Victoria yang lesu, lalu tersungging senyum dingin di wajahnya.

“Victoria, jangan terlalu kau pikirkan, kalian sudah menikah, aku ingin mengucap selamat untuk kalian berdua. Kau harus merawat Wallace baik-baik.” ujar Kelly Lin lembut sambil menaruh kembali gelasnya.

“Aku akan berusaha sebaik mungkin.” jawabnya kecut. Dia merasa berhutang pada Kelly Lin, jadi walau dengan rendah semangat, dia memberikan janjinya.

Victoria tidak tahu harus berbincang apa lagi dengan Kelly Lin, dia hanya merasa dia perlu menenangkan diri. Mereka lalu berpisah. Melihat bayangan Victoria menjauh, Kelly Lin menyeringai.

Victoria tiba di rumah dengan pikiran mengawang. Dia lalu merebahkan diri di atas sofa, telinganya penuh dengan suara Kelly Lin. Tidak akan menikah dengan yang lain, kerja keras untuk mendapatkanku kembali, kalung naga—

Victoria menggelengkan kepalanya dengan cepat, lalu mengepalkan kedua tangannya, memaksa dirinya untuk tenang. Dia coba memikirkan hal-hal baik yang telah Wallace Mo lakukan padanya sejak menikah, juga Wallace Mo yang tidak peduli akan kehadiran Kelly Lin. Dia tahu dia seharusnya mempercayai Wallace.

Victoria lalu mendengar suara pintu dibuka. Wallace tiba. Dia mencoba menstabilkan moodnya, lalu berdiri.

Wallace melihat Victoria berdiri di dekat sofa tanpa alas kaki, matanya bengkak juga merah, wajahnya pucat.

Wallace terkejut lalu mempercepat langkahnya. Dia meraih pinggang Victoria, “Kamu kenapa? Apa kamu sakit? Ayo kita ke rumah sakit.”

Victoria yang mendapati Wallace terkejut, justru merasa tenang. Dia semakin yakin dia tadi hanya larut dalam pikirannya saja. Victoria menggelengkan kepala, tersenyum hangat, “Aku tidak sakit. Aku hanya terlalu merindukanmu.” godanya.

Wallace sadar Victoria jarang bersikap manja begini. Walau masih sedikit khawatir, Wallace menimpali Victoria dengan senang, “Oh, ya? Kamu terlalu merindukanku?”

“Hm. Lebih dari kamu merindukanku.” Victoria melingkarkan tangannya di leher Wallace, memeluknya erat.

Perasaan hangat memenuhi hati Wallace. Dia lalu menundukkan kepalanya, mencium bibir wanita di depannya. Victoria tersipu, lalu menutup matanya.

Wallace Mo mendengar perut Victoria bersuara, lalu memeluknya.

Pria itu menciumi kepala Victoria, lalu bertanya, “Kamu belum makan malam, ‘kan?”

Victoria yang masih tersipu hanya mengangguk, tanpa bersuara.

Wallace lalu menarik pinggang Victoria pelan, “Yuk, kita makan.”

Di meja makan, Victoria menunduk makan sambil memikirkan sesuatu. Sumpitnya yang kosong dia arahkan ke mulutnya.

Wallace melihat tingkah Victoria lalu tertawa, “Victoria?”

“Ya…” Victoria tersadar dari pikirannya, lalu menengadahkan kepala.

Wallace Mo tadinya ingin berkata sesuatu, namun lalu mengulurkan tangannya, mengambil nasi di ujung bibir Victoria lalu memakannya. Victoria terkejut dan malu. Dia merasa ingin menggali lubang dan menenggelamkan dirinya.

“Jangan membuang-buang makanan.” goda Wallace.

Victoria bergumam, menutupi rasa malunya.

“Oh, iya. Akan ada proyek besar di kantor, aku akan sangat sibuk. Kamu jaga diri baik-baik, kalau ada sesuatu langsung aja menelponku.” ujar Wallace serius.

“Baiklah. Kamu bekerjalah, aku tidak apa-apa.” ujar Victoria paham, “Kamu juga jaga kesehatanmu, jangan terlalu lelah.”

Wallace mengulurkan tangannya, mengusap wajah Victoria. Dia merasa wanita di depannya semakin hari semakin keibuan.

Hari-hari berikutnya, Wallace benar-benar sibuk. Victoria bahkan belum bertemu Wallace beberapa hari ini. Dia kadang hanya menelepon atau mengirim pesan singkat.

Karena hamil, setiap hari Victoria tidur awal, bangun tengah hari. Sedangkan Wallace yang sibuk selalu bangun awal dan pulang larut malam. Wallace bahkan tidak pulang untuk makan. Jadi, Victoria sama sekali tidak bertemu dengannya.

Novel Terkait

Awesome Guy

Awesome Guy

Robin
Perkotaan
3 tahun yang lalu
His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Jalan Kembali Hidupku

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
4 tahun yang lalu
See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu
Menunggumu Kembali

Menunggumu Kembali

Novan
Menantu
4 tahun yang lalu
This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
3 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
3 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu