Ternyata Suamiku Seorang Milioner - Bab 212 Paman Tidak Menyukaiku (2)

"Masih dikamar tamu?" Gumamnya sendiri.

Selesai bicara Wallace Mo pun membalikkan badannya menuju kamar tamu, tapi pintu masih dikunci.

"Victoria."

Tidak ada reaksi dari dalam. Kemudian baru saja ia ingin mengetuk pintu, Victoria pun muncul dihadapannya.

Tapi beberapa detik kemudian Victoria sudah hilang, hanya tertinggal selembar kertas polio.

Victoria Gong meletakkan kertas itu ditangan Wallace Mo dan langsung kembali mengunci pintu.

Perlahan Wallace Mo membukanya,dan diatasnya tertulis-

Malam ini kamu tidur sendiri!

Wallace Mo meremas kertas itu ditangannya dan menghela nafas geram lalu berbalik kembali ke kamarnya.

Keesokan harinya sedikit cahaya matahari menyelinap lewat jendela, seluruh ruangan terasa kosong dan sepi.

Victoria Gong barbaring dikasur, terlihat sudah agak bangun. saat dia membalikkan badan dan membuka matanya ia pun melihat Wallace Mo yang ada disampingnya.

Bukankah semalam ia tidur dengan William di kamar tamu?

Belum sempat Victoria Gong tersadar, dia sudah melihat Wallace Mo membuka sepasang matanya dan melihat kearahnya.

Barangkali karena baru bangun, otaknya belum begitu jernih. Victoria Gong sepertinya sudah lupa dia dan Wallace Mo baru bertengkar, dan bicara:"Bagaimana aku bisa ada disini?"

Nada suaranya pelan,tidak seperti sedang marah. Ini membuat Wallace Mo terpesona,dia pun mendekat dan memeluk Victoria,"Victoria,kamu tidak marah lagi?"

Mendengar itu baru Victoria tersadar dan längsung mendorong Wallace Mo dengan tenaga penuh. Melipat selimut bersiap seolah ingin bangun.

"Victoria." Wallace Mo mengulurkan tangan menarik Victoria Gong.

"Bagaimana aku bisa disini?" Victoria Gong kembali mengulang pertanyaannya.

Wallace Mo memancungkan bibirnya dan ikut duduk, dan bicara pelan:"Kamu lupa? dirumah kita setiap kamar ada kunci serepnya. Tengah malam kemarin, aku menebak kalau kamu sudah tidur, lalu aku pergi menggendongmu kesini."

Bagaimana bisa Wallace Mo membiarkan istrinya tidur dengan lawan jenis selain dirinya, walaupun itu hanya anak kecil.

"Kamu...."

Victoria gong merasa sesak, lalu menepis tangan Wallace Mo dan pergi ke kamar William.

Wallace Mo menggeleng-gelengkan kepala tidak berdaya.

Dikamar tamu William sedang tidur pulas. Victoria Gong duduk di samping kasur melihat William, ia tidak berhenti tersenyum seolah sedang melihat anaknya sendiri.

Tidak lama Victoria Gong melirik ke arah jam dan menyadari kalau sudah waktunya untuk bangun. Ia pun membangunkan William,lalu menyuruhnya mencuci muka dan gosok gigi sendiri.

Setelah sarapan dan menyiapkan tas sekolah William, Victoria menggandeng William berjalan keluar. Tidak disangka, Wallace Mo yang ada dibelakang pun memanggil mereka.

"Victoria."

Wallace Mo membawa tas kerjanya, dan perlahan berjalan mendekat.

"Biar aku antar kalian." sambungnya lagi.

"Tidak usah, kami bisa pergi sendiri."

Selesai bicara,Victoria Gong pun menarik William dan berjalan kearah luar, tapi malah ditarik oleh Wallace Mo.

"Dengarkan aku."

Jadi ia menggandeng Victoria Gong, dan Victoria Gong menggandeng William. Walaupun Victoria sebenarnya tidak setuju.

Setelah mengantar William,Wallace Mo pun mengantar Victoria Gong kekantor.

"Hari ini aku yang menjemputmu pulang?" Sebelum turun dari mobil, begitu pertanyaan Wallace Mo pada Victoria Gong

"Tidak usah!"

Selesai bicara,Victoria membuka pintu dan turun.

.............

Sepulangnya kerja Victoria gong pun pergi ke sekolah William dan menjemputnya. Pukul sembilan malam, baru Wallace Mo pulang.

Ketika itu,Victoria sedang menidurkan William.

"Victoria." Wallace Mo menggedor pintu kamar tamu.

William melihat Victoria Gong duduk disamping kasur tak bergeming pun berkata pelan:"Tante,kenapa kamu tidak membuka pintu?"

Victoria Gong tersenyum dan tidak menjawab.

"Victoria." Wallace Mo kembali memanggil.

Seketika, William pun berlari membukakan pintu.

"Paman." dia berteriak lugu.

Wajah Wallace Mo datar, sepasang matanya melihat Victoria Gong.

Victoria Gong tidak mempedulikannya,dan berjalan kearah William, lalu bicara sambil tersenyum:"William, Kamu bisa tidur duluan kan? Tante akan segera kembali."

William menganggukkan kepalanya, Victoria menarik Wallace Mo kembali kekamar mereka.

"Kamu minum bir?" tanya Victoria.

"Iya, tadi aku meeting dengan klien. Bicara dengan sangat gembira jadi aku minum sedikit banyak." Wallace Mo berkata jujur.

Sebenarnya kalau tidak sedang bertengkar dengan Victoria Gong, dia tidak akan bersulang banyak seperti ini.

"Lain kali jangan minum terlalu banyak." kata Victoria Gong, nada bicaranya tersirat kasih sayang.

Benar-benar cinta memang begitu, walaupun sedang bertengkar, tapi tetap akan mengkhawatirkan pasangan.

Wallace Mo tersenyum dan mengangguk.

Victoria Gong melihat sikap Wallace Mo pun tidak tahu harus berkata apa. Tapi tidak boleh sembarangan, ini adalah hal bereda dengan masalah William.

"Bisakah kamu bersikap baik sedikit kepada William?" Victoria Gong bicara dengan series.

Menurut Victoria Gong, William sangat menyukai Wallace Mo. Tapi, Wallace Mo tidak begitu. Ia ingat kemarin saat William memberikan sayur kepada Wallace Mo, wajah William hampir menangis. Ditambah lagi sikap William yang ingin mengambil hati Wallace Mo,dia bahkan tidak menggubrisnya. ini pun membuat Victoria Gong bersedih.

Lalu "William" kata ini membuat Wallace Mo yang moodnya multi bagus kembali menekuk mukanya,dan dia pun bicara perlahan:"Kenapa kamu begitu ingin aku memperlakukannya dengan balk?"

"Karena dia masih seorang anak kecil, karna dia suka kamu. Tapi kamu bahkan sekali demi sekali menyakitinya." Victoria Gong bicara sepatah demi sepatah, nada bicaranya menyalahkan. kalimat ini, kira-kira adalah sebagai bentuk luapan kemarahan Victoria Gong terhadap Wallace Mo.

Novel Terkait

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu
Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
3 tahun yang lalu
Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
3 tahun yang lalu
Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
After Met You

After Met You

Amarda
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
3 tahun yang lalu