Ternyata Suamiku Seorang Milioner - Bab 107 Mengutus Orang untuk Membawa Kembali (2)

Kalau tidak memberinya pelajaran, takutnya wanita tua ini benar-benar meremehkan Wallace Mo!

“Victoria sedang hamil, kedatangannya sudah mempengaruhi suasana hatinya menjadi tidak baik, aku berharap ke depannya dia tidak muncul di hadapan Victoria lagi, membawa dampak tidak baik baginya!”

“Baiklah, aku mengerti, aku segera membereskan urusan ini.”

“Oke.”

Begitu Wallace Mo menutup teleponnya, dia langsung mencari orang untuk mengecek di mana Paulina Hao tinggal, tidak sampai 30 menit diketahui sekarang ini dia tinggal di sebuah hotel, dan masih menunggak biaya tinggal di hotel tersebut.

Teringat apa yang dikatakan Wallace Mo tentang buku kas itu, Willy Mo mengeryitkan alisnya, barang yang begitu pentingnya, mungkinkah Paulina Hao meninggalkannya di kamar hotel?

Memikirkan kemungkinan ini, raut wajah Willy Mo berubah menjadi tidak baik, juga mulai mencurigai kebenaran ada tidaknya buku ini, memikirkan ingin segera menyelesaikan masalah ini, tanpa mengulur waktu lagi, memacu kendaraannya meninggalkan kantor.

Setelah tiba di hotel, Willy Mo tidak melewati resepsionis, langsung naik ke atas menuju kamar yang ditempati oleh Paulina Hao.

Setelah ditekannya bel pintu, tidak lama terdengar suara dari dalam: “Siapa?”

Muka Willy Mo tanpa ekspresi, dia hanya menjawab dengan sopan: “Halo, saya mewakili Tuan Mo dan nyonya datang mencari Anda.”

Dari dalam ruangan tidak terdengar suara, tidak lama pintu dibuka, Paulina Hao terlihat baru saja selesai mandi, rambutnya masih basah, dan dia mengenakan kimono hotel, dirinya dengan perasaan berkecamuk bersandar di depan pintu kamar, mengamati dan berusaha menilai Willy Mo, tersenyum sedikit dan berkata: “Cepat juga ya, baru saja aku pergi, tak lama sudah ada yang datang ke sini.”

Willy Mo hanya bersikap dingin seperti biasanya, dan juga ingin bereaksi terhadap topik yang tidak menarik.

Paulina Hao melihat Willy Mo yang seperti patung kayu, merasa tidak tertarik, dia mendengus, membuka pintu lebih lebar, membalikkan badannya dan masuk, “Masuklah.”

Willy Mo pun segera masuk, menutup pintu, setelah mengamat-amati sekitarnya, barulah duduk di sofa di ruang tamu, tanpa basa basi langsung mengatakan pokok masalahnya: “Tidak tahu buku yang dikatakan oleh ibu Hao ada di mana, saya perlu mencari tahu kebenarannya dulu.”

Dia tidak menyangka Willy Mo begitu blak-blakan dan cepat dalam bertindak, juga sangat tidak menarik, tapi dia juga tahu orang ini kemungkian besar adalah asistennya Wallace Mo, mengenai permintaannya untuk melihat buku itu dia juga tidak bermaksud menyanggahnya, lagipula tidak akan mengurungkan memberi uang untuknya.

“Tunggu sebentar, aku ambilkan bukunya.”

Paulina Hao berdiri lalu masuk ke kamar, tidak begitu lama, membawa keluar sebuah buku, menyodorkannya kepada Willy Mo, “Kamu lihatlah, buku inilah yang kumaksud.”

Willy Mo mengambil buku itu dari tangan Paulina Hao, langsung dibuka dan dilihatnya, tapi baru saja dilihatnya sekilas, dia mengerutkan alisnya, tapi dia tidak berkata apapun, terus melanjutkan melihat isi buku tersebut.

Sangat disayangkan sampai dia selesai melihat seluruhnya, alis Willy Mo masih terus berkerut.

“Nona Hao.” Raut wajah Willy Ho terlihat sangat serius, pandangan matanya tajam menatap Paulina Hao, bertanya: “Apakah benar ini buku kasnya?”

Mendengar pertanyaannya itu, sorot matanya sedikit terkejut, tapi dengan mantap dia menjawab: “Tentu saja asli, kamu pikir aku memalsukannya?”

“Nona Hao tidak jujur.” Willy Mo sambil memegang buku itu, tertawa dingin dan berkata: “Buku ini palingan hanya duplikatnya saja, sebaiknya Nona Hao mengeluarkan buku aslinya.”

Karena Willy Mo bisa menjadi asistennya Wallace Mo, wajar kan kemampuannya begitu?

“Apa maksudmu dengan duplikat dan asli, aku tidak mengerti, di tanganku hanya ada ini, mau atau tidak!” Paulina Hao tidak menyangka hanya dengan dilihat sebentar saja bisa ketahuan oleh orang ini, hatinya sangat gugup, tapi mulutnya membantah, tidak mau mengakui.

Willy Mo agak marah dibuatnya, dengan suara dingin berkata: “Berhubung Nona Hao tidak mau bekerjasama, ya sudahlah.”

Sambil bicara, Willy Mo berdiri hendak pergi.

Paulina Hao saat itu terpaku diam, dia sama sekali tidak menyangka sikap Willy Mo begitu langsung, tanpa basa basi, ada yang tidak sejalan langsung membalikkan badannya hendak pergi.

Melihat Willy Mo sudah mau keluar dari pintu, Paulina Hao tersadar dan segera berteriak: “Tunggu!”

Willy Mo menghentikan langkahnya, membalikkan badannya dan menatap Paulina Hao dengan pandangan tenang, terus membuatnya perasaannya gugup.

Tapi terpikir olehnya uang 20 miliar yang akan segera dia terima, dalam hati Paulina Hao muncul dorongan yang sangat kuat, “Apa yang kamu maksud dengan buku yang asli aku tidak tahu, pokoknya buku yang sampai di tanganku ya buku inilah, dari awal tidak pernah diganti.”

Willy Mo dengan muka datarnya memandang Paulina Hao, bertanya dengan rasional: “Kalau begitu Nona Hao bolehkah memberitahu saya, siapa yang mengabaikan buku yang asli, malah sebaliknya melakukan sesuatu yang tidak penting dengan mengeluarkan buku duplikatnya?”

Paulina Hao merasa tercekat, mendengus lalu menjawab: “Kamu tanya aku, aku mana tahu?”

Menanggapi sikap Paulina Hao yang menolak untuk bekerjasama seperti ini, Willy Mo sangat senang, tanpa menunjukkan perubahan ekspresi apapun, dia meneruskan bicaranya: “Bukan Nona Hao yang menyimpan buku yang asli, maka memakai buku duplikat datang untuk menukarnya dengan uang, yang memegang buku aslinya berencana juga untuk lanjut meminta uang?”

“Bicara sembarangan!” Paulina Hao tidak bisa menahan emosinya, memelototi Willy Mo dan memarahinya: “Tidak mau buku kas ini lekas pergi saja dari sini, aku tidak ada waktu meladenimu membicarakan hal tidak penting begini.”

Walaupun nada bicaranya ketus, tapi matanya dengan jelas memancarkan perasaan hatinya yang gugup.

Willy Mo terus menatap Paulina Hao, otomatis perasaannya dapat terlihat dengan sangat jelas, dalam hatinya sudah ada rencana, sepertinya buku yang asli benar-benar dipegang oleh Paulina Hao.

“Berhubung Nyonya Hao merasa bisa menjual buku kas ini, tidak ada salahnya kita lihat saja, selain Tuan Mo, masih ada siapa lagi yang berani menerima buku ini!” Willy Mo langsung berbicara memperingatkan dia: “Sepertinya Nona Hao tidak terlalu mengenal temperamen Tuan Mo, tapi tidak apa-apa, mulai dari sekarang, jika Nona Hao bisa keluar dari kamar ini, maka buku ini, Tuan Mo juga tidak berencana untuk memilikinya.”

Willy Mo mengancam, mencoba menggoyahkannya, membuat raut wajah Paulina Hao tidak karuan, mengatupkan giginya erat-erat, menatap Willy Mo, namun dalam hatinya merasa sangat ketakutan.

Walaupun sebelumnya dia belum pernah berhubungan dengan Willy Mo, tapi dia tahu orang ini tidak mudah diajak kompromi, sekarang malah jadi berurusan masalah buku kas berisi bukti pencucian uangnya Charles Gong.

Sebelumnya tidak tahu, ya sudahlah, sekarang menjadi tahu, kemungkinan besar demi nama baiknya keluarga Mo, dia juga pastinya tidak akan membiarkan buku ini tersebar ke luar.

Berpikir sampai di sini, Paulina Hao agak menyesal, kalau dari awal sudah tahu begini, harusnya waktu di rumah sakit mau sampai ricuh bagaimanapun harusnya berusaha dapatkan uangnya, jadi tidak terjadi seperti sekarang demikian rumit dan serba salah.

Novel Terkait

Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
3 tahun yang lalu
Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu
4 tahun yang lalu
Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
3 tahun yang lalu
Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
4 tahun yang lalu