Ternyata Suamiku Seorang Milioner - Bab 76 Curiga Pada Wallace Mo (1)

“ Indie?“ Berly Liu kira-kira sudah bisa menebak gaya berpakaian Victoria Gong.

“Juga bukan indie, tapi agak sedikit artistik, menggunakan sedikit gaya suku yang tradisional, semua model menggunakan lipstik merah yang seksi, membuat kesan yang penuh dengan pengalaman.”Victoria Gong menjelaskan dengan sabar, dia suka photography jadi ketika membicarakan tentang ini omongannya jadi banyak, walaupun biasanya dia juga sudah banyak omong.

Berly Liu dan Victoria Gong mengawali obrolan mereka begitu saja, dua orang gadis ini mengobrol dengan penuh semangat sampai melupakan Bryan Lu yang masih berada disamping mereka. Namun Bryan Lu juga tidak perduli tentang ini,dia pikir diam-diam melihat Victoria yang tersenyum sambil mengobrol begini pun sudah sangat menyenangkan. Saat itu ketika Victoria Gong tidak memperdulikan apapun dan ingin melompat dari mobil, dia benar-benar merasa kalau dia tidak akan bertemu lagi dengannya.

Tapi walaupun Victoria Gong sudah memutuskan untuk tidak lagi menemuinya,dia akan tetap punya cara untuk membuat Victoria Gong muncul dihadapannya. Hanya saja kondisi hari ini sudah diluar kontrolnya, tapi dia suka hal yang diluar kontrol seperti ini.

Berly Liu bicara sampai ia haus, ia menyeruput tehnya dan menyadari kalau Bryan Lu masih duduk disana. Saat ia merasa sedikit awkward dan tidak tahu harus bicara apa, Bryan Lu pun kebetulan langsung berdiri: “Aku pergi ke kamar mandi dulu, kalian lanjutkan saja.”

Saat Bryan Lu beranjak, Victoria Gong pun menghela nafas lega dan melanjutkan pembicaraaan tentang masalahnya kepada Berly Liu.

Dan entah kenapa setiap kali pergi ke kamar mandi dan lupa membawa handphone, pasti ada yang menelpon handphonenya, ini seperti sebuah kutukan. Belum sampai kaki depan Bryan Lu di kamar mandi, handphonenya pun berbunyi. Membuat kedua gadis itu terfokus kepada handphone Bryan Lu yang tertinggal.

Handphone berdering tidak berhenti, tapi Bryan Lu tidak terlihat akan kembali dengan cepat, sepertinya ia akan berada didalam kamar mandi agak lama. Handphonenya akhirnya berhenti berdering, tapi belum sampai dua detik, handphonenya kembali berdering.

Victoria Gong dan Berly Liu saling memandang, sorot mata mereka menyiratkan maksut yang sama: Kita angkat atau tidak ini? Sepertinya dia akan terus berbunyi, pasti adalah hal yang penting.

“kau yang angkat.” Victoria Gong memajukan bibirnya, menyuruh Berly Liu mengangkat telpon.

Berly Liu memeluk lengannya, bagaimanapun ia tidak akan mengangkatnya, sikapnya menyiratkan kalau kau ingin mengangkat kau saja yang angkat dan kemudian menyender ke kursi: “Kau yang angkat.”

Saat mereka masih saling suruh menyuruh, handphone kembali berhenti berdering. Tapi dua detik kemudian ia kembali berdering. Ini sudah yang kesekian kalinya! Kapan akan selesai!

Victoria Gong melirik kearah kamar mandi, dia dapati Bryan Lu belum juga keluar jadi dia mengambil handphone dan mengangkatnya. Awalnya dia hanya ingin menyampaikan kalau Bryan Lu masih di kamar mandi, tapi dia baru saja mengangkat telpon dan belum sempat bicara dia sudah mendengar suara yang tergesa dari seberang.

“Boss kenapa kau baru mengangkat telpon! Kau ada dimana sekarang, cepatlah kembali ke kantor! Apa kau tidak tahu sudah berapa banyak proyek bisnis yang dirampas, lawan kita terlalu kuat, kita bahkan bukan lawannya. Cepatlah kau pulang untuk menyelesaikan ini semua, kalau tidak perusahaan kita yang baru saja buka ini akan bangkrut, dia sudah merampas banyak bisnis kita! Boss kau tidak boleh mengalah lagi pada lawan, kenapa kau terus-terusan membiarkan dia mengambil proyek kita! Kalau kataku langsung saja hadapi dia! Siapa yang takut siapa? Boss kami juga sangat hebat...”

Orang diseberang ini kemungkinan adalah asisten, sepertinya mirip dengan pekerjaan Willy Mo, oleh karena itu dia bisa tahu begitu banyak hal. Victoria Gong mendengar perkataannya, semakin lama semakin merasa aneh, kenapa dia semakin merasa kalau orang yang diceritakan asisten ini seperti Wallace Mo?

Tapi Victoria Gong tidak berani asal menebak, juga tidak punya kesempatan menyela, jadi dia hanya bisa mendengar asisten itu terus mengeluh.

“Boss aku katakan padamu,orang sepertimu ini terlalu baik hati, jelas-jelas kau punya begitu banyak kekayaan, dan tampan. Kalau bukan karena kau terlalu baik hati, kau pasti sudah menjadi raja bisnis, entah berapa banyak perempuan yang akan menyukaimu. Walaupun sekarang juga sudah banyak perempuan yang ingin mendekatimu, tapi yang ingin aku katakan adalah kau juga tidak boleh membiarkan proyek kita diambil oleh orang! Kau harus mempertimbangkan para karyawan kita yang harus mencari makan. Kamu tidak punya istri, tapi kami semua punya istri anak dan ibu yang harus dihidupi!”

“Halo Boss, bicaralah walau sepatah kata. Aku sudah bisara sendiri selama ini, apa kau tidak ingin bicara sepatah kata saja?” orang diseberang akhirnya menghela nafas, dan bertanya pada Victoria Gong kenapa tidak bicara.

Victoria Gong mendengar orang diseberang akhirnya berhenti bicara, seolah terbangun dari mimpi ia pun bicara: “Oh! Itu...Direktur kalian Bryan Lu baru saja pergi ke kamar mandi,handphonenya ketinggalan.” Victoria Gong bicara dan kebetulan melihat Bryan Lu berjalan mendekat. Melihat ia sedang menelpon, Victoria Gong segera mengembalikan handphone kepada Bryan Lu: “Orang dari kantormu menelpon, ia sudah menelpon berkali-kali. Cepat kau angkat, sepertinya ada hal yang sangat penting.”

Bryan Lu mengangkat telpon, mengiyakan beberapa kali, hanya saja sekali kata iya, maka iya yang selanjutnya akan terdengar lebih berat. Akhirnya Bryan Lu berkata sambil tersenyum: “Dikantor aku ada urusan, kalian lanjutkan saja minum tehnya. Aku pergi dulu dan tidak bisa mengantar kalian pulang ya.” Hanya saja senyum Bryan Lu ini, sangat jelas terlihat seperti dipaksakan.Sekali lihat langsung terlihat kalau kantornya ada masalah yang kurang baik, kurang baik sampai untuk tersenyum pun ia harus memaksa.

“Kantormu ada masalah, kau pulang saja dulu. Aku bawa mobil sendiri, jangan khawatir.” Victoria Gong berucap. Dia baru saja mengangkat telpon itu jadi dia tahu kalau kondisi perusahaannya sedang kacau. Jadi dia tidak lagi menahan Bryan Lu, apalagi sekarang kondisinya dan Bryan Lu agak awkward, kalau Bryan Lu pulang itu akan lebih baik.

Novel Terkait

Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
5 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu
Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
Cinta Setelah Menikah

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Perjalanan Selingkuh

Perjalanan Selingkuh

Linda
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
4 tahun yang lalu
Love and Trouble

Love and Trouble

Mimi Xu
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu