Ternyata Suamiku Seorang Milioner - Bab 289 Hanya Mencintaimu Seorang (1)

Mendengar ucapan Victoria, Wallace merasa aneh, lalu berbicara: "Victoria apa yang kamu katakan? Mana mungkin aku pergi menemaninya?"

Saat itu, Victoria sudah berbaring di atas ranjang, otomatis ia tidak mendengar apa yang diucapkan Wallace. Jika Wallace memiliki perasaan terhadap Elizabeth, maka ia akan merestui mereka berdua.

Wallace yang terpisahkan di bagian luar kamar pasien tetap tidak mendengar respon dari Victoria, malahan merasa sedikit kecewa dan terduduk di lantai. Seharusnya ia tahu, tidak mungkin Victoria memaafkannya dengan mudah. Ketika menemukan Victoria, lalu memeluknya, terdengar Victoria berbicara: "Wallace, akhirnya kamu datang juga." Saat itu, ia masih mengira Victoria akan bersikap dingin padanya. Jadi, ia pun mencium Victoria, Victoria juga tidak menolak, Wallace sangat senang. Tidak disangka, hanya dengan bertemu Elizabeth, keadaan pun berubah, Victoria masih sangat peduli akan hal ini.

"Victoria." Ia memanggil nama Victoria, namun tetap tidak terdengar jawaban.

Victoria yang berbaring di ranjang terus memutar sisi, hatinya tidak bisa tenang. Ketika ia melihat tatapan penuh harap Wallace pada Elizabeth, Victoria langsung kecewa. Ia kira Wallace datang menyelamatkannya, bahkan ketika di pabrik itu, hanya mempedulikannya, semua ini adalah pernyataan cintanya. Jadi, ketika Wallace menciumnya, ia tidak menolak. Namun satu tatapan mata itu, membuat Victoria mundur, harapan yang menyala di hatinya langsung padam.

Semakin larut malam, kedua orang yang berada di dalam maupun di luar pintu memiliki pergumulannya sendiri. Victoria mencintai Wallace, Wallace juga mencintai Victoria, namun karena berbagai masalah, membiarkan keduanya masuk ke dalam jebakan, tidak bisa bergandengan tangan, hanya bisa saling menatap.

Apa yang akan terjadi besok setelah hari ini berlalu?

Keesokan harinya, burung berkicau dari luar kamar pasien, Victoria terbangun sangat pagi. Ia melihat ke arah luar jendela, matahari sudah bersinar, sepertinya adalah cuaca cerah yang indah.

"Dia seharusnya pergi menemani Elizabeth." Victoria menggumam kecill, nada bicaranya terdengar kecewa.

Oleh karenanya, ia ingin memanggil Berly, baru saja membuka pintu kamar, ketika bersiap pergi ke meja suster untuk meminjam telepon, ia pun melihat Wallace duduk di pintu.

Ia terkejut, sangat jarang bisa melilhat sosok Wallace yang memprihatinkan, ia berbicara: "Mengapa kamu di sii?"

Mendengar suara Victoria, Wallace pun menengadah, dengan mata mengantuknya ia berkata: "Takut terjadi sesuatu denganmu di malam hari."

"Semalaman di sini?" Tanya Victoria lagi.

Wallace mengangguk, tidak terasa begitu cepat, sudah lewat semalaman.

Victoria terpaku, ia tidak tahu apa maksud Wallace menjaganya semalaman di depan pintu, tidak sampai sehari, ia sudah melewati banyak hal, ia sedikit terusik, berkata: "Kamu cepat pergi!" Selesai berbicara, ia membalikan badan berjalan kembali ke kamarnya, duduk di sisi ranjang.

Melihat Victoria membuang muka dan berjalan pergi, nada bicaranya juga tidak bersahabat, Wallace sedikit panik dan sibuk berdiri, mengikuti Victoria. Duduk semalaman, kakinya sedikit baal, ia pun linglung ketika berjalan.

Melihat Wallace yang seperti itu, Victoria merasa khawatir, tapi juga merasa geram.

"Victoria." Ucap Wallace lembut, wajahnya juga tersenyum.

Victoria bertanya: "Mengapa kamu tidak pergi merawat Elizabeth?"

"Mengapa aku harus pergi merawatnya?" Ucap Wallace, menyadari sejak bertemu Elizabeth, Victoria selalu menyangkut pautkan dia dengan Elizabeth.

Victoria ragu, mendengar nada bicara Wallace yang begitu percaya diri, kekhawatiran di hatinya pun hilang begitu saja. Ia tidak menyadari, di ujung bibirnya terlihat sedikit senyuman.

Wallace duduk di samping Victoria, bertanya: "Victoria, apakah kamu salah sangka akan sesuatu?"

"Salah sangka?" Tanya Victoria. Ia tidak tahu apa yang dimaksud salah sangka oleh Wallace, jika menyangkut Elizabeth, maka ia harap hanyalah salah sangka.

"Mengapa kamu terus berbicara menyuruhku merawat Elizabeth?" Tanya Wallace.

Mendengar ini, Victoria langsung menjawab: "Bukankah harusnya begitu? Ia adalah Ibu dari anakmu." Juga kekasihmu.

Ternyata karena ini.

Wallace langsung tersenyum, berbicara: "Itu tidak salah, tapi apa hubungannya denganku?"

Victoria sangat terkejut, ucapan seperti ini keluar dari mulut Wallace, begitu tegas, seperti benar-benar tidak ada hubungan dengannya. Victoria tidak berbicara, ia duduk dalam diam.

Tangan kanan Wallace diletakkan pada bahu Victoria, berkata dengan lembut: "Victoria, tidak peduli bagaimana pun juga, kamu adalah yang terpenting." Meski Elizabeth adalah ibu dari William, ia juga tidak lebih baik dari orang lain.

Kalimat ini menusuk tepat di luka hati Victoria, tadinya ia kira setelah masalah ini selesai, Wallace tidak akan peduli padanya lagi, tapi tidak disangka ......

"Wallace, aku ingin menanyakanmu satu pertanyaan." Victoria berkata lirih. Pertanyaan ini, ia tidak pernah berani menanyakan, takut jika bertanya, dirinya sendirilah yang akan terluka.

"Pertanyaan apa?" Ucap Wallace, matanya menatapi Victoria.

Victoria menarik napas dalam, perlahan berbicara: "Apakah kamu sudah tidak mencintai aku, tapi mencintai Elizabeth?"

Wajah Wallace tampak terkejut, ia tidak tahu mengapa Victoria bisa merasa begini, ia langsung berkata: "Aku tidak pernah mencintai Elizabeth."

Aku tidak pernah mencintai Elizabeth.

Novel Terkait

Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
5 tahun yang lalu
Dipungut Oleh CEO Arogan

Dipungut Oleh CEO Arogan

Bella
Dikasihi
5 tahun yang lalu
Mata Superman

Mata Superman

Brick
Dokter
4 tahun yang lalu
My Cold Wedding

My Cold Wedding

Mevita
Menikah
5 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu
Kamu Baik Banget

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Suami Misterius

Suami Misterius

Laura
Paman
4 tahun yang lalu
Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
5 tahun yang lalu