Ternyata Suamiku Seorang Milioner - Bab 239 Menemukan Laporan Penilaian (1)

Hingga saat masuk ke dalam mobil, Victoria Gong baru tersadar telah dibawa pergi oleh Wallace Mo.

“Untuk apa kita keluar?” Victoria Gong bertanya.

Wallace Mo tersenyum dan berkata: “Karena masalah besar sudah terselesaikan, bukankah sebaiknya kita rayakan sejenak?”

Victoria mengangguk dan berkata: “Benar, kita harus makan enak. Dari kemarin aku tidak nafsu makan terus.”

20 menit kemudian, Victoria Gong dan Wallace Mo tiba di sebuah restoran.

Wallace memilih sebuah ruangan VIP dan duduk bersama Victoria di dalam sana, kemudian memilih beberapa jenis makanan yang disukai Victoria.

Melihat Wallace Mo yang begitu perduli pada dirinya, Victoria Gong pun kepikiran William, spontan merasa sakit hati lagi. Laki-laki sebaik dia kenapa harus…

Sebenarnya, sesuai dengan sifat aslinya, begitu curiga pasti akan langsung menanyakan pada Wallace Mo, kemudian membereskan barang dan pergi dari rumah.

Tetapi Wallace Mo adalah laki-laki yang sangat dia cintai, hanya dia yang tahu seberapa tidak rela rasa dalam hati. Maka dari itu, dia selalu memendam dan menanggung rasa sakit itu, terutama saat masalah bertubi-tubi datang menyerangnya. Saat Perusahaan Gong terjebak bahaya karenanya, dia semakin merasa terpuruk.

Untung saja kini Perusahaan Gong telah terbebas dari masalah itu, dia pun bisa mencoba untuk berbahagia lagi.

“Apa yang kamu pikirkan?” Melihat Victoria yang tenggelam dalam lamunan, Wallace Mo pun bertanya.

Victoria Gong hanya tersenyum dan menggelengkan kepala.

Dengan sangat cepat, semua makanan dihidangkan di atas meja, mereka pun mulai menikmati suasana penuh kehangatan itu.

Saat sedang makan, handphone Wallace Mo berdering, itu adalah telepon dari Willy.

“Direktur Mo, nanti malam ada sebuah janji makan malam, dan sekaligus menandatanggani kontrak terkait Perusahaan Gong.” Willy berkata dengan cepat dan singkat.

“Aku tahu.”

Setelah telepon ditutup, Victoria pun bertanya: “Ada apa?”

“Nanti malam ada sebuah pesta makan, kamu ikut denganku ya.” Sambil berbicara, Wallace Mo mengambilkan sepotong daging ikan untuk Victoria.

“Baiklah.”

Keduanya pun lanjut makan dengan penuh canda tawa. Suasana begitu tenang dan romantis.

Tetapi yang Victoria Gong tidak tahu adalah, kejadian apa yang akan dia hadapi nanti malam.

Setelah makan dan mengantar Victoria kembali ke Perusahaan Gong, Wallace Mo pun kembali ke kantornya.

Waktu berlalu begitu cepat, dengan sangat cepat jarum jam menunjukkan angka 5. Karena masalah besar telah terselesaikan, Victoria Gong pun sangat santai, dia terus menunggu telepon dari Wallace Mo dengan tidak sabar.

“Wallace.” Saat telepon tersambung, Victoria Gong memanggil dengan suara manis.

“Ada apa?”

“Kamu yang datang menjemputku? Atau aku yang pergi sendiri?” Victoria Gong bertanya.

Wallace Mo melihat dokumen-dokumen menumpuk di mejanya, dan berkata penuh rasa maaf: “Maaf, Victoria. Kerjaanku masih sangat banyak, bagaimana jika kamu kesana sendiri saja? Aku akan meminta Willy mengantarkan gaun pesta ke rumah.”

Meskipun merasa sedikit kecewa, Victoria segera memperbaiki suasana hatinya, tersenyum dan berkata: “Baiklah.”

“Kalau begitu kamu hati-hati ya.”

“Baik.”

Setelah telepon dimatikan, Victoria pun membereskan barang-barang dan pulang ke rumah. Baru keluar dari lift, Victoria Gong pun melihat Willy berdiri di depan pintu sambil memegang gaun pesta.

“Kakak Ipar.” Willy memanggil.

Victoria Gong tersenyum sembari membuka pintu dan mempersilahkan Willy masuk ke dalam.

“Tidak dulu, ada banyak kerjaan di kantor.” Selesai berkata, Willy pun menyodorkan gaun pesta ke depan Victoria.

Victoria menerimanya dan tidak memaksa Willy untuk mampir lagi. Setelah Willy pergi, dia pun masuk ke dalam dan meletakkan gaun pesta di sofa ruang tamu.

Selesai mandi, dia pun mencoba gaun itu, hasilnya sangat cocok. Gaun itu semakin memancarkan keputihan kulitnya, dan terlihat sangat berwibawa. Victoria Gong melihat dirinya dalam kaca dan tersenyum dengan sendirinya, dalam hati berpikir Wallace Mo memang orang yang pandai memberikan yang terbaik meskipun untuk hal-hal kecil.

Dia pun mendandani wajahnya dan memilih sebuah sepatu hak tinggi berukuran 7 cm. Baru saja akan keluar rumah, dia pun menerima panggilan dari Wallace Mo.

“Kenapa?” Victoria Gong mengangkat telepon dan berkata.

Wallace Mo bertanya dengan panik dari ujung telepon: “Victoria, apakah kamu sudah keluar rumah?”

“Belum kok, masih di dalam rumah.”

“Kalau begitu kamu pergi ke ruang kerjaku, ambil sebuah dokumen dan bawakan untukku. Aku meletakkannya di atas meja, ada map hitam disana, halaman depannya bertuliskan kata ‘Perusahaan Gong’. Wallace Mo berkata dengan pelan agar Victoria dapat mendengarnya dengan jelas.

Victoria Gong pun mengangguk dan berkata: “Baiklah, akan aku cari dan bawa kesana.”

Setelah menutup telepon, dia pun berjalan ke dalam ruang kerja. Baru saja tiba di depan pintu, kakinya terasa terkilir, dia baru sadar hak sepatunya telah patah.

“Kenapa bisa tiba-tiba rusak?”

Victoria berkata-kata sendiri, lalu melepaskan sepatu dan berjalan ke dalam ruang kerja tanpa memakai alas kaki, dalam hati mulai merasa tidak tenang. Dia berjalan ke samping meja, mengira bisa menemukannya dengan mudah, tetapi tidak ada satupun map hitam di atas meja itu.

Dia berjalan ke sisi samping meja dan mencari di tumpukan dokumen, lalu di laci-laci, tetap saja tidak menemukan yang Wallace Mo maksud.

Apakah memang tidak ada disini? Berpikir demikian, Victoria pun mengeluarkan handphone dan menelepon Wallace Mo.

Novel Terkait

Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
4 tahun yang lalu
Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
4 tahun yang lalu
Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
4 tahun yang lalu
You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Istri Direktur Kemarilah

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
3 tahun yang lalu
Cantik Terlihat Jelek

Cantik Terlihat Jelek

Sherin
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Suami Misterius

Suami Misterius

Laura
Paman
3 tahun yang lalu
My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu