Ternyata Suamiku Seorang Milioner - Bab 204 Akan ada rumor (2)

“Nona Victoria, William masih menungguku di rumah. Bisakah kamu membiarkan tuan mo…”

Terpikir William, Victoria menarik lengan baju Wallace dan berbisik :

“Wallace, biarkan dia naik”

Wallace membuka kunci pintu, melihat ini , Elizabeth dengan gembira masuk ke mobil.

“terima kasih nona Gong.”

“sama-sama” jawabnya

“ngomong-ngomong, William bilang padaku kalau dia rindu padamu.” Kata Elizabeth sambil tersenyum.

Victoria tahu bahwa ini hanya sandiwara yang dibuat oleh Elizabeth. Sudah ada ibu Mo, William mungkin tidak akan merindukannya.

Victoria tersenyum dan tidak menjawabnya. Dia tidak sabar ingin menyuruh Wallace mempercepat kecepatannya, suasananya tidak bisa dijelaskan….sedikit canggung.

Segera mereka tiba di apartemen. Elizabeth turun terlebih dahulu, lalu diikuti oleh Victoria dan Wallace.

“apakah dia sering naik mobilmu?” tanya Victoria dengan getir.

“hanya saat itu , sekalian membawanya ke orang tuaku.” Wallace menjawabnya dengan santai, dia tidak mau berbicara tentang Elizabeth.

“benarkah?”

“iya”

Setelah mendengar jawaban itu, Victoria tersenyum, mengandeng Wallace dan kembali ke rumah.

Setelah keduanya selesai makan, Victoria dan Wallace menonton TV bersama-sama.

Setelah selesai menonton film romantis, tanpa sadar mereka berdua berciuman dan tidak tahu siapa duluan yang memulainya.

Namun, pada saat itu, saat masa-masa indah itu, tiba-tiba bel pintu berbunyi.

“ada orang yang mengetuk pintu.” Kata Victoria samar-samar.

“biarkan saja!”

Wallace masih menggengam istrinya, menikmati…

Tapi bel pintu masih terus berbunyi, Victoria terpaksa mendorong Wallace pergi dan membuka pintu.

Tak disangka, diluar ada ibu Mo, membawa tas.

“ibu” Victoria berbisik pelan, dia belum bisa melupakan sikap ibu Mo beberapa hari yang lalu.

Saat itu ibu Mo, dengan senang dan tampaknya telah melupakan kejadian itu, masuk sambil membawa barang-barangnya.

“ngapain sih? Lama sekali buka pintunya.”

Kemudian melihat Wallace, lalu melihat Victoria, ia mengerti apa yang terjadi, rambut Victoria berantakan dan bibirnya merah, orang-orang pasti akan mengerti.

Victoria merapikan rambutnya dan membantu ibu Mo mengambil barang-barang yang ada ditangannya.

“ma, apa ini?” tanya Victoria.

Saat itu, Wallace juga datang.

“Ini ada beberapa ayam dan telur asli, aku menyuruh orang membawanya dari desa, tapi ini barang yang bagus. Aku mengantar William pulang dan sekalian membawanya untuk kalian, Victoria, kau harus banyak makan!” ibu Mo menepuk-nepuk tangan Victoria sambil tersenyum.

Mengantar William pulang? Ternyata setiap hari William pergi ke tempat ibu Mo, ternyata William menunggunya dirumah hanyalah alasan yang dibuat sendiri oleh Elizabeth.

Victoria tersenyum dan meletakkan barang-barang didapur, dan tidak tahu harus berkata apa.

“ma, duduklah” Wallace menyapa ibu Mo.

“tidak duduk lagi, papamu masih menungguku dirumah”

“kalau begitu akan kuantar”

“Victoria, aku akan mengantar mama pulang.”

Setelah mengatakan itu, Victoria mendengar suara pintu tertutup dan meninggalkannya sendirian di rumah besar itu.

Awalnya dia begitu bahagia, tapi setelah ibu Mo datang, dan mendengar kata-kata itu, hatinya sedikit merasa tidak menyenangkan.

Dia mengganti saluran tv dari film yang ditonton barusan menjadi saluran musik dan membuat volumenya lebih keras.

Mungkin dia begitu terkejut sehingga ia tidak bisa memikirkan apa-apa.

Dia hanya berharap Wallace akan segera kembali.

40 menit kemudian, Wallace kembali. Ketika dia mendengar pintu terbuka, ia langsung mematikan TV dan berjalan cepat kearah Wallace, dan langsung memeluknya.

“ada apa?” tanya Wallace lembut, sangat jelas, ia tidak terbiasa dengan Victoria yang seperti ini.

“tidak apa, aku hanya merindukanmu.” Victoria bergumam pelan.

Wallace memeluknya dan sambil tersenyum :

“kalau begitu kita…. Melakukan apa yang tadi belum kita lakukan?”

Selesai bicara, Wallace mengendong Victoria dan membawanya ke kamar.

Mungkin ada sesuatu yang tersembunyi di dalam hatinya, mungkin sedikit tertekan, malam ini, Victoria menjadi lebih aktif.

Keduanya telah menemui api kasmaran dan tidak bisa berhenti!

Begitu hangat!

“Wallace, semua ini salahmu” Victoria berbaring di tempat tidur, menuduh pelakunya dengan kepala tertutup.

Saat ini, Wallace sudah bangun dan sedang mengikat dasinya. Dia berjalan ke tempat tidur, tangannya berada diatas tempat tidur :

“semua salahku, sudah la, ayok bangun, sudah telat”

Nadanya begitu lembut, seperti sedang membujuk anak kecil.

“Tidak mau!”

Setelah mendengarnya, Wallace menarik Victoria dari selimut, memeluknya lalu duduk.

Sesaat Victoria tidak menanggapinya, dia hanya melihat Wallace dengan mata terbuka lebar.

“mana yang sakit? Aku bantu merabanya.” Kata Wallace dengan lembut, matanya penuh dengan kelembutan.

Meskipun ia adalah suami yang lembut, Victoria tidak akan pernah memaafkannya, jadi dia menunjuk ke pinggang dan pahanya.

“disini, disini, disini…..”

Novel Terkait

My Only One

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
The Comeback of My Ex-Wife

The Comeback of My Ex-Wife

Alina Queens
CEO
4 tahun yang lalu
Mendadak Kaya Raya

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu
Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Cinta Setelah Menikah

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
5 tahun yang lalu