Ternyata Suamiku Seorang Milioner - Bab 160 Bagaimana Cara Keluar Rumah (1)

Wallace pasti sengaja, jelas-jelas tahu Victoria akan pergi SPA hari ini, tetapi malah meninggalkan bekas-bekas ciuman itu pada badannya.

Sekalipun dia bermuka tebal, tetap saja tidak mungkin menemui orang dengan bekas yang menonjol seperti itu, sungguh memalukan!

Apalagi dia adalah seorang yang cenderung lebih pemalu.

“Bagaimana ini….” Victoria Gong mulai panik,dia terus menjambak rambut sendiri dan tidak tahu apa yang harus dilakukan.

Di saat Victoria Gong sedang berpikir untuk berpura-pura sakit dan membatalkan janji dengan Ibu Mo, handphone-nya tiba-tiba berdering.

Victoria Gong pun melihat layar handphone dan terlihat panggilan dari Ibu Mo.

Ekspresi wajahnya kaku mendadak, dia memberanikan diri mengangkat telepon, “Bu.”

Lebih baik berpura-pura sakit saja, Victoria Gong memikirkan alasan itu saat mengangkat telepon

“Victoria, kamu tidak di rumah ya?” Suara Ibu Mo terdengar dengan jelas dari ujung telepon.

“Tidak kok, aku ada di rumah….”

Perkataan Victoria Gong belum selesai, terdengar Ibu Mo berkata: “Kalau begitu bukakan pintu untukku, aku sudah menekan bel tetapi tidak ada yang membuka, aku kira tidak ada orang di rumah.”

Rumah Wallace diamankan dengan kunci yang menggunakan sidik jari, biasanya Ibu Mo dan Ayah Mo tidak akan datang, maka dari itu sidik jadi mereka pun tidak terdaftar.

Victoria Gong terdiam, sama sekali tidak menduga Ibu Mo sudah sampai di depan pintu, di saat seperti ini berpura-pura sakit pun akan terasa sangat palsu.

“Wallace! Kamu sungguh sialan!” Victoria Gong mengumpat dan berteriak dalam hati, langsung merapikan pakaian dan pergi membukakan pintu untuk Ibu Mo.

“Ibu.” Wajah Victoria Gong terlihat merah, meskipun Ibu Mo belum tentu tahu dia bangun kesiangan, tetapi berhadapan dengan Ibu Mertua, dia sungguh merasa gelisah.

Saat berjalan masuk, Ibu Mo langsung menyadari wajah Victoria Gong yang merah, terlihat seperti baru saja bangun tidur, dia pun mengerti kenapa mengetuk pintu begitu lama tidak ada yang membuka.

Tentu saja karena anaknya terlalu menggila tadi malam, wajar sekali, namanya juga anak muda.

Meskipun sudah melihat dengan jelas, Ibu Mo tetap sadar menantunya adalah seorang yang pemalu, maka dia pun berpura-pura tidak tahu dan berkata sambil menahan tawa: “Cepat siap-siap, sebentar lagi kita berangkat.”

Saat ini Victoria Gong sungguh kewalahan, dia juga tidak enak mengatakan bahwa Wallace meninggalkan banyak bekas bibir di badannya, akhirnya pun mengiyakan dan bersiap-siap di dalam kamar.

Ibu Mertua sedang menunggu di ruang tamu, sekalipun hubungan mereka cukup baik, Victoria Gong tidak mungkin membiarkannya menunggu lama, dengan cepat dia selesai bersiap-siap dan mengenakan pakaian yang tertutup, mengambil tas dan handphone, lalu keluar dari kamar.

“Bu, ayo berangkat.” Victoria Gong merasa harus bersikap lebih tegas, hanya bekas merah saja, siapa juga yang tidak pernah digigit nyamuk hingga muncul bentol di badan!

“Iya, ayo.”

Victoria Gong menggandeng Ibu Mertua keluar rumah dan meminta supir mengantar mereka hingga ke lokasi SPA.

“Kapan-kapan jika Wallace sempat, kamu ajak dia kesini, SPA di tempat ini sangat bagus, dia seharian duduk di kantor, pasti sangat pegal, terutama tulang punggungnya, dulu Ibu sering menganjurkannya datang, tetapi dia hanya mengiyakan di bibir, tidak pernah dilakukan, saat ini sudah menikah, ada kamu yang mengurusnya, Ibu pun merasa lebih tenang.”

Ibu Mo menarik tangan Victoria Gong sambil terus berkata, Victoria pun tidak mungkin membantahnya, “Bu, Ibu tenang saja, Wallace sudah membuatkanku kartu member di sebuah gym, letakknya tidak jauh dari kantor, aku tiap hari berolahraga disana, kadang-kadang Wallace pun pergi bersamaku.”

“Tetapi belakangan ini dia mendapat banyak proyek baru dan semakin sibuk, untuk sementara belum ada waktu, setelah jadwalnya lebih longgar, aku pasti mengajaknya kemari.” Meskipun Wallace bisa pulang kerja tepat waktu setiap harinya, tetapi jumlah pekerjaannya pun selalu bertambah, alasan tidak lembur hanya karena mereka baru saja menikah tidak lama.

Meskipun Wallace tidak mengatakannya, Victoria Gong bisa melihat sendiri dari semua pekerjaannya sehari-hari.

“Jadi belakangan ini sangat sibuk?” Biasanya Ibu Mo tidak akan bertanya banyak soal urusan kantor Wallace, maka tidak tahu bagaimana kondisinya disana saat ini, saat mendengar cerita Victoria, dia pun perlahan melepaskan isi pikirannya.

Belakangan ini anaknya sungguh sibuk, sepertinya belum tepat jika membicarakan masalah cucu saat ini, selain itu hanya akan menambah beban pikiran menantu.

Ibu Mo sungguh pengertian, dia tidak bertanya lebih banyak lagi, keduanya pun mengganti pakaian khusus dan masing-masing memanggil karyawan, mungkin karena belakangan ini Victoria Gong rajin berolahraga, sekalipun karyawan SPA memijitnya dengan kuat, dia tetap tidak merasa sakit, malah merasa sangat nyaman.

Setelah selesai SPA, Victoria Gong merasa sangat nyaman dan ingin sekali tidur.

Setelah keluar dari tempat SPA, Ibu Mo bertanya sambil tersenyum: “Bagaimana rasanya?”

“Sungguh enak, Bu, lain kali jika datang lagi ingat ajak aku.” Saat ini Victoria Gong berada pada masa-masa persiapan kehamilan, dia pun tidak berencana kerja, setiap harinya hampir tidak ada kegiatan lain selain berolahraga, meskipun hubungan dengan Ibu Mertuanya baik-baik saja, tetapi akan lebih baik jika semakin mempererat hubungan itu.

“Tentu saja, Ibu-ibu yang lain juga sering datang bersama menantunya, karena beberapa waktu lalu kamu sangat sibuk, Ibu pun tidak berani mengajakmu, tetapi mulai sekarang kamu punya waktu dan akan lebih sering menemaniku, Ibu pun tidak akan iri lagi saat melihat mereka!” Ibu Mo tertawa sambil berkata, menantunya sungguh patuh dan cantik, jauh dibanding menantu Ibu-ibu lainnya.