Ternyata Suamiku Seorang Milioner - Bab 273 Ada yang Membobol Masuk (1)

Mungkin Victoria terlalu lelah, secara perlahan Victoria mulai terlelap.

Tirai putih berlambai-lambi dengan angin sepoi-sepoi, wanita di tempat tidur tidur nyenyak, semua ini, terlihat sangat indah, sangat tenang, bisa membuat seseorang ingin tersenyum dan bersenandung.

...

Waktu perlahan mengalir, dan ketika Victoria bangun, sudah hampir senja. Victoria melihat ke luar jendela, dia bisa melihat matahari terbenam berwarna keemasan di padang rumput di luar. Pemandangan ini sangat indah, dan dapat membuat suasana hati Victoria menjadi lebih baik

Namun, gemuruh di perutnya memecahkan suasana yang indah. Victoria belum makan apapun sejak semalam. Dia bangkit dari tempat tidur, mengeluarkan baju dari kopernya, mengenakannya, dan kemudian pergi keluar dengan dompetnya.

Victoria meminta temannya untuk menghilangkan catatan penerbangannya, jadi Wallace tidak dapat menemukannya dengan mudah. Mengingat hal ini, Victoria berjalan keluar pintu dengan santai.

Victoria tidak akrab dengan jalanan tersebut, Victoria berjalan jauh, berjalan hampir sepuluh menit, dan baru menemukan supermarket, dia berjalan masuk sambil tersenyum.

Ketika sampai di rak makanan ringan, Victoria ingin memilih beberapa makanan ringan favoritnya, dan tanpa sengaja mendengar percakapan.

"Sayang, apa yang ingin kamu makan? Apakah kamu ingin dendeng?"

"Apa saja, beli yang kamu suka saja. Kamu makan makanan ringan, aku makan kamu saja.”

"Ihhhhh, jangan begitu!"

Victoria dapat mendengar bahwa gadis itu dilindungi oleh suaminya, jadi dia berbicara dengan suara lugu dan polos, seperti Wallace yang sedang melindunginya dahulu. Victoria menggelengkan kepalanya. Saat Victoria ingin masuk ke dalam, dia teringat akan waktu dirinya dan Wallace pergi ke supermarket.

"Wallace, bolehkah aku membeli ini? Aku sudah lama tidak makan ini." Victoria menunjuk ke leher bebek pedas di rak dan berkata dengan memelas kepada Wallace, berakting seperti seorang anak yang meminta camilan dari orang dewasa.

Wajah Wallace sangat datar, dia meraihnya, dan melihat table komposisi dari makanan tersebut dan berkata dengan sungguh-sungguh, "Tidak, ini terlalu pedas dan tidak bersih. Kalau kamu memakannya, kamu bisa diare.”

"Tapi aku ingin memakannya." Victoria menarik lengan baju Wallace, wajahnya sangat polos

Pada saat ini, Wallace tersenyum dan mendekati telinga Victoria dan berkata, "Atau aku memberikan diriku untuk kamu makan?”

"Dasar kau!" Dengan itu, Victoria berbalik dan berjalan pergi, tidak lagi menginginkan leher bebek, dan Wallace mengikutinya dari belakang dengan penuh kepuasan.

"Nona, nona? Permisi."

Victoria menyadari bahwa dirinya dipanggil oleh orang dan berbalik dan melihat seorang wanita menggandeng tangan seorang gadis kecil sambil melihat dirinya.

"Kamu menghalangi jalan." Wanita itu tersenyum dan berkata kepada Victoria.

Victoria melihatnya dan baru menyadari bahwa dirinya mendorong kereta belanja dan menghalangi jalan orang lain. Dia malu dan berkata, "Maaf." Setelah itu, dia mendorong kereta belanja ke samping dan berjalan.

Wanita yang membawa gadis kecil itu pergi, tetapi Victoria mendengar gadis kecil itu bertanya dengan suara lembutnya, "Bu, mengapa tante itu menangis?"

"Mungkin dia sedang memikirkan sesuatu yang menyakiti hatinya." Wanita itu menjawabnya.

Victoria mengulurkan tangannya dan menyentuh pipinya. Basah. Ternyata dia menangis. Dia buru-buru mengelapnya dengan tangannya, untuk sesaat dia tidak tahu harus berbuat apa.

Ternyata di tempat lain, bahkan tanpa ada Wallace, aku tidak bisa tidak memikirkannya ketika aku melihat pasangan lain. Kenangan bersama dengan Wallace, seperti sebuah cap, dicap di hati Victoria dan tidak bisa dilupakan semudah itu.

"Wallace, kenapa kamu tidak meninggalkan duniaku saja?" Victoria menangis di dalam hatinya.

Orang di luar sana mengatakan bahwa kebahagiaan selalu sama. Victoria akhirnya memahami bahwa, walaupun mereka bukanlah dirinya sendiri, namun Victoria dapat merasakan kehangatan yang sama ketika dirinya bersama dengan Wallace.

Jadi, butuh berapa lama baginya untuk melupakan Wallace? Apa yang harus dia lakukan jika Wallace terus ada?

Karena ini, tangisan Victoria semakin menjadi, air mata seperti air terjun, tidak bisa berhenti. Tidak tahu berapa lama baginya untuk memperbaiki suasana hatinya dan pergi berbelanja lagi. Ketika dia pertama kali datang, dia sangat santai, tetapi sekarang, hatinya tampaknya dipenuhi dengan masalah yang berat dan membuatnya sangat lelah.

Victoria membeli beberapa kebutuhan sehari-hari seperti rempah-rempah, dan sayuran segar, dan meninggalkan supermarket dalam suasana hati kosong. Dalam perjalanan, dia melihat apotek dan masuk untuk membeli obat. Lima belas menit kemudian, dia kembali ke vila, menata belanjaannya tersebut, dan membuat makan malam untuk dirinya sendiri.

Karena Victoria sedang terbengong, Victoria tidak sengaja memotong jarinya ketika dia sedang memotong sayuran. Darah segera menyembur keluar. Dia membuka mulutnya dan berkata, "Wallace, aku berdarah. Tolong ambilkan aku perban.”

Victoria baru menyadari bahwa dia hanya sendirian saat dia tidak mendengar balasan dari Wallace. Dia tersenyum pahit. Victoria berjalan ke arah wastafel dan membuka keran air. Dia menjulurkan tangannya ke air dan membiarkan air tersebut membersihkan darah segarnya. Setelah itu, dia berjalan ke ruang tamu dan memakai perban luka yang baru saja dia beli.

Novel Terkait

Kakak iparku Sangat menggoda

Kakak iparku Sangat menggoda

Santa
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Lelaki Greget

Lelaki Greget

Rudy Gold
Pertikaian
4 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Suami Misterius

Suami Misterius

Laura
Paman
4 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
4 tahun yang lalu