Ternyata Suamiku Seorang Milioner - Bab 238 Menyelesaikan Masalah (1)

10 menit kemudian, baru saja keluar dari kamar mandi, dia melihat Wallace Mo berdiri di depan pintu kamar.

Victoria Gong sangat terkejut, dia menutup bahunya sambil berkata, “Kamu belum pergi ya?”

Wallace Mo tersenyum, lalu berjalan ke depannya dan berkata: “Aku pergi beli makanan, ayo kita sarapan.”

Sambil berkata, dia pun berencana menggandeng tangan Victoria Gong, dan tak disangka Victoria Gong malah menghindar.

“Kamu makan dulu saja, aku mau ganti pakaian.” Victoria Gong berkata dengan suara kecil, kemudian berjalan ke depan lemari baju dan berpura-pura mencari pakaian.

Wallace Mo merasa kecewa dan berkata dengan terpaksa: “Baiklah, kalau begitu cepatlah.”

Setelah berkata, dia pun berjalan keluar dari kamar dan menutup pintu dengan perlahan.

Setelah Wallace Mo pergi, Victoria Gong pun duduk kembali ke kursi. Dia tahu, saat bangun dari tidur, dia akan kembali pada kenyataan, harus menghadapi Wallace Mo dan semua hal di dunia nyata.

Saat ini, kata-kata Wallace Mo semalam kembali terbayang dalam pikirannya. Secara tidak langsung memberitahunya bahwa kecurigaannya memang benar.

Berpikir demikian, Victoria Gong pun menutup wajahnya dengan tangan dan tidak tahu harus berbuat apa.

Saat ini, terdengar suara ketukan pintu, Wallace Mo berkata: “Victoria, ada yang mau aku bicarakan.”

Kalau begitu hadapi saja! Karena tidak bisa menghindar, maka ungkapkan saja semuanya. Hanya dengan seperti itu, mungkin kedua orang tidak akan begitu sakit lagi.

Victoria Gong berdiri dari tempat duduk, berjalan ke lemari baju dan mengeluarkan satu setel pakaian hitam.

10 menit kemudian, dia pun keluar dari kamar mandi, dan duduk dengan pelan di depan Wallace Mo.

Wallace Mo melihatnya keluar. Dia pun tersenyum beberapa saat, kemudian meletakkan makanan ke depan Victoria Gong.

“Makanlah, makan dulu baru bicara.” Wallace Mo berkata.

Apakah dia juga ingin mengungkapkan semuanya?

Victoria Gong mulai panik, hingga telapak tangan mulai berkeringat. Dia mengangkat gelas susu di meja dan meneguknya hingga habis.

Proses itu berlangsung sangat cepat, tetapi Victoria Gong malah merasa sangat lambat. Jika kata-kata itu diucapkan, takutnya hubungan mereka tidak akan bisa diselamatkan lagi.

“Wallace.”

“Victoria.”

Victoria Gong dan Wallace Mo berkata bersamaan, juga saling menatap di waktu yang bersamaan. Victoria Gong terdiam, dan Wallace Mo malah tertawa.

Dia segera menarik tangan Victoria Gong dan berkata dengan lembut: “Biarkan aku katakan dulu saja.”

Victoria Gong menganggukkan kepala. Dia pun menarik kembal tangannya dan meletakkan di atas meja. Wallace Mo tentu saja tidak melihat dia sedang menyilangkan kedua tangan dengan erat pertanda tegang.

Wallace Mo berkata sambil tersenyum: “Victoria, aku sudah tahu masalah bahaya yang dihadapi Perusahaan Gong, dan telah memikirkan solusinya tadi malam.”

Saat mendengarnya, Victoria Gong langsung mengangkat kepala dan melihat Wallace Mo sambil bengong.

Bukankah mau membicarakan masalah William?

Melihat ekspresi pada wajah Victoria Gong, Wallace Mo pun bertanya dengan curiga: “Ada apa?’

“Apa yang kamu bilang?”

“Aku bilang.” Wallace Mo terdiam beberapa saat dan lanjut berkata: “Aku telah memikirkan solusi untuk menyelamatkan Perusahaan Gong dari bahaya. Victoria, aku akan berusaha maksimal untuk membantumu.”

Saat ini, Victoria Gong baru sadar, bahwa yang Wallace Mo bicarakan adalah masalah Perusahaan Gong, bukan William.

Entah kenapa, dia malah merasa lega dalam hati, kedua ujung bibir pun terangkat.

“Aku bilang akan membantu masalah Perusahaan Gong?’ Victoria Gong bertanya sambil menatap Wallace Mo.

“Hm, dan pasti, kali ini Perusahaan Gong pasti terselamatkan.” Wallace Mo berkata dengan tegas.

Kali ini Victoria Gong pun tertawa lepas. Saat bangun tidur dia pun mendengar kabar baik yang begitu besar. Dia terharu hingga tidak tahu harus berbuat apa, hanya bisa tersenyum, dan keringat di telapak tangan pun sudah tidak ada lagi.

Wallace Mo pun tersenyum dengan senang. Dia duduk ke samping Victoria dan memeluknya dengan erat.

“Victoria, apapun masalah dalam hati, tunggu masalah Perusahaan Gong ini selesai baru dibahas, bagaimana?’

Suara Wallace Mo terdengar sangat lembut, membuat Victoria Gong pun ikut menganggukkan kepala. Masalah itu dibicarakan setelah bahaya Perusahaan Gong terselesaikan saja.

“Baiklah.”

Mendengar jawaban pasti dari Victoria Gong, Wallace Mo pun merasa senang. Dia mendekatkan makanan di depan Victoria dan berkata sambil tersenyum: “Makanlah.”

Victoria Gong melihat porsi makan berlebihan di depannya, langsung mengomel: “Kamu kira aku babi?”

“Entah siapa ya, yang jika tidak masuk kerja pasti tidur hingga siang bolong.” Wallace Mo meledek.

Mendengar perkataan itu, Victoria Gong pun melototi Wallace Mo. Kemudian mengambil bakpao dalam piring dan memasukkan ke dalam mulutnya.

Saat sedang makan, Victoria kepikiran untuk penasaran dengan solusi yang Wallace Mo miliki, langsung bertanya: “Kamu ada solusi apa untuk menyelamatkan Perusahaan Gong?”

“Untuk sementara tidak beritahu kamu dulu, percaya saja padaku.” Wallace Mo sengaja membuat Victoria penasaran.

Melihat wajah Wallace Mo yang sombong, Victoria Gong pun memutar bola matanya dan tidak berkata apapun lagi.

Wallace Mo hanya tertawa dan membelai kepala Victoria dengan penuh sayang.

Suasana damai dan hangat seperti itu membuat keduanya melupakan keresahan dalam hati untuk sementara. Tanpa disadari, sebelum badai menerjang, suasana juga pasti tenang dan damai.

……

Novel Terkait

I'm Rich Man

I'm Rich Man

Hartanto
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
3 tahun yang lalu
Menaklukkan Suami CEO

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
3 tahun yang lalu
Awesome Husband

Awesome Husband

Edison
Perkotaan
4 tahun yang lalu
 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
3 tahun yang lalu
Mata Superman

Mata Superman

Brick
Dokter
3 tahun yang lalu
Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu