Ternyata Suamiku Seorang Milioner - Bab 238 Menyelesaikan Masalah (2)

Setelah sarapan, Wallace Mo pun mengantar Victoria Gong ke Perusahaan Gong.”

“Jangan cemas, paling lambat nanti sore, aku akan mengantarkan proposal perencanaannya kesini.” Wallace Mo berkata dengan lembut dalam mobil.

Victoria Gong menganggukkan kepala, kembali masuk ke pelukan Wallace Mo dan berkata: “Terima kasih, Wallace.”

Melihat sikap Victoria seperti itu, Wallace Mo merasakan kehangatan dalam hati, dia pun menunduk dan mencium rambutnya.

Setelah itu Wallace Mo mengemudikan mobil menuju Perusahaan Mo. Begitu masuk ke kantor, Willy mengikutinya dari belakang.

“Direktur Mo, kita telah berhasil menyusun janji dengan Direktur Perusahaan Zhang, janjinya jam 10 pagi.” Willy berkata dengan tenang.

“Baik, lihatlah ini.” Sambil berkata, Wallace Mo menyodorkan proposal yang telah dia rancang tadi malam.

Willy menerima dan membukanya. Setelah membaca, dia menunjukkan ekspresi terkejut, berkata: “Direktur Mo, sungguh ingin seperti ini?’

“Hm, ini ada cara terbaik.”

“Tapi….”

“Tidak ada tapi. Aku beritahu kamu, ini perlu kamu sempurnakan lagi. Setelah bertemu Direktur Zhang, kamu perbaiki lagi bagian-bagian kecilnya, dan buat proposal jilid akhirnya.” Wallace Mo berkata sambil menatap mata Willy .

“Baiklah.” Selesai berkata, Willy pun keluar sambil membawa dokumen itu.

Tepat jam 10 pagi, Wallace Mo dan Direktur Zhang bertemu di lapangan golf.

“Direktur Mo, anda memanggilku begitu terburu-buru, entah kerja-sama sebesar apa yang ingin ditawarkan padaku kali ini?”

Wallace Mo tertawa, berkata: “Mana ada kerja-sama besar, hanya ingin meminta sedikit bantuan Direktur Zhang.”

“Oh begitu?”

“Direktur Zhang pasti sudah mendengar masalah Perusahaan Gong, dengar-dengar Direktur Zhang memiliki data yang diinginkan Perusahaan Gong.”

“Ada sih.” Direktur Zhang terhenti beberapa detik dan lanjut berkata: “Tetapi, sudah ditandatangani dalam surat kontrak dan akan segera diserahkan pada orang lain.”

“Gampang sekali jika begitu, aku akan membelinya dengan harga sepuluh kali lipat.”

“Ini?” Direktur Zhang seolah tidak mampu mempercayainya.

Melihat sikap Direktur Zhang, Wallace Mo hanya tertawa dan berkata: “Dan ini juga.” Sambil berkata, dia pun menyodorkan sebuah dokumen ke hadapan Direktur Zhang.

Direktur Zhang melihatnya. Meskipun putih bersih, tetapi bagian bawahnya tertulis nama dan tandatangan Wallace Mo, dia pun tertawa dan berkata: “Direktur Mo sungguh ingin seperti ini?”

“Direktur Zhang juga sudah melihatnya, seorang Wallace Mo mana pernah plin-plan. Silahkan kamu tuliskan semua syaratnya. Aku tentu melakukan apa yang bisa aku lakukan, dan yang tidak bisa dilakukan pun akan aku usahakan dengan maksimal.”

“Dengar-dengar, Perusahaan Gong adalah perusahaan milik orang tua Nyonya Direktur Mo, benarkah begitu?” Direktur Zhang mencoba mengalihkan topik yang berat itu.

Wallace Mo mengangguk kepala pertanda mengiyakan.

“Kalau begitu, apakah pantas Direktur Mo berbuat seperti ini? Sesuai dengan kemampuanmu, menaklukkan Perusahaan Gong bukanlah apa-apa, kenapa harus sampai mengerahkan seluruh energi dan usaha Perusahaan Mo untuk menyelamatkan sebuah perusahaan kecil seperti Perusahaan Gong?” Direktur Zhang lanjut bertanya.

“Sekalipun harus mengorbankan diri, aku tetap akan menjaganya dengan baik.”

Mendengar perkataan itu, Direktur Zhang sangat salut pada Wallace Mo, dia pun mengembalikan dokumen itu pada Wallace Mo dan berkata: “Tidak perlu ini, aku berjanji akan menjual dokumen itu kepadamu.”

Wallace Mo tersenyum, jelas-jelas tahu Direktur Zhang akan memberikan kemudahan padanya. Dia pun berkata: “Baiklah.”

Setelah berpamitan dengan Direktur Zhang, Wallace Mo pun kembali ke Perusahaan Mo dan meminta Willy menyempurnakan proposal itu.

Setelah Willy memperbaiki proposal itu, hari sudah siang. Wallace Mo tidak bisa menunggu lebih lama lagi, langsung membawa proposal itu menuju Perusahaan Gong. Saat sampai, kebetulan berpapasan dengan Charles Gong di depan pintu.

“Yah, bagaimana jika kita bicarakan di atas?” Willy berkata.

Charles Gong tahu apa yang Wallace Mo maksud. Dia pun mengangguk dan mengarahkan Wallace Mo ke ruangannya.

“Ayah coba lihat ini, aku rasa ini bisa menyelesaikan masalah yang dihadapi Perusahaan Gong.” Sambil berkata, dia menyodorkan dokumen itu ke depan Charles Gong.

Charles Gong melihatnya sekilas, setelah itu melihat Wallace Mo dengan ekspresi yang sama dengan Willy : “Wallace, sungguh harus begini?”

“Yah, aku sudah berunding dengan Direktur Perusahaan Zhang. Paling cepat nanti sore, dia akan membawakan data-data yang kita butuhkan, dan Perusahaan Mo juga akan memberi dukungan dana yang besar untuk Perusahaan Gong. Dan soal kerja-sama setelahnya, akan terus aku amati.”

“Kalau begitu aku panggil Victoria dulu.”

Sambil berkata, Charles Gong pun mengangkat telepon di samping dan akan segera memanggil Victoria Gong, tetapi malah dihentikan Wallace Mo.

“Ayah cukup beritahu dia bahwa Perusahaan Gong baik-baik saja, aku tidak ingin membuatnya terlalu cemas.” Wallace Mo berkata sambil tersenyum.

“Wallace, kamu benaran ingin begini?” Charles Gong kembali bertanya.

“Asalkan Victoria bisa senang, aku pun merasa puas.”

Charles Gong menghela nafas, kemudian mengantar Wallace Mo keluar dari ruangannya. Hanya saja, saat membuka pintu, terlihat Victoria Gong sedang menempelkan telinganya ke pintu. Sekumpulan karyawan juga ikut dari belakang. Saat pintu dibuka, semuanya bubar, tersisa Victoria Gong disana.

“Victoria, untuk apa kamu disini?” Charles Gong bertanya dengan kesal.

Victoria tersenyum dengan canggung, menggaruk kepala dan berkata: “Aku hanya ingin tahu apa yang sedang kalian bicarakan.”

Wallace Mo tersenyum sejenak, lalu merangkul Victoria Gong dan berkata: “Aku mengantarkan proposal untuk Ayah, masalah perusahaan ini akan segera terselesaikan.”

Ketika mendengarnya, Victoria Gong pun merasa senang, dan bertanya degan antusias: “Benaran?”

Wallace Mo mengangguk, tetapi Victoria Gong seolah belum bisa percaya. Dia pun melihat Charles Gong dan mengharapkan sebuah jawaban dari Sang Ayah.

Charles Gong juga menganggukkan kepala.

Saat ini, Victoria Gong pun benaran tenang, dia bahkan berteriak dengan senang: “Bagus sekali!!”

Mungkin karena terlalu semangat, dia pun tidak menyadari ekspresi cemas pada wajah Charles Gong.

“Yah, aku bawa Victoria makan dulu.”

Wallace Mo menganggukkan kepala pada Charles Gong, lalu menggandeng Victoria keluar dari gedung kantor.

Novel Terkait

A Dream of Marrying You

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
4 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
5 tahun yang lalu
Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
5 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
Lelah Terhadap Cinta Ini

Lelah Terhadap Cinta Ini

Bella Cindy
Pernikahan
5 tahun yang lalu
My Japanese Girlfriend

My Japanese Girlfriend

Keira
Percintaan
4 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu
Istri ke-7

Istri ke-7

Sweety Girl
Percintaan
5 tahun yang lalu