Ternyata Suamiku Seorang Milioner - Bab 123 Jelas-jelas Beracun (2)

Malam pun tiba.

Wallace telah tiba di rumah. Akhir-akhir ini, Wallace selalu pulang lebih awal untuk menemani Victoria.

Entah apa yang sedang dipikirkan Victoria, dia sama sekali tidak mendengar Wallace datang. Victoria terduduk di sofa sambil melamun.

“Victoria?” panggil Wallace lembut.

“Ha?” jawab Victoria setengah sadar sambil menoleh ke sumber suara, “Wallace, kamu sudah pulang?”

“Kamu sedang memikirkan apa?” tanya Wallace sambil memeluk isterinya, sesekali menciuminya.

“Bukan apa-apa. Hanya saja, sedikit membosankan seharian di rumah saja.” Victoria menghela nafas, lalu bersandar pada Wallace.

Wallace merasa bersalah, “Victoria… maafkan aku seharian bekerja, jadi tidak ada waktu untuk menemanimu.”

Mendengar Wallace menyalahkan diri sendiri, Victoria menggelengkan kepalanya dengan cepat. Dia mengelus wajah suaminya yang tampak semakin kurus, “Tidak masalah. Aku hanya mengantuk saja. Kamu kerjakan pekerjaanmu, jaga kesehatan.” ujar Victoria lembut.

Mata Wallace berbinar, dia tersenyum, “Kalau kamu bosan, kau bisa menemui Berly Liu. Lagipula, kalian berdua lama tidak bertemu.”

“Benar juga! Kenapa aku bodoh sekali!” ujar Victoria sambil mengetuk-ketuk kepalanya.

Wallace meraih tangan Victoria, “Bodoh.”

“Tapi, aku tidak tahu Berly Liu sedang sibuk apa akhir-akhir ini! Aku akan meneleponnya besok.” ujar Victoria yang tiba-tiba girang.

“Oke. Waktunya tidur!” Wallace menggendong isterinya ke kamar.

Victoria terkejut, lalu merangkul leher Wallace. Wallace tertawa melihat tingkah isterinya.

Pagi itu langit sangat cerah.

Victoria teringat rencananya tadi malam, lalu bergegas meraih ponselnya menelepon teman baiknya.

“Vic! To! Ri! A! Akhirnya kau mengingatku!”

Terdengar suara girang Berly Liu dari ponselnya. Victoria harus menjauhkan ponselnya sedikit untuk menyelamatkan telinganya.

Setelah suara dari seberang tenang, Victoria lanjut bicara, “Banyak yang terjadi akhir-akhir ini. Aku juga sedang hamil, aku menjadi sedikit pelupa.”

Berly Liu menghela nafasnya.

“Berly, Berly, Berly. Apa kau tidak mengasihaniku? Ku traktir makanan yang enak, oke?” ujar Victoria manja.

“Begitu boleh juga.” Jawab Berly Liu.

Victoria tertawa kegirangan.

Mereka lalu memutuskan tempat pertemuan.

Tepat sebelum meninggalkan rumah, mata kanan Victoria tiba-tiba berdenyut, serasa ada hal buruk yang menantinya hari ini. Namun, dia menggelengkan kepalanya dan keluar rumah dengan senang.

“Victoria!” badannya belum berdiri tegap, tiba-tiba seseorang memeluknya.

“Berly!” ujar Victoria girang sambil memeluk balik sahabatnya.

“Ah!” Berly Liu terkejut, lalu melepaskan pelukan eratnya.

Victoria melihatnya dengan bingung.

“Barusan aku mungkin membuat kaget bayimu.” ujar Berly menyalahkan dirinya, lalu mengelus perut Victoria.

Melihat tingkah Berly, Victoria tertawa, “Tidak masalah, bayiku juga merindukan ibu keduanya.”

Kedua orang yang lama tidak bertemu itu lalu menghabiskan waktunya dengan makan dan tertawa bersama.

Selesai kenyang makan malam, Berly Liu mengelus perutnya sendiri yang hampir sebuncit perut Victoria.

“Aku serasa melihat perutmu saat hamil nanti.” ujar Victoria.

Berly Liu menggelitiki Victoria. Mereka tertawa lagi dan lagi.

Seusai makan malam, Victoria dan Berly berjalan-jalan di tepian danau.

Victoria merasa amat senang menghabiskan waktunya dengan Berly. Seharian ini wajahnya penuh tawa. Dia menengadahkan kepalanya, melihat jauh di depan ada seseorang yang familiar baginya. Seketika, senyum di wajahnya lenyap.

Orang itu adalah Wanda Gu, yang belum lama ini keluar dari rumah sakit. Wanda Gu juga melihat Victoria. Wajah Wanda Gu berubah tajam, lalu berjalan kearahnya.

Melihat wajah Victoria berubah dingin, Berly Liu lalu mengikuti arah tatapan sahabatnya. Berly mendapati gadis berwajah pucat dan tajam berjalan kearah mereka.

Berly Liu mengenal gadis itu! Itu gadis yang menabrak Victoria dengan mobil waktu itu!

Berly beranjak ke depan Victoria, menghalanginya.

Melihat sahabatnya melindunginya, dada Victoria merasa hangat.

“Victoria! Kau sangat beruntung!” ujar Wanda Gu setelah berjalan cukup dekat.

Victoria geram. Gadis itu bisa-bisanya masih berlagak sombong dan dominan. Victoria menghembuskan nafas kesal, “Kau lah yang beruntung! Kalau bukan karena ayahmu, kau sudah di penjara sekarang!”

Wanda Gu semakin marah, “Dasar pelacur! Apa kau tidak sadar kau bukan siapa-siapa? Menurutmu kau pantas untuk Wallace Mo?!”

“Memangnya kau siapa? Aku belum pernah menemui wanita sejahat dirimu sebelumnya! Wallace Mo saja yang belum tahu! Victoria memang wanita baik hati, tapi kau jangan berpikiran dia mudah dibuli!” timpal Berly Liu.

Victoria tersentuh melihat sahabatnya membela dirinya.

Berly Liu khawatir amarah Victoria akan membuatnya mual, dia lalu menoleh ke sahabatnya, “Victoria, jangan ladeni orang macam begini. Kita pergi saja. Aku takut kau mual.”

Victoria tadinya ingin membalas perkataan Wanda Gu, namun mengingat bayinya, dia lalu menyetujui ide Berly.

Wanda Gu geram, matanya penuh amarah. Tepat ketika kedua orang di depannya akan berjalan melewatinya, Wanda Gu mengangkat kakinya lalu menendang perut Victoria.

“Ah!” Victoria yang berjalan tepat di pinggir danau, tidak menyangka Victoria akan melakukan hal itu. Tubuhnya kehilangan keseimbangan. Victoria pun tercebur ke danau.

Novel Terkait

Cinta Yang Dalam

Cinta Yang Dalam

Kim Yongyi
Pernikahan
3 tahun yang lalu
 Istri Pengkhianat

Istri Pengkhianat

Subardi
18+
4 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
Kakak iparku Sangat menggoda

Kakak iparku Sangat menggoda

Santa
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
3 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
3 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu