Ternyata Suamiku Seorang Milioner - Bab 122 Aku Ingin Mempercayainya (1)

Hati Victoria serasa ditusuk jarum. Benaknya ingin mengatakan sesuatu untuk menanangkan dirinya, namun hatinya terlanjur melemah.

Dia berbalik badan, langkahnya serasa berat. Dia tidak ingin pulang ke rumah. Victoria lalu memutuskan untuk jalan-jalan, meringankan beban hati, menenangkan diri.

Setelah berjalan sejenak, Victoria memutuskan pulang. Seingat Victoria, Wallace selalu menatap Kelly Lin dengan dingin, juga tidak banyak berbicara dengannya.

Wallace memang pernah menyukai Kelly Lin, namun, mungkin setelah menikah Wallace berniat menjaga dirinya dengan tidak memprovokasi Kelly Lin.

Walaupun alasan Wallace dan Kelly makan siang bersama masih sangat mencurigakan di benak Victoria, namun dia tahu dia harus mempercayai Wallace.

Setelah pikirannya tenang, dahinya yang dari tadi mengerut pun kembali normal.

Victoria mengelus perutnya, “Nak, mama percaya pada ayahmu.” ujarnya percaya diri.

Victoria lalu melanjutkan perjalanan pulangnya.

Malam itu, Victoria duduk di sofa, menunda jam tidurnya untuk menunggu Wallace pulang.

Namun, Victoria tidak dapat menahan kantuknya, lalu tertidur.

Samar-samar dia merasa seseorang memeluknya. Victoria membuka matanya, lalu mendapati wajah yang familiar di depannya.

Wallace telah pulang. Tadi ketika Wallace membuka pintu dan mendapati isterinya tertidur meringkuk di sofa, hatinya sakit. Dia tidak menyangka Victoria menunggunya pulang.

Wallace berniat menggendongnya ke kamar, namun takut itu akan membangunkannya.

“Akhirnya kamu pulang juga.” ujar Victoria melihat pria yang telah lama dirindukannya pulang, kantuknya serasa hilang. Victoria mencium bau parfum Wallace yang familiar. Dia lalu memeluk Wallace dengan senang.

Melihat Victoria bertingkah imut seperti seekor kucing, rasa lelah Wallace juga serasa hilang. Ketika Wallace memeluk Victoria, dia serasa memeluk dunianya.

Victoria mengulurkan tangannya ke leher Wallace, berniat menanyainya sesuatu.

“Ouch!” tanpa sengaja Victoria mengenai luka di pundak Wallace.

Victoria terkejut. Dia melepas kancing baju Wallace, lalu mengecek pundaknya. Pundaknya lebam memerah.

Victoria melihat Wallace yang masih memeluknya lalu berkata, “Cepat lepaskan aku! Kamu kenapa?”

Melihat wajah Victoria penuh rasa khawatir, Wallace lalu menyesali dia sempat teriak kesakitan tadi. Wallace mendudukkan Victoria di sofa, dirinya duduk disamping isterinya.

Victoria mengusap pundak Wallace dengan lembut, “Kamu kenapa? Kenapa bisa terluka begini?”

Wallace menarik tangan Victoria, lalu mengenggamnya, “Bukan masalah besar. Kamu jangan khawatir.” ujar Wallace menenangkan Victoria.

“Hari ini aku berbincang dengan Nona Lin perihal proyek kerjasama perusahaan. Aku sekalian mengantarnya pulang, lalu terjadi kecelakaan dijalan.” Wallace lanjut menjelaskan.

Wajah Victoria dipenuhi rasa khawatir, “Lalu bagaimana? Bagaimana dengan Nona Lin?”

Wallace Mo menepuk-nepuk pundak Victoria, menenangkannya, “Tulang rusuknya patah. Dia di rumah sakit sekarang.”

Victoria kehilangan kata-kata. Dia tidak menyangka Kelly Lin akan terluka separah itu. Tiba-tiba, Victoria menyesal telah banyak mencurigainya hari ini.

Wallace mengulurkan kedua tangannya ke bahu Victoria, “Jangan khawatir. Aku sudah menyuruh dokter untuk merawatnya dengan baik.” ujar Wallace lirih, berharap bisa menenangkan Victoria yang terlihat cemas.

Wallace lalu mencium dahi isterinya.

Hati Victoria yang penuh keraguan akhirnya lebih tenang. Tadinya, dia menunggu Wallace pulang, berniat mengatakan keraguannya.

Victoria menatap mata suaminya yang lelah. Dia lalu mengurungkan pertanyaannya.

“Sakit?” tanya Victoria lirih.

Wallace hanya tersenyum, sambil menggelengkan kepalanya, “Ini hanya luka ringan.” ujarnya, “Sudah malam, kenapa kamu tidak tidur?”

Victoria enggan menjawab pertanyaannya, dia memalingkan muka, lalu tertawa, "Aku tadi menonton TV, lalu ketiduran disini.”

Wallace mencubit hidung Victoria, “Pergilah ke kamar dan tidur.”

Victoria menganggukkan kepalanya.

Sesaat setelah Wallace mandi, Victoria telah terlelap.

Wallace berusaha setenang mungkin berebah di samping Victoria, lalu merengkuh wanita itu ke pelukannya.

“Wallace…”

Victoria bergumam, “Aku… sangat merindukanmu.”

Wallace melihati mata Victoria masih tertutup rapat, memastikan dia tidak membangunkannya.

Wallace merasa bersalah. Akhir-akhir ini dia sering berangkat awal dan pulang terlambat. Semua itu membuat Victoria bersikap seperti tidak menemui suaminya berhari-hari.

Dia berjanji setelah proyek ini selesai, dia akan merawat Victoria dengan baik.

Tiba-tiba dia teringat akan Kelly Lin. Dahinya mengerut. Wallace benar-benar tidak ingin bertemu dengan wanita itu lagi, tetapi, wanita itu telah menyelamatkan hidupnya hari ini. Jadi, dia terpaksa harus menjenguknya di rumah sakit.

Wallace menggelengkan kepalanya, memencet batang hidungnya. Dia lalu memeluk erat isterinya dan terlelap.

Sinar matahari menembus kaca jendela.

Victoria perlahan bangun, matanya masih kabur. Kasur di sampingnya kosong melompong. Namun, ada yang beda kali ini. Ada sepucuk surat untuknya.

Victoria mengenali tulisan tangan itu. Goresannya tegas dan keras.

“Aku berangkat ke kantor. Aku akan merawatmu dengan baik setelah proyek ini selesai. Kau baik-baik lah. Hubungi aku kalau terjadi apa-apa. Wallace.”

Perasaan hangat memenuhi dadanya. Bibir Victoria lalu menyungging senyum.

Di dalam kantornya, Wallace terlihat sibuk.

Karena kuasa hukum dari perusahaan mitranya sedang di rawat di rumah sakit, kemajuan proyek menjadi sedikit terhambat. Wallace mengerutkan dahinya. Dia lalu memutuskan untuk pergi ke rumah sakit dan kembali ke kantor nanti.

Novel Terkait

Perjalanan Selingkuh

Perjalanan Selingkuh

Linda
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
4 tahun yang lalu
You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
4 tahun yang lalu
Half a Heart

Half a Heart

Romansa Universe
Romantis
4 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
4 tahun yang lalu
My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
5 tahun yang lalu