Ternyata Suamiku Seorang Milioner - Bab 5 Trik kotor

"Tunggu sebentar." Tidak menunggu Victoria selesai berbicara, pamannya memotong perkataannya, sepertinya sedang berbicara dengan seseorang, karena terlalu jauh jadi tidak terdengar.

Kira-kira sudah berlalu 2 menit, telepon diangkat kembali, nada suara pamannya menjadi lebih lembut: "Victoria, begini saja, besok kamu datang ke perusahaan, kita diskusi soal hutang ayahmu, kemudian kita baru berbicara mengenai masalahmu."

"Tapi....."

"Sudah, begitu saja."

Tidak memberi Victoria kesempatan untuk berbicara lebih, pamannya langsung menutup teleponnya.

"Halo.....Halo....." menghadapi suara telepon, hati Victoria merasa tidak enak, dia pun menunduk, tidak bersuara.

Wallace turun dengan mengangkat kotak obat, Victoria menghirup cairan di hidungnya dan berkata kepada Wallace: "Bolehkah, kamu meminjamiku sedikit uang, besok setelah aku ke tempat pamanku, aku akan mengembalikannya."

Tangan Wallace terhenti mendengar perkataan Victoria, ini pertama kalinya ada orang yang meminjam uang darinya.

Victoria pikir Wallace tidak bersedia, langsung menunduk, dia merasa canggung, pada awalnya dia tidak enak meminjam uang darinya, tapi ketika dia memikirkan situasi nya yang menyedihkan sekarang, mau keluar rumah juga tidak bisa, jadi terpaksa meminjam uang dari Wallace.

Melihat Victoria yang seperti ini, Wallace teringat sesuatu, dia mengeluarkan uang yang kemarin ditinggalkan Victoria di hotel dari dompetnya, sekalian mengambil secarik kertas kecil dan menuliskan nomor teleponnya, lalu memberikannya kepada Victoria, kemudian berkata, "Uang ini kukembalikan, dan ini adalah nomorku, kalau ada apa-apa boleh menghubungiku."

"Kembalikan? Aku pernah memberimu uang?" Victoria bingung, dia sepertinya tidak pernah mengenal Wallace, terlebih lagi tampang Wallace sangat tampan, ditaruh dimanapun adalah lelaki tampan, terutama sepasang mata ini, setelah Wallace melepaskan kacamata hitamnya, Victoria baru tahu matanya seperti berlian yang menarik perhatian perempuan, kalau dia pernah melihatnya, pasti tidak akan lupa.

Terlebih lagi Victoria terhadap masalah, orang terutama data-data sangat sensitif, seperti nomor telepon yang tertulis di atas kertas ini, disebut dua kali dia sudah ingat, tapi dia sudah lupa bahwa lelaki di depannya adalah 'gigolo premium' yang dia temui kemarin malam ketika dia sedang mabuk sampai kehilangan ingatan.

Wajah Wallace mendingin, perempuan ini benar-benar tidak mengingatnya sama sekali!

"Kamarmu ada di sudut tangga, di dalam ada seragammu, kamu pakai itu saja." ekspresi Wallace langsung berubah menjadi dingin, setelah selesai berbicara, dia pun berbalik badan dan berjalan menuju tangga, dengan sangat cepat sudah di lantai atas.

"Baik." Victoria dengan cepat menjawab, dia tidak mengerti mengapa orang ini tiba-tiba berubah, melihat Wallace sudah menghilang ke lantai atas, Victoria baru duduk dan membersihkan lukanya dengan hati-hati.

Membersihkan luka sendiri sedikit susah, pergelangan tangannya terasa sakit.

Berpikir sampai sini Victoria pun emosi, ini semua salah Luna sengaja mendorongnya!

Kepikiran Luna, dia pun kepikiran Nicky Yang, Nicky disaat dia paling membutuhkannya, dia malah selingkuh.

Sialan!

Victoria mengumpat di dalam hati, dia menggunakan cotton bud baru dan mulai mengoleskan obat, untung saja siku dan telapak tangannya hanya luka luar, hanya perlu mengoleskan obat dan tempel plaster.

Dengan cepat dia membersihkan luka, merapikan kotak obat dan pergi menuju kamar di sudut tangga, baru membuka pintu, ia melihat sebuah kasur besar.

Sekarang yang paling diperlukan Victoria adalah kasur, dia tidak melihat yang lain, langsung melempar dirinya ke atas kasur dan mengeluarkan suara lega.

Belum lewat berapa lama, dia mulai merasa ngantuk, Victoria pun tertidur dengan cepat.

Dia tidur dengan sangat nyaman, tapi dia tidak tahu, hal yang lebih menakutkan sedang menunggu dia di belakang.

Keesokan pagi.

Victoria dibangunkan oleh suara pintu dibuka, dia langsung membuka matanya dan duduk, dia pikir lelaki itu datang membangunkannya untuk bekerja, tapi pintu kamar masih tertutup rapat.

Victoria terdiam sejenak, kemudian dia mendengar suara mesin mobil dari luar, dia baru sadar Wallace sudah pergi, sudah tidak sempat mengejarnya.

Pakaian yang dipakainya sangat kusut, hari ini masih mau ke perusahaan paman, dia bergegas pergi mandi, kemudian mengambil pakaian yang di dalam lemari dan memakainya, pakaian ini adalah pakaian biasa, ini membuatnya sedikit senang, kalau seragamnya seperti seragam di film korea atau jepang, dia benar-benar tidak berani memakainya.

Victoria meninggalkan note bahwa dia mau keluar, dan akan kembali sesegera mungkin, kemudian dia pun keluar rumah menuju rumah paman.

Menunggu bus kemudian mengubah berbagai bus, dia pun akhirnya sampai ke komplek tempat pamannya tinggal setelah 1 jam lebih.

Setelah menjelaskan berulang kali, Victoria baru berhasil membujuk sekuriti untuk membiarkan dia masuk, setelah membunyikan bel, pengurus rumah pun membuka pintu untuknya.

"Anda sudah datang, Tuan ada di kantor." pengurus rumah dengan sopan menunjukkan arah kantor kemudian langsung berbalik dan masuk ke dapur.

Victoria mengepal tangannya, menghirup nafas panjang kemudian mengetuk pintu: "Paman, aku Victoria, bolehkah aku masuk?"

Di dalam kantor duduk seorang lelaki paruh baya, wajahnya kotak dengan alis tebal, dia adalah paman yang semarga dengan Victoria, Edward Gong.

Edward Gong mendengar suara ketukan pintu, tersenyum miring sampai ke mata.

"Victoria, masuklah." Edward berkata, berdiri dan membuat kopi menggunakan mesin kopi.

Mendengar jawaban Edward, Victoria pun masuk, dia merasa sedikit tertahan, dia menatapi Edward sejenak dan kemudian membuka mulut: "Paman, aku......"

"Victoria." tidak memberinya kesempatan membuka mulut, Edward membawa dua gelas kopi berjalan kearah Victoria, sambil menyuruh Victoria duduk, sambil menaruh gelas kopi ke depan Victoria dan berkata: "Kamu juga tahu, masalah ayahmu kali ini, aku juga terpengaruh, transfer modal perusahaan juga menjadi masalah, terlebih lagi masih ada hutang besar yang menanti untuk dilunasi."

Victoria mengerutkan keningnya, merasa sangat bersalah, ia merasa karena masalah ayah mempengaruhi paman sangat tidak enak, dia pun berkata:"Maaf, aku pasti bisa mencari cara menyelesaikannya, berikan aku sedikit waktu."

"Hah, tidak perlu terburu-buru, di jalan sudah sangat capek, ini adalah kopi yang diberi orang lain, kamu coba dulu, kalau suka boleh bawa pulang. Kalau mengenai cara penyelesaian, pasti bisa ada." Edward berkata dengan ringan, seperti sedang menenangkan Victoria, namun matanya penuh dengan kelicikan.

"Terima kasih." Victoria yang tidak mencurigai apapun mengambil gelasnya, setelah datang kesini dengan bus, ditambah merasa sedikit tegang, dia pun merasa haus, dia meminum kopi seperti meminum air, sekali minum habis setengah gelas, baru dia bertanya kepada Edward: "Apakah paman sudah ada penyelesaian yang bagus?"

"Presiden kelompok mereka awal tahun ini baru saja kehilangan istri, dan mempunyai keinginan untuk menikah lagi, di pesta kemarin dia sangat menyukaimu, kalau tidak....." mata Edward menyipit karena tersenyum.

"Apa yang anda katakan! Usianya lebih tua dari ayahku, bagaimana kamu bisa punya pemikiran seperti ini!" Victoria yang tidak bisa percaya membelalakkan matanya, hatinya bergetar, dia tidak berani mempercayai pamannya mempunyai pemikiran seperti ini.

Edward membuat ekspresi seperti hal ini bukanlah masalah besar dan menasehati Victoria: "Di zaman sekarang ini, suami tua dan istri muda sangat banyak, terlebih lagi orang lain sangat menyukaimu, juga sudah memutuskan untuk menyelesaikan masalah hutang, kamu juga punya rumah untuk pulang, ayahmu di penjara juga lebih tenang."

"Cukup! Kalau ayahku tahu kamu melakukan ini, dia tidak akan tenang!" mata Victoria memerah karena emosi, tangannya yang sejuk seketika mendingin, dia hanya merasa paman ini sangat asing,

"Masalah ini sepertinya tidak bisa diputuskan olehmu." Edward melipat tangannya dan bersandar ke sofa, antara tersenyum dan tidak tersenyum menatapi Victoria.

Novel Terkait

Behind The Lie

Behind The Lie

Fiona Lee
Percintaan
3 tahun yang lalu
The True Identity of My Hubby

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu
Meet By Chance

Meet By Chance

Lena Tan
Percintaan
3 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Revenge, I’m Coming!

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Penyucian Pernikahan

Penyucian Pernikahan

Glen Valora
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
3 tahun yang lalu