Ternyata Suamiku Seorang Milioner - Bab 316 Kamu adalah tunanganku

Saat itu, laki-laki bersikap sangat aneh, apakah dia juga lupa akan dirinya sendiri?

“Kamu tunggu aku sebentar, aku pergi panggil dokter.” selesai bicara, laki-laki itu langsung lari keluar.

Dua menit kemudian, ruangan itu penuh akan orang, melakukan pengecekan kepada Victoria Gong. Dokter menarik laki-laki itu dan berkata: “mungkin karena mengalami trauma atau kesakitan, jadi lupa semuanya.”

Laki-laki teringat kemarin, saat di villa melihat dia, mengerutkan kening, memegang perut. Setelah itu periksa ke rumah sakit baru tahu, dia aborsi, pasti sangat sakit.

Dia masih ingat keadaan gawat saat itu, dokter dengan khawatir berkata: “Kamu bagaimana jadi suami, bagaimana mengizinkan dia minum obat aborsi? Terlambat sedikt lagi, dia bisa meninggal!”

“Jadi kapan dia akan kembali ingat?” Laki-laki itu bertanya.

Dokter melihat dia di kasur dan berkata: “Mungkin satu bulan, satu tahun, atau bahkan selamanya tidak akan ingat lagi.”

Mendengar itu, laki-laki itu tidak tahu harus bereaksi seperti apa. Dia terkejut, matanya menatap pasien di kasur, dia merasa frustasi dan tidak di bantu.

“Jangan khawatir.” Dokter menepuk pundaknya, lalu bersama para suster keluar ruangan.

Laki-laki berjalan ke depan kasur pasien, ekspresinya perlahan tersenyum, menyuruh wanita itu duduk.

Dia masih belum merasakan sakit apapun, hanya saja kepalanya kosong, seperti bayi, dia menatap laki-laki itu dan bertanya: “Apakah aku sakit parah?”

“Tidak.” Laki-laki itu menggeleng dan berkata: “Hanya masalah kecil, bisa membaik.”

Perempuan itu perlahan menunduk, lalu berkata: “Tetapi aku tidak tahu siapa aku.” Suaranya menandakan putus asa.

“Nama kamu Victoria Gong, aku Tantio Liang, kamu adalah tunangan aku.” Tantio Liang menggenggam tangannya, dan berkata dengan lembut.

Tantio Liang? Victoria Gong?

Dua nama ini di kepalanya sangat asing. Dia bergumam: “Tunangan?”

“Benar. Setengah tahun lalu kita saling kenal, tidak lama ini kita tunangan, dan sebentar lagi kita akan menikah.” Tantio Liang berkata.

Tantio Liang memiliki perasaan yang tidak sama, dulu dia tidak pernah ada. Saat meninggal tempat itu, dia terus menunggunya. Jadi, saat Victoria Gong di culik Erick Chen, dia langsung tahu. Setelah itu, dia membawa orang-orangnya datang ke China, dari tangan Erick Chen menyelamatkan Victoria Gong.

Saat itu, Victoria Gong tidak tahu siapa yang menyelamatkan dia, hanya mengira orang banyak, tiba-tiba bertemu saja, tapi tidak di sangka di lautan orang tersebut bertemu jodohnya.

Victoria Gong mendengar itu, dia tidak merasakan apapun. Dia tidak ingat apapun, setelah bangun hanya melihat orang di depannya. Dia menatap Tantio Liang, tidak curiga, hanya percaya. Di dunia yang besar ini, sekarang dia hanya mengenal satu orang.

Tantio Liang melihat responsnya, datar, dia langsung tersenyum. Dia tahu jelas, dirinya menyukai Victoria Gang, jadi dengan terpaksa berbohong, ingin Victoria Gong tinggal bersama. Lagipula suaminya tidak dapat menjaganya, kalau begitu biar dirinya sendiri saja.

“Lelah? Apakah ingin istirahat?” Tantio Liang dengan lembut bertanya.

Sudah tidur sangat lama, kalau tidur lagi, apakah aku babi?

Victoria ingin menolak, langsung merasa kata-kata itu sangat familiar, tetapi tidak ingat bicara dengan siapa. Dia melihat Tantio Liang, tidak dapat berbicara, hanya menggeleng.

“Kalau begitu.” Tantio Liang berkata, “Lapar tidak?”

Victoria Gong benar-benar merasa lapar, dia mengangguk.

Tantio Liang tersenyum dan berkata: “Baiklah, aku pergi beli makan dahulu, kamu tunggu sebentar.”

Saat dia pergi, Victoria Gong menarik dia, dan berkata: “Apakah aku bisa pergi dari sini” Tidak tahu bagaimana, dia sepertinya sangat benci dengan rumah sakit.

Tantio Liang merasa sulit, karena Victoria Gong harus istirahat untuk beberapa hari.

“Aku tidak ingin tinggal disini.” Victoria Gong menambahkan, dengan nada kasihan.

Melihat dia seperti itu, Tantio Liang tidak tahan, lalu setuju, memanggil dokter kerumah juga bisa.

Mendengar itu, Victoria Gong lalu tersenyum, dan berkata: “Terimakasih.”

Setelah setengah jam, mereka sampai di tempat Liang, tempat dengan suasana China terbesar di Inggris.

Tengah malam, di Pelabuhan Chengdong.

Erick Chen turun dari kapal, di kelilingi oleh orang. Dia dengan datar bertanya: “Kalian siapa?”

Saat itu, Willy Mo berjalan ke arah Erick Chen dan menarik bajunya, dengan marah bertanya: “Ketua Mo?”

Ternyata adalah bawahan Wallace Mo.

Erick Chen tertawa, melepaskan tangan Willy Mo, menepuk bajunya dan berkata: “Mungkin sudah dimakan oleh ikan.”

Mendengar itu, Willy Mo meninjunya sampai jatuh ke tanah, dan berteriak: “Kamu!”

Dia tidak khawatir dengan Wallace Mo, jadi mengikutinya. Awalnya ingin menunggunya di tepian, tetapi tidak melihat dia turun, jadi, dia khawatir akan ada hasil buruk.

Willy Mo berkata kepada bodyguard di belakangnya :”Bawa dia kembali!”

Tidak sampai setengah jam, Erick Chen dan 5 orang bodyguard di tunduk oleh Willy Mo dan orang-orangnya.

Saat Erick Chen berjalan dia menatap mata Willy Mo, dia sama sekali tidak menyangka, di atas kapal pergitungan dengan Wallace Mo, di bawah kapal diperhitungkan oleh Wallace Mo. Dia ingat perkataan Wallace Mo di atas kapal, kejahatan penculikan dan pembunuhan bukanlah hal sepele, tiba-tiba, ada ledakan ketakutan di hatinya.

Willy Mo tidak peduli dengan Erick Chen, saat menyuruh bodyguard membawanya pergi, langsung menghubungi polisi, untuk melakukan keamanan.

Waktu berjalan sangat cepat, setelah 4 jam, mereka masih belum menemukan Wallace Mo.

Waktu itu, sudah tengah malam. Willy Mo di kantor, dia tidak berani pulang ke rumah, tidak berani memberitahu masalah ini kepada orangtua Mo, dia dapat membayangkan, setelah mereka mengetahui, bagaimana reaksinya.

Tetapi, Kapan pun paling takut pada sesuatu, biasanya Tuhan akan mengaturnya untuk kamu.

Dalam kediaman, handphone berbunyi, hati Willy Mo terkejut, ternyata dari rumah Mo yang menelepon.

"Ibu." Willy Mo menyapa, suaranya sedikit gemetar. Dia berusaha untuk menutupinya, tetapi ini adalah masalah besar, pasti akan terlihat.

Disana, ibu Mo sangat khawatir, dia bolak-balik seharian, selalu merasa ada maslaah. Apalagi, sudah hampir beberapa hari tidak melihat Wallace Mo dan Elizabeth Chu, sangat khawatir. dia mengerutkan kening, berkata: "Willy Mo, telepon Wallace Mo kenapa selalu tidak tersambung, apakah ada masalah?"

"Tidak....." Willy Mo sedikit ragu dan berkata, "Kamu jangan banyak pikir, tidak terjadi apa-apa." Untuk membuat ibu Mo tenang, dia sengaja tertawa.

Mendengar itu, wajah ibu Mo berubah. Willy Mo adalah anak yang di besarkan oleh dia, bagaimana dia tidak tahu reaksi Willy Mo menandakan apa. Dia marah: "Bicara, sebenarnya ada masalah apa?"

Saat itu, dia tidak bisa menahannya. Willy Mo memegang erat handphone, kepalanya sudah penuh dengan keringat dan berkata: "Ibu, kamu sekarang jangan berlebihan."

"Bicara." Ibu Mo sudah bisa merasakan, masalahnya pasti sangat besar.

Willy Mo angkat suara: "Kakak, dibuang ke laut, sampai sekarang belum ada kabar." Dia memberitahu kabar paling inti, dengan ragu bicara.

Mendengar hal itu, Ibu Mo tidak percaya, ekspresinya bengong. Dia sedikit tidak bisa berkata, bertanya: "Willy Mo, kamu berbohong bukan?"

"Tidak, aku sudah mencarinya 4 jam, masih belum ada hasil." Willy Mo menjawab.

Apa artinya empat jam? Itu berarti Wallace Mo tinggal di laut selama empat jam, dua ratus empat puluh menit, tidak tahu hidup mati.

Pas saja saat itu, ayah Mo membawa koran dan berjalan. Dia melihat ibu Mo seperti itu, merasa aneh dan bertanya: "Kenapa?"

Ibu Mo tidak berbicara, terdiam karena merasakan sakit. Dia melihat ayah Mo, air matanya jatuh.

Ayah Mo merasa tidak beres, dia melihat telepon yang tergantung, diangkat, "Halo"

"Ayah." Willy Mo menyapa.

"Ada masalah apa?"

"Ayah, kakak di buang ke laut, sampai sekarang belum ada kabar." Willy Mo menjawab, nada bicaranya sangat ketakutan. Dia jelas menggunakan tim penyelamat dan penyelam terbaik di kota, tetapi dia tidak bisa menemukannya.

Mendengar itu, ayah terdiam. Tetapi pada akhirnya dia adalah kepala keluarga. Dia tenang dengan cepat dan berkata, "Willy Mo, aku punya teman lama yang melakukan bisnis maritim. Aku akan memberitahunya jika aku bisa, dan membiarkannya menemukannya bersama-sama."

"Baik." Willy Mo menjawab dan mematikan telepon.

Ayah Mo berusaha untuk tenang, dia menelepon temannya, berkata: "Andre, ada urusan mau minta tolong kamu.... Benar, anak aku.... dia sekarang tidak ada kabar.... baik, terimakasih."

Setelah menelepom, tangan ayah Mo bergetar. Karena anak sendiri, tidak bisa tenang. Dia melihat di sebelah ada ibu Mo sedang terdiam, matanya kabur.

"Sudah, jangan khawatir." Ayah Mo memeluk ibu Mo, menenangkan dia.

Saat itu, ibu Mo baru meledak, menangis di pelukan ayah Mo, berkata: "Suami, bagaimana ini? kalau tidak menemukan Wallace Mo, aku....." Dia menangis semakin kencang.

"Tidak mungkin, jangan khawatir, pasti di temukan." Ayah Mo berkata, menenangkan dia, juga diri sendiri.

Di sisi lain, Willy Mo menerima telepon dari Pak Andre, sudah menyuruh bawahan, dia sibuk berterimakasih, setelah menutup telepon, langsung pergi ke Pelabuhan Chengdong.

Sudah tengah malam, sekitar sangat gelap, hanya dapat melihat cahaya dari kapal yang jauh. Lingkungan yang gelap ini juga menjadi halangan.

Dia di pinggir laut, berharap mendapatkan kabar.

Tidak tahu berapa lama, langit mulai terang, Willy Mo berdiri di pantai dan berdiri sepanjang malam tanpa berita. Perahu itu bergerak semakin jauh, yang berarti Wallace Mo juga tersapu ombak.

Dia sedikit putus asa, hatinya sangat emosi, kalau tidak ada Erick Chen, semua ini tidak akan terjadi.

Novel Terkait

Meet By Chance

Meet By Chance

Lena Tan
Percintaan
4 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
5 tahun yang lalu
Istri ke-7

Istri ke-7

Sweety Girl
Percintaan
5 tahun yang lalu
Pengantin Baruku

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
4 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
5 tahun yang lalu
Half a Heart

Half a Heart

Romansa Universe
Romantis
4 tahun yang lalu
Hidden Son-in-Law

Hidden Son-in-Law

Andy Lee
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu