Ternyata Suamiku Seorang Milioner - Bab 236 Timbul Rasa Curiga (2)

“Victoria, kenapa kamu tidak menjaga William di rumah sakit?” Ibu mo melihat Victoria Gong sambil menyalahkannya.

“Saat aku datang tadi, William bilang ingin ke kamar mandi, dan sudah menahan sangat lama.” Ibu Mo menambahkan.

Mendengar perkataan itu, Victoria Gong segera berkata: “Maafkan aku, Bu. Wallace melihatku terlalu lelah, makanya membawaku pulang.”

Ibu Mo menggelengkan kepala. Tanpa berkata apapun, dia pun berbalik badan kembali ke kamar William.

Dengan adanya Ibu Mo, Victoria Gong pun menjadi santai, apapun tidak perlu dikerjakannya.

Dia hanya berkeliling di sekitar rumah sakit. Tidak terasa, dia tiba di pusat penetesan darah. Dengan sangat mustahil dia memasuki kantor itu.

“Apa kabar.” Dokter menyapa Victoria Gong dengan ramah.

Victoria Gong tersenyum kecil, lalu duduk di depan dokter. Dia kelihatan sangat gelisah.

“Hallo, ada yang bisa saya bantu?’

“Aku… aku ingin bertanya, apakah golongan darah anak pasti sama dengan golongan darah orang tuanya?” Victoria Gong berhasil mengatakannya, seharusnya golongan darah tidak bisa berbohong.

Dokter tersenyum dan berkata: “Belum tentu. Misalkan saja golongan darah Ayah dan Ibu adalah A dan B, maka anaknya bisa saja memiliki golongan darah A, B, ataupun AB, dan juga ada kemungkinan bergolongan darah O. Orang yang tidak memiliki hubungan darah pun bisa saja bergolongan darah sama.

“Lalu bagaimana dengan Ayah bergolongan darah O? Apakah ada kemungkinan anaknya bergolongan darah O juga?”

“Mungkin saja, tetapi masih harus melihat golongan darah Ibunya juga.” Dokter menjawab sambil tersenyum.

Victoria Gong mengangguk dengan bengong. Dia seolah telah mengerti, juga seolah belum mengerti, sepertinya golongan darah tidak bisa menunjukkan apapun.

Melihat Victoria Gong masih bingung, Dokter lanjut bertanya: “Apakah masih ada pertanyaan lain?’

Victoria Gong baru tersadar, dan menjawab dengan senyuman kecil: “Oh, tidak ada lagi kok. Terima kasih Dok.”

Selesai berkata, Victoria Gong berdiri dari tempat duduk dan meninggalkan kantor itu.

Dia pun duduk di kursi dekat pintu, Wallace Mo dan Ibu Mo tahu golongan darah William…..

Dia menguras energi banyak untuk memikirkannya, sebuah suara tiba-tiba terdengar.

“Kenapa kamu masih disini?” Dokter itu berkata sambil tertawa.

Victoria Gong melihat dokter itu, dia tidak tahu harus mengatakan apa, langsung mengambil tas dan beranjak pergi.

Baru saja sampai di depan kamar William, handphone dalam tas berbunyi. Dia mengeluarkan handphone itu dan terlihat nama Charles Gong di layar.

Gawat! Aku tidak meminta izin.

Dia pun mengangkat telepon itu. Terdengar suara Charles Gong dari ujung telepon: “Victoria, kenapa kamu tidak datang ke kantor?”

“William masuk rumah sakit, aku menjaganya disini.”

“Cepat datang ke kantor, ada masalah dengan proyek yang kamu tangani.”

Victoria Gong terkejut. Dia pun menutup telepon dan bergegas ke Perusahaan Gong.

Sesampainya di Perusahaan Gong, terlihat Charles Gong dan sekumpulan supervisor telah menunggunya di ruang rapat.

Dia berjalan masuk dengan perlahan. Karena tidak pernah bertemu dengan situasi seheboh itu, dia pun berbisik: “Yah, ada apa?”

Charles Gong menggelengkan kepala dan menghempaskan sebuah dokumen ke hadapannya.

Victoria Gong membuka dan membacanya, itu adalah proyek terbaru mereka saat ini. Ada tandatangan Victoria Gong di halaman paling belakang. Dia tidak melihat kesalahan apapun, terus menatap Charles Gong dengan heran dan menunggu sebuah jawaban.

Victoria Gong berkata: “Victoria, kamu juga tahu ini adalah proyek terbesar dalam perusahaan kita, kenapa malah ceroboh seperti ini? Sebelum mencari tahu latar belakang partner kita, bagaimana boleh kamu menandatanganinya dengan cepat, saat ini perusahaan kita telah berinvestasi sebanyak 50% dalam proyek ini, dan tidak dapat diambil lagi.”

Sudah bekerja lama di Perusahaan Gong, Victoria Gong pun mengerti arti dari perkataan Charles Gong. Dengan kata lain, dikarenakan pengambilan keputusannya yang ceroboh, Perusahaan Gong telah terjebak dala, masalah besar, dan entah sampai kapan baru bisa terlepas dari bahaya itu.

“Ayah, maafkan aku.” Victoria Gong merasa sangat bersalah.

Charles Gong menggelengkan kepala, duduk di kursinya dengan tidak berdaya. Beberapa menit kemudian, baru berkata, “Semua ini adalah orang-orang hebat di perusahaan. Beberapa hari ini kamu ikut mereka dulu, kita lihat apakah masih bisa diselamatkan.”

Victoria Gong menganggukkan kepala dan memberi hormat kepada para supervisor disana.

Selama seharian, Victoria Gong berada di dalam ruang rapat. Dia mengikuti perundingan sekaligus menambahkan air secara berkala untuk mereka. Hingga pada akhirnya mereka pun berhasil memikirkan sebuah solusi yang sesuai.

“Terima kasih untuk semuanya.” Victoria Gong berkata sambil tersenyum.

Setelah semua orang pergi, tersisa Victoria Gong sendiri di dalam ruangan. Setelah sibuk seharian, dia pun baru memiliki waktu luang.

Dengan pelan berjalan ke depan jendela, dalam hati dia berpikir. Dia hanyalah seorang manusia kecil, dan hari ini semua penderitaan dan kesulitan melanda dirinya, karirnya dan asmaranya.

Dia mengeluarkan handphone, mencari nomor Wallace Mo, tetapi pada akhirnya Berly Liu yang ditelpon.

“Berly.”

“Wahai Nyonya Direktur, ada apa nih?” Sambil berkata, Berly Liu pun tidak kuat menahan tawa.

Mendengar suara tawa Berly Liu, Victoria pun mengurungkan isi hati yang ingin diungkapkan. Dia tidak ingin meminta Berly Liu untuk menemaninya bersedih, maka berkata: “Tidak apa-apa, hanya ingin bertanya kamu sedang apa.”

“Aku sedang seru nih. Aku beritahu sebuah rahasia ya, aku sedang bersama seorang laki-laki tampan.”

Victoria Gong tertawa sejenak, lalu menutup telepon dan langsung mematikan handphone.

Dia keluar dari Perusahaan Gong dengan pelan. Berhadapan dengan banyak jalan besar, dia bingung harus melangkah kemana.

……

Saat ini, Wallace Mo sedang di dalam kantor. Selama seharian, pikiran dan badannya pun sangat lelah.

Tiba-tiba, terdengar suara ketukan pintu.

“Masuk.”

Willy berjalan masuk dengan wajah tegang yang belum pernah ada sebelumnya.

“Ada apa?” Wallace Mo bertanya.

“Direktur Mo, ada sebuah masalah yang aku bingung harus dikatakan atau tidak.”

“Katakan saja.”

Willy menegakkan badan dan berkata dengan pelan: “Pagi ini, Perusahaan Gong terjebak dalam bahaya. Jika dalam beberapa hari tidak bisa diselesaikan, maka Perusahaan Gong akan menjemput kebangkrutan.”

Novel Terkait

Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
5 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Star Angel
Romantis
5 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
4 tahun yang lalu
The True Identity of My Hubby

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
5 tahun yang lalu
Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu
Half a Heart

Half a Heart

Romansa Universe
Romantis
4 tahun yang lalu