Ternyata Suamiku Seorang Milioner - Bab 255 Dia Sudah Sadar (2)

“Aku ingin pergi mencari Victoria.” Wallace berkata dengan pelan.

Victoria, lagi-lagi Victoria.

Ibu Mo merasa sedikit tidak senang. Tetapi demi menenangkan hati Wallace Mo, dia tetap berkata: “Dia tidak apa-apa, setelah kamu pulih baru pergi melihatnya. Yang harus kamu lakukan saat ini adalah berbaring dengan tenang, dan merawat kesehatan hingga membaik.”

Setelah mendengarnya, Wallace Mo memejamkan mata. Dia sama sekali tidak percaya perkataan Ibu, tetapi saat ini kesehatannya memang sedang tidak memungkinkan.

Dengan sangat cepat, Ayah Mo, Elizabeth dan anaknya, serta Willy Mo tiba di rumah sakit.

“Wallace, apakah kamu baik-baik saja?” Ayah Mo berjalan ke sisi Wallace Mo dan bertanya dengan pelan.

“Baik-baik saja kok.”

“Baguslah jika begitu.” Ayah Mo berkata dengan senang.

Saat ini, Ibu Mo baru berkata: “Kata Dokter, saat ini tidak ada masalah besar pada Wallace. Dia hanya perlu istirahat yang cukup, dan sebentar lagi boleh keluar rumah sakit.” Nada bicaranya penuh dengan ekspresi senang.

“Bibi, bagus sekali.” Elizabeth berjalan ke sisi Ibu Mo dan merangkulnya dengan sangat akrab.

Ibu Mo pun menepuk tangan Elizabeth, berkata: “Elizabeth, dua hari ini sungguh telah merepotkanmu.”

“Tidak kok, Bibi.” Setelah berkata, keduanya pun tertawa bersama.

Wallace Mo hanya melihat kejadian di depan mata dengan diam. Timbul banyak kecurigaan dalam hati, sejak kapan hubungan Ibu Mo dan Elizabeth begitu baik? Kenapa semua orang tidak membahas Victoria Gong? Kenapa setelah dirinya sadar, tak kunjung melihat Victoria? Sebenarnya apa yang terjadi selama dua hari ini?

“Bu.” Wallace Mo memanggil dengan perlahan.

Ibu Mo yang masih sedang berbicara dengan Elizabeth pun menghentikan pembicaraannya, berjalan ke samping Wallace dan bertanya: “Ada apa?”

“Kalian keluar dulu ya, ada yang mau aku bicarakan dengan Willy Mo.”

“Masalah apa yang tidak boleh dibicarakan di depanku?” Ibu Mo mulai tidak senang.

“Masalah pekerjaan.” Wallace sembarang mencari alasan, mana mungkin urusan pekerjaan lebih penting daripada Victoria.

Ibu Mo seolah masih memikirkan sesuatu, tetapi Ayah Mo malah membela keadaan: “Sudah, kita keluar saja dulu. Selama dua hari ini Wallace terkena masalah, tentu saja ada urusan penting soal kerjaan.”

“Baiklah kalau begitu. Willy Mo, jaga Wallace baik-baik.” Selesai berkata, Ayah Mo, Ibu Mo, Elizabeth dan anaknya pun berjalan keluar kamar.

“Direktur Mo.” Willy memanggil dengan pelan, sembari berjalan mendekati Wallace.

“Papah aku bangun.”

Setelah itu, Willy Mo pun memapah Wallace Mo untuk duduk dan meletakkan alas punggung untuknya.

“Katakanlah, apa yang terjadi beberapa hari ini? Apakah Victoria baik-baik saja?” Wallace Mo bertanya. Dia hanya ingin tahu kabar Victoria.

Willy terdiam, dengan wajah kesulitan. Meskipun tahu semuanya, dia malah tidak tahu harus berkata seperti apa. Beberapa kalimat saja tidak akan cukup untuk menjelaskan semua yang Victoria alami.

“Kenapa? Katakan saja jika aku minta.” Wallace Mo mulai kesal.

Willy barulah mengingat kembali kejadian dua hari lalu, berkata: “Setelah terjadi kecelakaan, kamu luka berat. Sedangkan Nyonya hanya mengalami luka ringan, dan sadar malam itu juga. Hanya saja, sebuah kecelakaan hampir membuatnya keguguran. Keesokan harinya, Ibu dan Elizabeth berantem dengan Nyonya, Elizabeth berkata Nyonya telah memberikan banyak obat tidur untuk William, dan juga menindasnya. Aku tidak disana, tetapi bisa membayangkan, Nyonya pasti sangat gelisah, dan tertekan oleh beban yang tidak ringan.” Willy Mo selesai menjelaskan kejadian beberapa hari dengan beberapa kalimat saja.

Setelah mendengarnya, Wallace spontan terdiam, ternyata mimpi hamil itu memang benar. Baru saja ingin tersenyum, dia teringat kembali soal Ibu Mo dan Elizabeth yang bersama-sama menindas Victoria. Api-api emosi spontan bangkit dari dalam hati. Sebenarnya siapa yang memberi keberanian sebesar itu pada perempuan itu?

“Lalu dimana dia sekarang?” Wallace bertanya.

Willy membalas: “Saat aku datang, kebetulan melihatnya masuk ke dalam taksi, kelihatannya sudah keluar dari rumah sakit.”

Keluar rumah sakit? Victoria, apakah kamu tidak ingin bertemu denganku lagi? Hati Wallace terasa sedingin es batu.

Dengan cepat, Victoria dan Berly sampai di rumah. Baru saja meletakkan barang, Victoria pun menerima telepon dari Charles Gong.

“Yah.” Victoria memanggil dengan pelan, sambil menuangkan air untuk diri sendiri.

Setelah itu, terdengar suara panik Charles Gong dari ujung telepon: “Victoria, kenapa aku tidak melihatmu di rumah sakit? Kamu kemana?”

“Aku sudah keluar rumah sakit, sekarang sedang di rumah Berly.” Victoria menjawab dengan jujur, tiba-tiba merasa dua hari ini kurang berbicara dengan Sang Ayah, bahkan setelah keluar rumah sakit pun kembali ke rumah Berly. Kelihatannya dirinya sudah sangat bergantung dengan Berly. Berpikir demikian, Victoria pun tersenyum dengan pelan.

“Cepat sekali keluar rumah sakit? Apakah kesehatanmu sudah pulih? Bagaimana rasanya? Ayah baru saja ingin menjengukmu, tahu-tahunya sudah keluar.” Terdengar nada cemas dalam suaranya, ditambah dengan sedikit kesal.

Victoria berkata dengan senyuman manis: “Yah, aku tidak apa-apa, Ayah jangan cemas. Lagipula istirahat di rumah juga sama saja. Dan bukankah Perusahaan Gong sedang sangat sibuk? Ayah selesaikan kesibukan dulu saja, jangan panik.”

“Victoria, apakah kamu tidak tahu? Setelah Perusahaan Gong melewati masa sulit, Wallace telah sangat membantu. Semua perusahaan datang dengan sendirinya, Ayah pun menjadi sangat santai.”

“Benarkah?” Senyuman pada wajah Victoria menghilang, tidak disangka Wallace Mo telah membantu Perusahaan Gong sangat banyak.

Novel Terkait

Craving For Your Love

Craving For Your Love

Elsa
Aristocratic
4 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
I'm Rich Man

I'm Rich Man

Hartanto
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Dalam

Cinta Yang Dalam

Kim Yongyi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Menunggumu Kembali

Menunggumu Kembali

Novan
Menantu
5 tahun yang lalu
Harmless Lie

Harmless Lie

Baige
CEO
5 tahun yang lalu
Lelaki Greget

Lelaki Greget

Rudy Gold
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
4 tahun yang lalu