Ternyata Suamiku Seorang Milioner - Bab 4 Masuk ke jebakannya

Wallace Mo melihat ke arah yang ditunjuk oleh Victoria, dia melihat 4-5 orang lelaki keluar dari villa, kemudian perempuan yang tadi mendorong Victoria mengatakan sesuatu kepada mereka, beberapa lelaki ini pun berjalan menuju Victoria.

"Kalau tidak, aku menuliskan surat hutang untukmu?" Victoria tidak menyadari keadaan sekarang, dengan ragu mengangkat kepalanya.

"Tidak usah!" Wallace Mo lagi-lagi menolak, ia melihat beberapa lelaki itu sudah berjalan kemari.

Wajah Victoria penuh dengan kecanggungan, dia tidak tahu harus bagaimana.

Wallace Mo tersenyum miring, berpura-pura berkata tanpa berpikir, "Begini saja, rumah bosku masih kurang satu ibu pengurus, aku coba tanya dia apakah kamu boleh bekerja untuk membayar hutang ini."

"Lebih baik kamu memutuskan secepat mungkin." Wallace berkata sambil menunjuk ke arah belakang Victoria dengan dagunya, "Kalau tidak sudah terlambat."

Victoria tidak mengerti maksudnya, ia pun berpaling dan melihat beberapa lelaki itu berjalan kemari dengan langkah cepat, mereka terlihat jelas ingin menangkapnya.

Hatinya bergejolak, di kejauhan dia melihat Luna sedang mengelus rambutnya dan mengangkat dagunya melihat kemari, dia merasa semakin emosi.

"Orang gila!" Victoria sambil mengumpat sambil berbalik badan bermaksud lari.

Wallace Mo mengingatkannya, "Kamu berlari seperti itu, belum keluar komplek sudah ditangkap."

"Jadi aku harus bagaimana?" Victoria menghentikan kakinya dan bertanya, melihat sekilas Wallace, kemudian kembali melihat ke mobil di belakangnya, lalu memohon, "Bisakah kamu tolong mengantarku sebentar?"

Wallace Mo otomatis menolak lagi, bahkan membuat jebakan, "Ini adalah mobil bos, aku tidak berani sembarangan membawa orang asing."

"Aku bukan orang asing, bukannya kamu berkata kurang ibu pengurus? Aku setuju, sekarang aku sudah termasuk pekerja, mengantarku sekali tidak keterlaluan, kan?" Victoria berkata, dia bahkan merasa dirinya menjadi pintar karena sedang panik.

Wallace Mo diam-diam tersenyum.

"Naik." Dia berkata, dia sudah kembali ke kursi pengemudi dengan cepat.

Kecepatan Victoria lebih cepat darinya, dia berlari kecil dan sampai ke pintu kursi penumpang, membuka pintu dan duduk, kemudian berpaling dan melihat ke samping, beberapa lelaki itu sudah mulai berlari kearahnya, hanya tinggal beberapa meter.

"Cepat melaju, cepat melaju!" Victoria mendesak, tangannya bergerak terus.

Kemudian, mobil melaju cepat seperti sebuah panah.

Beberapa lelaki itu tidak berhasil menangkap Victoria, Luna Chen sangat geram.

"Baik, kamu berani memukulku, lihat bagaimana aku membalasmu." Dia berkata, kemudian mengeluarkan telepon genggam dari dalam tas, lalu menelepon ke sebuah nomor telepon, orang di seberang telepon sangat cepat mengangkat teleponnya, ekspresi Luna langsung berubah, berbicara sambil tersenyum, "Guru konseling Zhou....."

... ...

Saat ini juga, Victoria yang di dalam mobil melihat beberapa lelaki itu semakin jauh, dia pun menghela nafas lega.

"Terima kasih!" Dia berpaling dan berterima kasih kepada Wallace, suaranya tulus.

Wallace memutar setirnya, berkata dengan sedikit mengejek, "Kenapa kamu begitu sopan, kamu juga bukan orang asing, kita sekarang sudah termasuk rekan kerja."

Rekan kerja?

Satu supir, satunya lagi ibu pengurus, dideskripsikan olehnya terasa sangat berkelas!

Victoria sedikit terpana, tidak disangka dia berubah dari seorang putri menjadi seorang ibu-ibu!

Dia menghela nafas di dalam hati, dengan ragu-ragu berkata, "Kuliahku tidak begitu sibuk, tapi aku masih ada kelas piano dan kelas kaligrafi, jadi waktuku....."

Wallace menyalakan lampu tanda belok, sambil mengulang peraturan pekerjaannya, "Aku tadi sudah berkata, waktumu bebas, menyapu rumah, malamnya kamu harus waspada sedikit untuk menghindari pencuri masuk ke rumah, saat bos pulang ke rumah kamu harus selalu bersedia menunggu perintah, rumah ini bukan rumah utama, dalam satu bulan bos hanya pulang beberapa kali."

Suaranya rendah, ketika berbicara dagunya sedikit terangkat, dan dia pun melonggarkan dasinya.

Pandangan Victoria tanpa sadar berjalan dari wajahnya dan mengikuti gerakan tangannya, baru sadar kulitnya sangat mulus, warnanya sedikit kuning karena dia adalah seorang lelaki, tapi dia sama sekali tidak ada jerawat dan kerutan.

Eh?

Tunggu!

Matanya yang sedang mengagumi Wallace tiba-tiba berhenti di jam tangan Wallace, dia pun menyuarakan pikirannya, "Aku pernah melihat jam tangan ini di lemari jam ayah, harganya mencapai beberapa ratus juta."

Arti tersembunyinya, kamu seorang supir kenapa bisa memakai jam tangan semahal ini?

Kemudian, dia pun merasa kata-katanya tidak enak didengar, dia langsung meminta maaf: "Maaf, maaf, aku tidak bermaksud seperti itu!"

Victoria sambil berkata sambil menunduk, wajahnya memerah karena tegang, sekarang dia tidak punya rumah untuk pulang, dan menggores luka mobil mewah dan mahal ini, namun lelaki ini tidak hanya tidak mendesaknya membayar uang, juga tidak melapor polisi, malah memberikan tempat tinggal dan pekerjaan untuknya, dia malah berkata seperti itu.

Alis Wallace Mo terangkat, tidak disangka matanya lumayan tajam.

"Ini adalah penghargaan akhir tahun dari bos tahun lalu, kamu rajin-rajin bekerja, bos tidak akan memperlakukanmu dengan buruk." Selesai berbicara, dia berhasil menghilangkan kecurigaan di hati Victoria.

Victoria mengangguk, dengan serius berkata, "Bos sangat murah hati."

Iya murah hati, tapi tuntutannya juga banyak.

Mata Wallace penuh dengan kegelapan, sekali lagi memutar setir, kemudian menginjak rem, mobil berhenti dengan perlahan.

Di belakang pohon cemara yang rimbun, perlahan-lahan terlihat sebuah villa berlantai 3.

"Bos juga tinggal di komplek ini." Victoria melihat mobil berhenti dan bertanya.

"Turun." Wallace tidak menjawab, ia pun membuka pintu mobil, sambil berkata dia sudah di luar mobil.

Terdengar suara pintu ditutup, Victoria bergegas turun, begitu keluar dia terkejut, kemudian menunduk dan baru sadar dia tidak memakai sandal, kakinya menginjak kerikil tajam, membuatnya merasa sakit sampai seluruh wajahnya berkerut.

Wallace mendengar suaranya dan berbalik, melihat Victoria merasakan tatapan Wallace di kakinya, Victoria pun menarik kakinya ke belakang, Wallace pun diam-diam tersenyum.

"Masuk." Wallace berkata, dia melangkah menaiki tangga, kemudian membuka pintu menggunakan sidik jarinya.

Victoria bergegas mengikuti Wallace, berlari kecil dengan sedikit terpincang-pincang.

Setelah masuk ke rumah, Wallace mengambilkan sepasang sandal untuk Victoria, Wallace melewati koridor dan langsung masuk ke dalam, sambil berjalan sambil berkata kepada Victoria: "Kamu tinggal di lantai 1, keliling-keliling dulu untuk lebih mengenal rumah, aku pergi berbicara dengan bos dulu."

Victoria mengangguk, kemudian dia baru sadar Wallace tidak bisa melihatnya, dia pun menjawab "Baik."

Secara terbiasa Victoria mau mencari plaster di tasnya untuk ditempel di lukanya, baru dia sadar karena tadi terlalu terburu-buru, dia melupakan tasnya, kemudian dia memegang kantongnya, telepon genggamnya juga tidak bawa.

"Itu......" Victoria berkata dengan sungkan, menghentikan Wallace yang bermaksud naik ke lantai atas, dengan sedikit canggung berkata: "Boleh pinjam sebentar telepon genggammu?"

Wallace tidak bersuara, mengeluarkan telepon dan menatapinya, Victoria berjalan ke arahnya dengan langkah jinjit: "Terima kasih."

Victoria memegang telepon genggam tersebut, dia bimbang sana bimbang sini, akhirnya dia memutuskan untuk menghubungi telepon pamannya, dia berpikir bagaimanapun mereka ada keluarga, di saat seperti ini hanya bisa mencari mereka.

"Halo? Siapa ini?" di seberang telepon terdengar suara rendah seorang lelaki, terdengar sedikit tidak sabar.

Victoria menggigit bibir bawahnya, menghirup nafas dalam dan berkata: "Halo, paman, aku Victoria."

Pamannya terdiam setengah menit, baru terdengar suaranya lagi: "Victoria, ada apa?"

Victoria berkata dengan suara kecil, "Paman, boleh tidak meminjamkan sedikit uang, aku....."

Novel Terkait

Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
5 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
I'm Rich Man

I'm Rich Man

Hartanto
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
4 tahun yang lalu
Love and Trouble

Love and Trouble

Mimi Xu
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Harmless Lie

Harmless Lie

Baige
CEO
5 tahun yang lalu