Ternyata Suamiku Seorang Milioner - Bab 213 Ingin belajar bermain sepak bola (1)

Wallace Mo tidak bisa berkata-kata, sebenarnya bukan dia tidak tahu, hanya saja, rasa sakitnya tidak bisa diungkapkan kepada Victoria Gong.

"Meskipun dia masih kecil, namun ada beberapa hal dia juga sudah mulai mengetahuinya. Elizabeth Chu memang tidak memedulikannya, aku tidak berharap dia merasakan kedinginanmu padanya juga di rumah ini," Victoria Gong menambahkan.

Wallace Mo berpikir sejenak , dan kemudian berkata, "Oke, aku akan mengubah sikapku pada William, namun kamu tidak boleh perang dingin lagi denganku."

"Benarkah?"

“Apakah aku terlihat seperti seseorang yang bisa berbohong?” Wallace Mo merentangkan tangannya.

Setelah mendengarkan, Victoria Gong tertawa dan berkata, "Oke, janji ya."

Setelah itu, dia memberikan jari kelingkingnya kepada Wallace Mo sebagai tanda sah. Setelah mendapatkan "cap", tampaknya masalah sebelumnya telah menghilang.

Malam itu, Victoria Gong tidak tidur lagi di kamar tidur tamu, dan Wallace Mo juga tidur dengan nyenyak malam ini.

...

Beberapa hari berikutnya, mereka bertiga jalani dengan akur, seolah-olah mereka benar-benar satu keluarga.

Namun, satu minggu kemudian, terjadi sesuatu yang tidak terduga——

Pada hari itu, Victoria Gong masih bekerja, disaat dia ingin pergi mengambil dokumen, dia menerima telepon dari Guru TK Konseling William.

"Halo," kata Victoria Gong.

“Tante.” Suara William terdengar dari ujung telepon, dan kelihatanya dia meminjam telepon seluler gurunya.

Mendengar suara William, Victoria Gong tersenyum, dan berkata, "Ada apa William?"

"Tante, guru kami akan membentuk grup untuk pertandingan sepak bola, aku ingin berpartisipasi," kata William perlahan.

"Boleh."

“Tapi aku tidak bisa.” Suara William terdengar di seberang sana seperti sedang tidak berdaya.

"Lalu ... apa yang harus tante lakukan?" Victoria Gong bertanya.

William bertanya dengan nada yang sangat menantikan di sisi lain telepon, "Apakah tante bisa?"

Victoria Gong tidak bisa sama sekali, tetapi jika dia jujur mengatakannya, maka William jelas akan sedih.

"Aku ..." Victoria Gong tiba-tiba teringat pada Wallace Mo. Orang yang serba bisa seperti dia, tidak aneh jika bisa bermain sepak bola juga.

"William, pamanmu sepertinya bisa," kata Victoria Gong bersemangat.

"Wah, baguslah," kata William, "Tante, bisakah tante membicarakan hal ini dengan paman, dan memintanya untuk mengajariku?"

"Oke. Aku akan bertanya padanya saat aku pulang."

"Baiklah, terima kasih tante."

Setelah menutup telepon, Victoria Gong fokus pada pekerjaannya.

Setelah pulang kerja, Victoria Gong menjemput William pulang, dan dia terus bertanya kepadanya apakah Wallace Mo sudah menyetujui untuk mengajarinya atau tidak.

"Belum, tunggu sampai Paman kembali ya," Victoria Gong meyakinkan.

William mengangguk.

Ketika Wallace Mo kembali, Victoria Gong sudah menyajikan tiga hidangan dan satu sup.

"Kamu sudah kembali, mari makan." Victoria Gong menyapanya dan melepaskan jaket Wallace Mo.

Kali ini, Wallace Mo merasa sangat aneh, dan suasananya tidak benar ketika dia masuk.

“Apakah aku melakukan sesuatu yang salah lagi?” Wallace Mo bertanya dengan hati-hati.

"Tidak."

Saat dia berkata, Victoria Gong mendorong Wallace Mo ke meja makan dan membiarkannya duduk.

"Halo, paman," sapa William, tersenyum di wajahnya.

Kali ini, Wallace Mo bahkan merasa lebih aneh lagi, seolah-olah keduanya telah bersengkongkol merencanakan sesuatu.

Dengan tangan dilipat didepan dadanya, dia bertanya dengan serius, "Victoria, apakah kamu ingin mengatakan sesuatu?"

Victoria Gong menjulurkan lidahnya dengan nakal, dan tentu saja dia tidak bisa menyembunyikan apa pun dari Wallace Mo. Dia mendekati Wallace Mo, dan menggandeng tangannya.

"Suamiku ..." Victoria Gong tersenyum.

Wallace Mo merinding di sekujur tubuhnya.

"Katakanlah jika ada masalah."

Victoria Gong berkata perlahan, "Wallace, apakah kamu bisa bermain sepakbola?"

"Ya, aku adalah kapten tim sepak bola waktu itu."

"Ceritanya begini, Taman kanak-kanak William akan mengadakan pertandingan sepak bola, dia ingin berpartisipasi, tetapi ..." Pada saat ini, Victoria Gong menunjukkan ekspresi yang kurang enak.

"Tapi apa?"

"Tapi dia tidak bisa."

Wallace Mo akhirnya mengerti, dia ingin menyuruhnya mengajari William bermain sepak bola.

Wajah seriusnya perlahan melembut, dan kemudian dia melanjutkan: "Jika tidak bisa, jangan berpartisipasi. Selain itu, dia masih sangat kecil, bagaimana jika terjadi sesuatu? Lagipula, mengapa taman kanak-kanak bisa mengadakan pertandingan sepak bola?"

Pada saat ini, William menyela: "Guru kami berkata untuk menjalin hubungan baik sesama teman."

"Ya, William baru saja masuk sekolah TK tidak lama, dan baru saja mulai berbaur dengan anak-anak lain, lagipula, William sudah mendaftar," kata Victoria Gong.

Sudah daftar? Wallace Mo terdiam.

Melihat Wallace Mo tidak menanggapi, Victoria Gong dengan manja berkata, "Ajarin dia ya."

"Aku tidak punya waktu."

Selesai berbicara, Wallace Mo berbalik dan makan makanan di atas meja.

Victoria Gong melirik Wallace Mo sebentar dan melirik William, William meratakan mulutnya dan menunjukkan ekspresi kecewa.

Novel Terkait

This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
4 tahun yang lalu
Awesome Husband

Awesome Husband

Edison
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Adore You

Adore You

Elina
Percintaan
4 tahun yang lalu
1001Malam bersama pramugari cantik

1001Malam bersama pramugari cantik

andrian wijaya
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Jasmine
Percintaan
4 tahun yang lalu
The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
4 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
5 tahun yang lalu