Ternyata Suamiku Seorang Milioner - Bab 234 Dia Pura-Pura Kompromi (1)

“Aku tidak ada waktu luang.” ujar Wallace Mo tanpa berpikir panjang.

Elizabeth Chu tertawa. Dia berinisiatif duduk dan meletakkan tangannya di meja, “Kalau aku membiarkan William memanggil Direktur Mo ‘ayah’ di depan Nona Gong, apa Direktur Mo akan menyukainya?”

“Kamu…” ujar Wallace Mo geram.

“Dengar-dengar Ibu Mo ingin mengadopsi William menjadi cucu angkat, namun Direktur Mo menolak karena ingin melindungi Nona Gong, kalau…”

Elizabeth Chu belum selesai berbicara, dia lalu tertawa ke Wallace Mo.

“Keluar!” ujar Wallace Mo kesal.

“Kalau begitu sampai jumpa malam ini jam 6.” ujar Elizabeth Chu sambil berjalan keluar ruangan.

Wallace Mo langsung sakit kepala.

“Willy Mo, ganti kunci kantorku menjadi pemindai sidik jari.” ujar Wallace Mo di telepon.

“Baiklah.”

Setelah jam pulang kantor, Wallace Mo melihat ada pesan dari Elizabeth Chu di ponselnya. Tanpa membukanya, dia langsung mengunci ponselnya dan meletakkannya di tas.

Setelah turun dari lift, dia langsung mengemudikan mobilnya ke Gong Company. Dia berpikir Victoria Gong pasti belum pulang. Ketika Wallace Mo tiba di kantor Victoria Gong, dia melihat tumpukan dokumen di mejanya.

“Sedang apa kamu disini?” tanya Victoria Gong yang tampak tegang. Dia belum berencana akan memberitahu Wallace Mo tentang hasil lombanya. Namun, dia takut tidak bisa menahannya.

Wallace Mo tertawa. Dia berjalan menghampiri Victoria Gong lalu memeluknya.

“Apa yang sedang kamu lakukan?” tanya Victoria Gong.

“Victoria.”

“Hm?”

“Aku tidak bisa menemanimu makan malam hari ini. Aku harus makan malam dengan client.” ujar Wallace Mo sambil meletakkan dagunya di pundak Victoria Gong. Tidak banyak orang tahu, saat ini suasana hati Wallace Mo sedang berantakan.

Victoria Gong tertawa, “Tidak masalah. Pergilah.”

Victoria Gong diam-diam menyukai ide ini. Dengan begini, dia bisa pulang dan menyiapkan kejutan untuk Wallace Mo. Tadinya, dia belum tahu cara memberi Wallace Mo kejutan, namun kata-kata Wallace Mo barusan sangat membantunya.

“Sepertinya, aku akan terlambat pulang malam ini.” tambah Wallace Mo.

Victoria Gong mengangguk.

Beberapa saat kemudian, telepon Wallace Mo berbunyi. Namun, dia tidak kunjung mengangkatnya. Nada deringnya terdengar nyaring di ruangan Victoria Gong yang sepi.

“Mengapa kamu tidak mengangkatnya?” tanya Victoria Gong.

“Tidak apa-apa. Ini tidak penting.” Wallace Mo meraih ponselnya lalu mematikannya. Dia tahu Elizabeth Chu yang meneleponnya, jadi dia tidak mengangkatnya. Melihat nama itu muncul di layar ponselnya benar-benar membuatnya geram.

“Bukannya kamu harus makan malam dengan client? Cepatlah berangkat.” ujar Victoria Gong.

“Kamu menyuruhku pergi?”

“Ti—”

Wallace Mo tiba-tiba menciumnya.

Setelah Victoria Gong lepas dari ciuman Wallace Mo, dia mengambil nafas dalam-dalam.

“Aku pergi, ya?”

“Cepatlah. Dasar kamu ini!”

Victoria Gong lalu membuang muka.

Wallace Mo mengusap rambut Victoria Gong sambil menatapnya. Wallace Mo sedih karena harus melewatkan makan malam dengannya.

“Aku pergi, ya?”

“Hm.” Victoria Gong mengangguk.

Wallace Mo lalu melepaskan pelukannya. Dia mencium dahi Victoria Gong dan berbalik badan meninggalkan ruangan itu.

Victoria Gong melihat Wallace Mo pergi, “Mengapa Wallace sangat aneh hari ini?”

Namun, Victoria Gong tidak terlalu memikirkannya. Dia kembali sibuk memikirkan cara untuk memberi Wallace Mo kejutan.

Victoria Gong kembali ceria, seperti gadis yang baru pertama kali pacaran.

Di mobil, Wallace Mo membuka ponselnya. Dia membuka pesan dari Elizabeth Chu. Isinya adalah alamat restoran.

Wallace Mo berpikir ini masih cukup awal. Jadi, dia duduk sejenak di mobilnya. Ketika sudah mendekati jam enam, dia baru mengemudikan mobilnya.

Wallace Mo tidak tahu apa yang sedang dipikirkannya. Pikirannya penuh dengan Victoria Gong. Dia merasa kebenaran akan segera terungkap.

Ketika dia tiba di restoran, Eliazbeth Chu dan William sudah duduk di kursi mereka. William melihatnya dengan bahagia.

Wallace Mo memilih untuk tidak melihatnya.

Dia kira dia bisa langsung pulang setelah makan malam, namun Elizabeth Chu berkata, “William ingin pergi ke arena bermain di mall.”

Wallace Mo mengerutkan dahi. Dia melihat wajah Elizabeth Chu, tangannya mengepal.

Wallace Mo benar-benar geram!

Novel Terkait

Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
4 tahun yang lalu
Nikah Tanpa Cinta

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
4 tahun yang lalu
My Secret Love

My Secret Love

Fang Fang
Romantis
5 tahun yang lalu
My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
4 tahun yang lalu
The Break-up Guru

The Break-up Guru

Jose
18+
4 tahun yang lalu
Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
My Tough Bodyguard

My Tough Bodyguard

Crystal Song
Perkotaan
5 tahun yang lalu
Satan's CEO  Gentle Mask

Satan's CEO Gentle Mask

Rise
CEO
4 tahun yang lalu