Ternyata Suamiku Seorang Milioner - Bab 34 Mulai Mengabaikannya (1)

Tak lama kemudian, tim medis dan polisi menerjang masuk, melihat keadaan ini, mereka tidak panik, tim medis menolong orang, polisi mengamankan tempat, tim medis dengan cepat membawa 3 orang yang terluka itu pergi dari sana.

Luka yang didapat Victoria hanyalah luka goresan di kulit, hanya saja ia ketakutan hingga pingsan, bukan masalah besar.

Kepala Wallace terluka parah, ia kehilangan banyak darah, namun untungnya tidak terkena bagian vital, hanya gegar otak ringan, hanya perlu dirawat, juga bukan masalah besar.

Yang sial hanyalah Andreas, ia dihajar oleh Wallace sedemikian rupa, seluruh tubuhnya patah tulang, di umur setua itu mana bisa menerima perlakuan seperti itu, nyawanya masih selamat, namun pengadilan yang akan dihadapinya membuatnya takut.

Karena penculikan ini diberitakan besar-besaran oleh media massa, identitas Wallace terungkap, setiap hari wartawan berkumpul di Royal Hospital, karena takut kelewatan berita tentang Wallace keluar dari rumah sakit.

Dan saat ini, Wallace yang berada di kamar pasien mendengar laporan Willy, ia pun mengerutkan dahi, mungkin karena ia kehilangan banyak darah sehingga wajahnya pucat, dengan wajah dingin ia berkata, "Berhubung sudah begini, sudah tak bisa disembunyikan lagi, umumkan pada media massa 3 hari lagi kita adakan jumpa pers di aula gedung kantor Perusahaan Mo. Aku tak mau istirahatku diganggu."

"Baik!" Jawab Willy lalu pergi.

"Di mana dia?" Tanya Wallace, kali ini dengan nada khawatir, ia juga baru sadar tak lama ini, pekerjaannya juga baru selesai ia urus, tak bisa mempedulikan hal lain, tapi kemudian ia menyadari Victoria tidak di sebelahnya, dalam hati ia tahu ia hanya terluka sedikit, tidak parah.

Hanya saja ia takut Victoria mengetahui identitas aslinya… Bagaimanapun di luar sedang ramai masalah identitasnya…

"Nona Gong ia…" kata Willy dengan wajah canggung, ia menoleh hormat pada Wallace, "Ia di kamar sebelah, sepertinya temannya Berly sedang menjenguknya, ia besok sudah boleh keluar rumah sakit."

"Di kamar sebelah?" Ujar Wallace sembari meletakkan laptop di pangkuannya, membuka selimut dan akan turun ranjang.

"CEO!" Kata Willy kaget, ia segera menghampiri Wallace dan memeganginya, Willy takut terjadi masalah barang sedikitpun, ia sampai sekarang pun belum memberitahu orangtua Wallace, namun ia tak akan bisa menutupi hal sebesar ini, siapa yang tahu kapan orangtuanya akan kemari?

"Aku tak apa-apa, aku akan menemuinya," kata Wallace sambil melepas tangan Willy, sama sekali tak menyadari bahwa Willy masih mau bicara, ia sudah berjalan keluar.

Ia berdiri di depan pintu kamar sebelah, ia mendengar suara tawa lembut dari dalam kamar, membuat Wallace tak tahan untuk tersenyum, ia pun membuka pintu dan masuk, terlihat Victoria dan Berly sedang duduk di pinggir ranjang sambil mengobrol dan tertawa.

Namun begitu ia masuk, Victoria memandangnya dengan tatapan ragu, bahkan senyumannya juga lenyap, dan Berly yang terkejut memegang kepalanya dan berkata, "Anu, kalian mengobrollah, aku keluar keliling, jalan-jalan…"

Berly yang ingin mengetahui identitas Wallace itu sangat terkejut, ia tak bisa mempercayai yang mereka kenal sebagai asisten itu ternyata seorang CEO yang mempunyai harta properti senilai milyaran, seberapa jauh perbedaan antara orang dengan level seperti itu dan orang biasa?

Setelah pamit, Berly pun menghilang dengan sangat cepat.

Begitu hanya tersisa Victoria seorang diri, Wallace pun tanpa ragu berjalan ke samping ranjang dan duduk, ia mengulurkan tangan untuk menyentuh wajah Victoria, tak disangka Victoria tak berkata apapun dan malah bergeser ke samping, ia tetap memalingkan muka.

Itu membuat tangan Wallace menjadi canggung, ia melipat bibirnya, lalu bertanya, "Kau sudah tahu?"

Mendengar itu Victoria semakin tidak senang, apanya yang 'kau sudah tahu', memangnya ia tak seharusnya tahu? Meskipun ia sangat berterima kasih karena Wallace menolongnya, namun begitu ia tahu Wallace membohonginya selama ini, ia sedikit kesal.

Awalnya begitu ia bangun, ia langsung bertanya keadaan Wallace pada Berly, mendengar bahwa kepala Wallace dipukul oleh Andreas ia sangat khawatir, namun tak ingin pergi menjenguknya, detakan jantungnya tak bisa tenang untuk beberapa lama.

Melihat Victoria tidak mempedulikannya, Wallace semakin panik, ia meraih rambut Victoria yang sedikit berantakan, setelah ragu untuk beberapa saat akhirnya ia berkata, "Victoria, sebenarnya aku bukannya sengaja…"

"Keluar."

Ujar Victoria memutus perkataan Wallace, wajahnya sedikit terlihat marah, ia tetap tak memandang Wallace sedikitpun, lalu ia berbaring dan menutupi diri dengan selimut.

Apanya yang tidak disengaja? Ia punya begitu banyak waktu dengannya, tetapi tak pernah mengatakannya, bahkan saat menikah pun ia tak berkata apapun… Oh ya, menikah, benar-benar konyol! Victoria mau cerai! Ia tak mau menikah dengan orang yang penuh kebohongan!

"Victoria…"

Wallace menghela napas, melihat Victoria sepertinya tak mau mendengar apapun yang ia katakan, bagaimanapun ia telah membohongi Victoria selama ini, masuk akal jika ia marah.

Novel Terkait

Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
4 tahun yang lalu
Gadis Penghancur Hidupku  Ternyata Jodohku

Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku

Rio Saputra
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Antara Dendam Dan Cinta

Antara Dendam Dan Cinta

Siti
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
5 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
5 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
4 tahun yang lalu
Cutie Mom

Cutie Mom

Alexia
CEO
5 tahun yang lalu