Ternyata Suamiku Seorang Milioner - Bab 341 Biarkan Semua Berlalu

Pada hari pertama di saat Wallace Mo menemukan Victoria Gong, Ibu Mo tahu bahwa Victoria Gong akan kembali. Pada saat itu, Victoria Gong masih mengalami amnesia. Dia bersyukur bahwa, Victoria Gong tidak mengingat hal-hal yang konyol itu. Tetapi kemudian, ketika dia mendengar bahwa ingatan Victoria Gong telah pulih, dia tahu bahwa cepat atau lambat suatu hari akan ada di mana dia harus berurusan dengan peristiwa masa lalu yang tidak ingin dia ungkit lagi.

Victoria Gong melihat ekspresi wajah Ibu Mo yang seperti khawatir, lalu tersenyum, dan berkata, "Ibu, masa lalu biarlah berlalu, aku yang sekarang, benar-benar berharap kamu dapat sembuh dari penyakit, dan kesehatan Ibu membaik."

Setelah mendengar ini, mata Ibu Mo menjadi sedikit kabur. Dia mengambil tangan Victoria Gong, berkata, "Victoria, setelah kamu pergi, Wallace mengirim Elizabeth Chu ke rumah sakit jiwa, aku pergi menemuinya."

Lalu?

Victoria Gong melihat wajah Ibu Mo yang tanpa ekspresi, mengenai waktu itu, dia sama sekali tidak ingin mendengar hal itu. Karena setiap kali dia mengingat tentang Elizabeth Chu, dia akan ingat bahwa Erick Chen pernah membunuh anaknya dan Wallace Mo.

"Saat itu, aku sudah tahu semua hal buruk yang dia lakukan, termasuk membawa William untuk merusak hubungan aku dengan kamu, hubungan antara menantu dan mertua. Awalnya aku tidak ingin bertemu denannya, tetapi William ingin bertemu dengan Ibunya, jadi aku membawa dia pergi.” Sejauh ini, memikirkan kejadian waktu itu, perasaan di hati Ibu Mo masih ada perasaan campur aduk, tetapi dia melanjutkan perkataannya, "Ketika dia melihat aku, Elizabeth Chu selalu memohon aku untuk mengeluarkan dirinya dari rumah sakit jiwa. Aku tahu bahwa Wallace tidak akan mengijinkannya, jadi aku menolak permintaan dia. Kemudian, dia menjadi gila, dan mulai memaki-maki. Dan, William yang berdiri di samping aku, tidak memandang dia sama sekali. Sampai saat itu, aku benar-benar melihat dengan jelas seperti apa dia. "

Terkadang, ketika mendengar sesuatu dari mulut orang lain akan lebih kaget jika kita melihatnya dengan mata kepala sendiri. Sampai saat itu, Ibu Mo baru tahu Elizabeth Chu itu orang seperti apa, dan dia baru benar-benar menyadari bahwa semua hal yang dia lakukan terhadap Victoria Gong adalah perbuatan konyol.

"Ibu." Victoria Gong memanggilnya, karena dia sendiri tidak tahu harus berkata apa.

Ibu Mo tersenyum tidak berdaya, berkata, "Kemudian, aku selalu hidup dalam rasa penyesalan. Sampai aku sendiri merasa penyakit ku kambuh lagim lalu barulah bisa merasa lebih sedikit santai, karena aku tahu, bahwa ini adalah hukuman dari Tuhan, dan aku bersedia menerima hukuman ini. "

Ternyata inilah alasan sebenarnya mengapa Ibu Mo tidak mau menerima perawatan, dan ini adalah kesimpulan yang berada di hatinya.

Victoria Gong mengerutkan kening dan berkata, "Bu, apakah kamu tahu? Saat ingatan aku pulih kembali, aku berpikir mengapa aku harus mengingat hal-hal yang menyedihkan itu. Bahkan sebenarnya, pada awalnya, aku juga dendam keapada kamu, jadi walaupun aku sudah kembali tetapi aku tidak datang untuk bertemu dengan kamu dan Ayah. Tetapi kemudian, aku mengerti bahwa semua masalah, semua ini adalah bagian hidup aku, pengalaman aku, tidak perlu menghindari hal ini, terlebih lagi juga tidak perlu mengingat-ingat hal ini. Apalagi, bayi dalam di perut aku ini hari demi hari mulai tumbuh besar dan mengingatkan aku, bahwa di hidup ini harus terus melihat masa depan, daripada selalu mengingat hal-hal masa lalu yang tidak bahagia. Jadi, Ibu, biarkan kamu melepaskan masa lalu itu."

"Tetapi, Victoria, dulu sikap aku sangat buruk pada kamu," kata Ibu Mo.

Bukan hanya sekali?

Victoria Gong tersenyum, lalu berkata, "Hidup ini memiliki banyak bagian, bukan hanya kebahagiaan dan kebahagiaan, bukan? Aku sudah tidak ingin peduli dengan hal-hal itu lagi, kamu juga lupakan saja."

"Victoria ..." Ibu Mo sangat terharu.

Victoria Gong melangkah maju ke depan, lalu memeluk Ibu Mo, berkata, "Ibu, aku masih ingat ketika aku baru menikah dengan William, kamu sangat baik terhadap aku, menganggap aku sebagai anak kandungku. Pada saat itu, aku berkata kepada diri sendiri, aku juga ingin memperlakukan kamu seperti Ibu aku sendiri. Jadi, mana bisa Ibu dan anak kandungnya saling membenci? Sekarang, mari kita selesaikan masalah ini, dan juga lupakan semuanya."

Ibu Mo tersenyum, matanya berlinang ari mata, lalu mengangguk. Pada awalnya dia berpikir bahwa Victoria Gong akan membenci dirinya, tetapi sekarang Victoria Gong tidak lagi peduli tentang hal itu, dan dia sudah tidak punya alasan lagi untuk membencinya.

"Terima kasih, Victoria ," kata Ibu Mo dengan tulus.

Victoria Gong tersenyum, dan berkata, "Ibu, jangan memperlakukan aku seperti orang asing aku ingin berterima kasih kepada kamu karena memperlakukan aku sebagai menantu kamu."

Berkata seperti itu, keduanya tertawa.

Sambil tersenyum, Victoria Gong baru teringat sesuatu lalu bertanya, "Ibu, kalau begitu, kamu tidak mempunyai alasan untuk berhenti menerima perawatan, bukan?"

Ibu Mo terpaku sejenak.

"Kamu masih harus menantikan kelahiran cucu kamu," kata Victoria Gong menambahkan, dia mengelus-elus perutnya.

Ibu Mo tersenyum sedikit, berkata, "Kalau begitu aku akan mendengarkan kata-kata kamu."

Mendengar ini, Victoria Gong sangat bersemangat, dia dengan cepat berdiri, lalu berlari ke pintu, dan berkata kepada Wallace, "Wallace, Ibu bersedia untuk dirawat di rumah sakit, dia bersedia."

Wallace Mo sedikit terpana, setelah lewat beberapa detik , barulah dia memeluk Victoria Gong dengan erat.

Pada saat ini, sinar matahari menembus jendela, cahayanya memantul ke lantai, seperti sedang tersenyum.

……

Tiga hari kemudian, demi Ibu Mo, Wallace Mo mencari beberapa ahli leukemia terkemuka di dunia, dan keadaan Ibu Mo mulai terkendali.

Namun, pertanyaan yang membuat mereka khawatir, adalah siapa yang akan menjaga Ibu Mo?

"Jika tidak bagaimana jika mencari dua perawat? Victoria sedang mengandung, Ayah juga tidak bisa seharian menunggu di rumah sakit," Wallace Mo memberi saran. Tentu saja, dia sendiri juga tidak bisa, untuk sekarang dia tidak perlu membicarakan masalah perusahaan, dia saja tidak sanggup jika harus merawat Victoria Gong yang sedang hamil, hanya bisa setiap hari mencari waktu untuk menemani Ibu Mo, tetapi Ibu Mo membutuhkan ada seseorang yang berada di sisinya setiap saat.

Victoria Gong mengerutkan kening, berkata, "Aku merasa bahwa perawat tidak selalu dapat diandalkan. Selain itu, aku dapat melakukannya. Merawat Ibu, bukannya hanya duduk di kamar pasien, menemani dia, hal ini saja aku tidak bisa melakukannya?”

"Victoria," kata Wallace Mo dengan ekspresi seperti keberatan, berkata, "Kali ini aku tidak akan membiarkan kamu untuk membuat kesalahan lagi."

Melihat Wallace Mo dan Victoria Gong berdebat, Ibu Mo berkata, "Victoria, dengarkan saja kata-kata Wallace, mencari dua perawat. Jika kamu punya waktu, datang saja ke rumah sakit menengok Ibu, menemani Ibu, dengan begini saja aku sudah puas.”

“Ibu.” Victoria Gong masih ingin merawat Ibu Mo.

Ibu Mo tersenyum, meraih tangan Victoria Gong, berkata, "Dengarkan saja kata-kata Wallace."

Victoria Gong melihat Ibu Mo, lalu melihat ke arah Wallace Mo lagi, dia tahu dirinya tidak bisa menang dari perdebatan ini, jadi dengan terpaksa dia menyetujuinya. Dia mengangkat alisnya, berkata: "Ibu, aku akan sering datang menjenguk kamu."

Wallace Mo masih terlihat enggan, menggelengkan kepalanya, dia masih memperhatikan keselamatan Victoria Gong, tetapi dia masih menikmati hal ini.

……

Perlahan-lahan waktu berlalu begitu saja, tidak terasa sudah tiga bulan.

Malam itu, setelah selesai bekerja, Wallace Mo datang ke rumah sakit. Dia membuka pintu, tetapi melihat Victoria Gong berbaring di sofa, sambil tertidur. Dia menggelengkan kepalanya tidak berdaya, meliriknya, lalu duduk di samping Ibu Mo.

“Ibu, bagaimana perasaan kamu hari ini?” Tanya Wallace Mo.

Ibu Mo tersenyum. Selama tiga bulan terakhir, setiap hari Wallace Mo datang, dan setiap hari menanyakan hal yang sama, tetapi setiap kali dia juga menjawaba, "Sangat baik, jangan khawatir." Kali ini, tentu saja tanpa terkecuali.

Wallace Mo tersenyum, berkata, "Kalau begitu bagus, setiap harinya kamu juga harus menjaga suasana hati."

"Setiap kali Victoria datang, dia selalu memikirkan sebuah cara untuk membuat aku bahagia, sangat sulit untuk tidak bahagia," kata Ibu Mo.

Mendengar hal ini, Wallace Mo tersenyum, lalu berbalik melihat Victoria Gong yang sedang tertidur. Dia sering mondar mandir ke sana kemari, dan akhirnya merasa sangat lelah.

Ibu Mo juga memandang ke arah Victoria Gong, dan berkata, "Wallace, sekarang perut Victoria sudah membesar, kamu harus menyuruh dia untuk tidak sering datang kemari, tidak heran jika dia kelelahan. Dan juga, hari ini aku melihat dia muntah beberapa kali, kamu harus lebih perhatian kepadanya, menjadi wanita hamil itu tidak mudah. "

Wallace Mo mengangguk. Saat Victoria Gong muntah itu bukanlah hanya satu atau dua hari, setiap kali melihatnya begitu menderita, dia berharap bisa membantunya, tetapi dia selalu merasa tidak mempunyai kemampuan itu.

"Baiklah, sudah malam, cepat sana kalian kembali ke rumah," kata Ibu Mo. Sebenarnya waktu masih belum terlalu malam, hanya dia tidak tahan melihat Wallace Mo sangat bekerja keras seperti ini.

Wallace Mo tersenyum, berkata, "Kalau begitu aku akan pergi dulu."

"Cepat pergi," desak Ibu Mo.

Wallace Mo tersenyum sedikit, lalu berjalan ke sofa, memeluk Victoria Gong dengan lembut, dan meninggalkan kamar pasien.

Sepanjang jalan, Victoria Gong sama sekali tidak sadarkan diri, sampai Wallace Mo menyalakan mobil dan menyetir sampai ke tempat parkir apartemen.

Dia membuka matanya dengan setengah sadae, dan menyadari bahwa di sebelahnya itu gelap, lalu ada tangan besar berada di telapak tangannya, dan dia melihat Wallace Mo yang juga sedang menatapnya. Dia tertawa, berkata, "Untuk apa kamu melihat aku?"

“Kamu tidak melihat aku, bagaimana kamu tahu bahwa aku sedang melihatmu?” sindir Wallace Mo.

Victoria Gong cemberut, berkata, "Aku tidak ingin memperdulikan kamu!"

Wallace Mo tersenyum, mendekatinya, lalu mencium bibirnya yang sedang cemberut. Dia mengelus rambut Victoria Gong, lalu memberinya tatapan penuh minat.

“Kamu mencuri-curi untuk mencium aku!” Victoria Gong melirik kepada Wallace Mo.

Wallace Mo tersenyum penuh sayang, berkata, "Ini bukan mencuri-curi, ini adalah serangan dengan murah hati."

Victoria Gong tidak berdaya, tidak tahu apakah itu perkataan yang mengandung makna eksplisit, bagaimana Wallace Mo bisa mengatakan ini dengan santai?

"Ayo pulang," kata Wallace Mo dengan lembut.

Victoria Gong mengangguk, menatapnya. Selama jangka waktu ini, pada dasarnya mereka memang seperti ini, dia menemani Ibu Mo di rumah sakit, dan Wallace Mo akan pergi ke rumah sakit setelah selesai bekerja. Terkadang, ada saatnya karena setiap hari dia tidak mempunyai waktu yang cukup untuk menghabiskan waktu bersama dengan Wallace Mo, dia merasa sedikit kehilangan. Tetapi, melihat bahwa kesehatan Ibu Mo mulai membaik, dia juga untuk sementara waktu menghiraukan perasaa ini. Dan setiap kali dia kembali ke rumah, dia juga menjadi menghargai waktunya saat bersama dengan Wallace Mo.

Wallace Mo turun dari mobil, lalu berputar setengah putaran, membukakan pintu untuk Victoria Gong.

“Sepertinya aku mendengar suara bayi berkata, bahwa dia ingin Ayahnya memeluknya.” Kata Victoria Gong, suaranya terdengar lembut.

Bagaimana bisa Wallace Mo menolaknya? Dia tersenyum, lalu memeluk Victoria Gong, kembali ke apartemen.

Keesokan harinya, cahaya matahari bersinar dan memantul ke tanah, dan angin sepoi-sepoi bertiup ke kamar, membangunkan Wallace Mo.

Dia membuka matanya, pertama-tama melihat wajah Victoria Gong yang tertidur. Lalu dia tersenyum, mencium dahi Victoria Gong, dan memeluknya degan erat. Dia memandang Victoria Gong dengan lembut, wajahnya yang kurus sama sekali tidak seperti wanita hamil. Banyak orang mengatakan bahwa bahwa di masa-masa kehamilan wanita akan mengalami kegemukan, tetapi kecuali perutnya yang membesar, Victoria Gong masih kurus. Dia mengelus pipi Victoria Gong.

Seolah merasakan tatapan Wallace Mo, Victoria Gong juga membuka matanya dengan keadaan yang tidak sepenuhnya tersadar. Dia merasa sedikit kesal, lalu menutup matanya lagi, dan terjatuh ke dalam pelukan Wallace Mo.

Novel Terkait

Pernikahan Tak Sempurna

Pernikahan Tak Sempurna

Azalea_
Percintaan
4 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
4 tahun yang lalu
You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
4 tahun yang lalu
Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu
Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu