Ternyata Suamiku Seorang Milioner - Bab 60 Pergi makan di rumah (2)

Setelah itu, ibu Mo langsung mengusirnya keluar: "Jangan, istirahat saja sana."

Tapi sampai akhirpun Willy Mo tidak keluar dari dapur, sepertinya dia tetap membantu ibu Mo.

Kali ini Victoria Gong merasa tidak enak, sedangkan Willy Mo yang seorang laki-laki saja membantu ibu Mo di dapur, masa dia yang seorang perempuan tidak masuk ke dapur sama sekali.

Melihat Victoria Gong yang merasa tidak enak, Wallace memanggil Willy: "Willy, kemari."

Mendengar Wallace mencarinya, Willy keluar dari dapur, saat dia keluar tubuhnya masih memakai apron, tapi masih terlihat rapih: "Ada apa?"

"Aku ingin membicarakan tentang pekerjaan."

Mendengar Wallace yang berkata seperti ini, Willy melepas apronnya dan pergi ke tempat Wallace, namun ternyata saat dia sudah duduk, Wallace tidak berkata apapun, dia hanya mengambil koran yang tadi dibaca oleh ayah Mo, dan memberikan koran lain kepada Willy: "Baca koran ini."

Wajah Willy dipenuhi dengan keraguan, namun saat dia melihat ketegangan Victoria yang duduk di sebelah sana, dia langsung mengerti bahwa ini demi Victoria.

Hati Victoria sangatlah gelisah, karena dia tidak mengerti mengapa semua laki-laki di keluarga Mo bisa memasak! Untung saja ayah Mo tidak bisa, kalau tidak dia bisa benar-benar sangat malu.

Tapi Victoria tidak tahu, kalau ayah Mo adalah orang yang paling pintar memasak di keluarga Mo.

Lewat beberapa saat, semua sayur sudah selesai dibuat oleh ibu Mo, ibu Mo membuat sangat banyak sayur, semuanya penuh dengan gizi. Terlebih lagi, kalau ada orang yang hamil atau orang yang mempunyai pengalaman akan tahu dalam sekali lihat bahwa semua makanan ini adalah makanan untuk ibu hamil.

Mata Victoria langsung berbinar, ibu Mo sangatlah pintar memasak, dan hebatnya dia bisa memasak begitu banyak makanan.

Baru saja duduk di meja makan, ibu Mo sudah memberikan Victoria begitu banyak makanan, benar-benar tidak memedulikan kedua anaknya. Victoria tidak berhenti berkata terimakasih kepada ibu Mo, dan memakan sayur di dalam mangkuknya. Untung saja Wallace berusaha memberhentikan ibunya untuk tidak memberi Victoria makanan lagi, kalau tidak ibu Mo akan terus memberi Victoria makan.

Siapa yang tahu, setelah berhenti memberi Victoria makan, ibu Mo langsung melihat ke arah Willy.

"Willy, lihatlah Wallace saja sudah menikah, masa kamu sedikit kabar saja tidak ada? Walaupun pekerjaan di kantor banyak, kamu tidak bisa menunda ini lagi. Kamu sudah umur 30 tahun, jangan ditunda-tunda lagi." ibu Mo berkata, ibu Mo juga melihat ayah Mo, dan meminta ayah Mo untuk berbicara kepada Willy, masa sudah begitu dewasa tapi tidak terburu-buru untuk mencari pacar.

Willy mengira perhatian ibunya hanya tertuju pada Victoria saja dan melupakan dirinya, baru saja dia mengira bahwa semua perhatian ibunya hanya tertuju kepada Victoria saja dan ibunya tidak akan membahas soal pacar lagi, namun ternyata dia salah, mulai lagi.

"Ibu, ini bukan hal yang bisa didesak." Willy selalu menjawab seperti ini, dan kali ini pun tidak terkecuali.

Ayah Mo sangatlah khawatir akan pernikahan Willy, beberapa tahun yang lalu dia mewariskan perusahannya kepada Willy dan Wallace, dan sekarang dia sangatlah santai, setiap hari hanya membaca koran dan menandatangani beberapa dokumen saja, namun akhirnya membuat kedua anaknya sangat sibuk sampai mereka tidak mempunyai pacar. Tapi sekarang setelah melihat Wallace yang sudah menikah, ayah Mo semakin khawatir akan Willy. Saat Ibu Mo memberikan ayah Mo sebuah petunjuk, diapun terpikir sesuatu.

"Willy, apa yang ibumu katakan semuanya benar. Beberapa waktu yang lalu aku pergi makan dengan direktur IGFC, dan bertemu dengan anak perempuannya, umurnya 23 tahun dan dia baru saja pulang dari luar negeri, orangnya lumayan baik, kamu bisa bertemu dengannya dulu." sebenarnya ayah Mo sudah berbicara mengenai hal ini kepada direktur IGFC saat makan kemarin, mungkin mereka akan menyuruh kedua anak muda itu untuk pergi makan atau apapun itu, direktur IGFC juga sudah menyetujuinya.

Dulu hanya ibunya saja yang berkata seperti ini, sekarang ayahnya pun mendesak dia, kepalanya benar-benar seperti ingin meledak.

"Ayah, pekerjaan di kantor akhir-akhir ini sedang banyak, aku tidak dapat meninggalkannya. Kakak juga sibuk, waktu untuk menemani kakak ipar saja tidak ada, tidak ada orang yang bisa membantuku, aku tidak punya waktu untuk memikirkan hal ini. Setelah lewat masa sibuk ini, nanti baru kita omongkan lagi." Willy selalu saja memakai 5 kata ini sebagai alasan, karena dia tidak tahu alasan apa lagi yang dapat dipakai, karena dia tidak dapat berkata bahwa dirinya sama sekali tidak memikirkan hal ini. Dia merasa umur 30 tahun bukan umur yang sudah tua, namun keluarganya seolah-olah merasa kalau umur 30 tahun belum menikah artinya dia sudah tidak laku lagi.

"Kamu selalu saja berkata seperti ini, atau tidak begini saja, besok ayah yang pergi ke kantor, pergi membantu Willy agar dia tidak terlalu sibuk, sehingga dia punya waktu untuk mencari pasangan." hati ibu Mo hanya dipenuhi oleh anaknya, sama sekali tidak memikirkan ayah Mo yang sengaja memberikan perusahaannya untuk anaknya karena dia ingin cepat-cepat pensiun.

Gerakan ayah Mo terhenti sejenak, tapi setelah berpikir sejenak bahwa semua ini adalah untuk masa depan Willy, dia menganggukkan kepalanya: "Benar, mulai besok aku akan pergi ke kantor, kamu jangan terlalu sibuk."

Victoria hanya makan dalam diam, namun dia tiba-tiba tersedak karena makan terlalu banyak, Wallace mengernyitkan dahinya dan memberinya air minum, Victoria meminumnya dengan terburu-buru dan baru merasa jauh lebih baik.

Willy menaikkan kacamatanya, "Kakak ipar, jangan-jangan kamu sedang hamil." yang dapat memindahkan perhatian ibu dan ayahnya hanyalah satu, yaitu Victoria, terlebih lagi masalah anak cucu membuat mereka dengan mudahnya memindahkan perhatian mereka.

Yang awalnya sudah lebih baik, setelah mendengar satu kalimat dari Willy membuatnya tersedak lagi, kali ini dia batuk lebih parah. Wallace langsung menenangkan Victoria, matanya menatap Willy dengan tajam, Willy hanya menaikkan bahunya, menunjukkan kalau ini hanya satu-satunya cara untuk memindahkan perhatian ayah dan ibunya, dia tidak peduli bagaimana kedepannya.

Pandangan ibu Mo tertuju kepada tubuh Victoria, matanya penuh dengan harapan, berharap dirinya dapat mendengar kabar yang mengejutkan: "Victoria, kalian sudah menikah lama, apakah ada kabar baru?"

Novel Terkait

Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
3 tahun yang lalu
Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
3 tahun yang lalu
Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
3 tahun yang lalu
Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Jasmine
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
3 tahun yang lalu
Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
3 tahun yang lalu