Ternyata Suamiku Seorang Milioner - Bab 133 Victoria Gong Harus Mati (2)

“Baiklah, aku sekarang berangkat.” Mendengar apa yang terjadi, Wallace Mo tidak sabar untuk segera bergegas menuju ke kantor polisi.

……

“Sudah terlacak posisinya?” Wallace Mo terburu-buru masuk ke kantor polisi dan langsung bertanya.

“Direktur Mo, posisinya adalah di daerah prostitusi!” seorang polisi dengan sikap hormat menyampaikan hasil penyelidikannya.

Daerah prostitusi? Mata hitam Wallace Mo menyiratkan perasaan terkejutnya, “Mengapa sekarang masih bengong? Masih tidak juga bergerak untuk mencari orangnya!” nada suaranya dingin.

“Baik!” polisi itu menyeka keringat di jidatnya, bergegas keluar dari kantor.

Daerah prostitusi yang paling ramai di kota itu, adalah area yang juga paling banyak dirazia oleh polisi.

Polisi melakukan razia ke keseluruhan daerah prostitusi. Akhirnya di sebuah toko tato ditemukanlah ketiga pria itu.

Polisi mengepung toko tato tersebut…

Seorang yang berperawakan besar keluar dari toko tersebut.

Wallace Mo dengan alisnya tegas dan tatapannya yang dingin, dari matanya juga keluar soroatan yang dingin dan kelam, melangkahkan kakinya masuk.

Baru saja di hadapan polisi 3 orang preman ini masih menunjukkan sikap arogan mereka, setelah mereka melihat Wallace Mo, mukanya menjadi pucat, sikap arogan yang tadi ditunjukkannya, segera hilang.

“Katakan! Kalian sembunyikan dia di mana?” Tatapan dingin Wallace Mo menghujam ketiga orang tersebut, seluruh tubuhnya memancarkan aura dingin.

Ketiga orang tersebut mulai berkeringat dingin, saling melihat satu sama lain, saling dorong-dorongan, tidak berani maju satupun.

Melihat hal ini, Wallace Mo mengangkat kakinya, dengan bertenaga menendang salah satu dari mereka sampir terjatuh, pandangannya dingin, “Masih tidak mau juga buka mulut, kalian tidak akan punya kesempatan untuk buka mulut selamanya.”

Dua orang lainnya melihat teman mereka di lantai, lama tidak juga berdiri, kakinya menjadi lemas, buru-buru berebut bicara: “Kami diperintahkan untuk membawanya ke sebuah penginapan, selebihnya kami juga tidak tahu lagi!”

Wallace Mo masih menatap tajam kedua orang yang gemetar di hadapannya, bertanya kepada mereka: “Siapa yang menyuruh kalian melakukannya?”

“Dia tidak menampakkan dirinya, hanya melalui telepon, seorang wanita!” dengan terbata-bata kedua orang itu menjawab.

Wanita? Wallace Mo mengeryitkan dahinya, berpikir keras, tiba-tiba dia membalikkan badan, melangkah cepat meninggalkan tempat itu!

“Urusan orang-orang ini saya serahkan pada kalian, bereskan dengan baik!” Wallace Mo berbicara terhadap polisi.

Kelly Lin kembali ke rumah untuk ganti baju, turun menuju ke parkiran, dengan waspada memperhatikan kondisi sekitarnya, sepi tidak ada seorangpun. Segera mengendarai mobilnya pergi.

Di kejauhan sepasang mata mengamati semua ini.

Kelly Lin menghentikan kendaraannya di depan sebuah penginapan kecil, turun dari mobil kembali dengan waspada memperhatikan keadaan sekitarnya, dengan cepat melangkah masuk.

Victoria Gong mendengar suara kunci pintu dibuka, sekujur tubuhnya bergetar, bulu matanya yang panjang ikut bergetar, mulutnya bergumam, apakah Wallace yang datang? Wallace datang untuk menyelamatkannya?

Pintu dibuka!

Wajah yang elegan namun dengan pancaran mata yang kejam muncul di hadapan Victoria Gong yang sedang menanti penuh harapan, namun harapan berubah menjadi keputusasaan, binar matanya meredup.

Kelly Lin memandang Victoria Gong yang terbaring dekat pintu, juga melihat ke arah pintu dan jendela, setelah itu melihat di lantai ada jejak darah. Kelihatannya kemarin malam Victoria Gong banyak bergerak ke sana ke mari!

Kelly Lin menutup pintu, dengan pandangan merendahkan melihat Victoria Gong, tertawa dingin dan berkata: “Mengapa? Masih mau mencoba kabur ya!”

“Kamu bermimpi!” Ekspresi Kelly Lin seketika berubah menjadi bengis, dengan penuh kebencian menendang Victoria Gong.

“Arrrgh!” Victoria Gong berteriak kesakitan.

Kelly Lin menjambak rambut Victoria Gong, menariknya sampai ke tengah ruangan.

Mengangkat tangan dan mengayunkannya!

“Plak!”

Lagi-lagi sebuah tamparan keras mengenai wajah Victoria Gong yang sudah bengkak dan merah!

Victoria Gong terdorong ke samping akibat pukulan itu, sudut bibirnya kembali mengeluarkan darah segar.

Begitu terbayang kejadian tadi pagi, saat Wallace Mo mencekiknya, seperti ingin membunuhnya, Kelly Lin menjadi marah, wajahnya mulai berubah menjadi bengis karena kemarahannya.

“Plak! Plak! Plak!”

Victoria Gong sudah mati rasa saking sakitnya, otaknya tidak bisa berpikir, bahkan tenaga untuk melakukan perlawanan pun tidak ada.

“Ssss…..” tiba-tiba Victoria Gong menarik nafas dalam-dalam dengan mulutnya menahan rasa sakitnya yang luar biasa.

Kelly Lin menarik rambutnya, memaksanya untuk menengadah mengangkat kepalanya.

Melihat kondisi Victoria Gong dengan rambutnya yang berantakan tidak karuan, kedua matanya bengkak dan merah, kedua pipi yang sudah bengkak dan merah, bibirnya yang pucat, dengan noda darah di sudut bibirnya, Kelly Lin menertawakannya: “Ckckckck, lihatlah tampangmu yang seperti setan ini, tidak tahu kalau Wallace Mo melihatmu demikian, akankah dia masih mencintaimu?”

“Wallace…..” Victoria Gong dengan suara lemah memanggil, bibirnya masih berusaha keras untuk tersenyum, “Dia pasti akan datang…”

“Sss….” Belum selesai Victoria Gong berbicara, dia kembali meringis kesakitan.

Kelly Lin dengan kasar dan bertenaga kembali menarik rambutnya, wanita ini sudah sampai seperti ini, masih saja berani menyebut nama Wallace Mo, masih bisa tersenyum! Kelly Lin dengan mata bengisnya berkata dengan suara dingin: “Takutnya kamu tidak akan bisa menunggu sampai dia datang!”

Selesai berkata demikian, Kelly Lin mengeluarkan sebilah pisaun yang dibawanya dari rumah, mengacungkannya di depan Victoria Gong.

Melihat kilau pisau di hadapan mukanya, Victoria Gong merasakan dari dalam ada rasa dingin yang keluar.

Kelly Lin menatap dingin Victoria Gong yang terbengong, matanya memancarkan pandangan kejam seseorang yang haus darah.

“Atas dasar apa semua orang memihak padamu! Aku tidak akan membiarkanmu!” Dengan geram Kelly Lin berkata.

“Semua ini akibat kamu sendiri yang mencari gara-gara, bukan aku yang mencelakakanmu.” Walaupun ketakutan, tapi Victoria Gong masih mencoba untuk menatapnya.

“Plak!”

“Sudah hampir mati, masih berani kamu membantah!” dengan penuh kemarahan Kelly Lin berkata. Kembali menamparnya.

Victoria Gong dipukul begitu sampai dia merasa pusing….dia seperti mendengar Wallace Mo sedang memanggil-manggil namanya.

Kelly Lin menempelkan pisau di leher Victoria Gong, dia tersenyum dan dengan lembut berkata: “Victoria, pergilah dengan tenang, aku akan menggantikanmu merawat Wallace Mo!”

Mendengar suara bak suara iblis, membuka mulutnya, namun tidak ada tenaga untuk bersuara, dia terbayang sepasang mata hitam dan jernih milik Wallace Mo.

Masih dengan wajah tersenyum, Kelly Lin sedikit demi sedikit menambah tekanan pada pisau di tangannya….

Di ujung pisau mulai terlihat ada darah yang keluar….

Novel Terkait

Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
3 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
4 tahun yang lalu
Someday Unexpected Love

Someday Unexpected Love

Alexander
Pernikahan
4 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Mr Huo’s Sweetpie

Mr Huo’s Sweetpie

Ellya
Aristocratic
3 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
3 tahun yang lalu