Ternyata Suamiku Seorang Milioner - Bab 212 Paman Tidak Menyukaiku (1)

Wallace Mo mengatur nafasnya sebentar,berbalik dan berjalan kesamping Victoria Gong, berlutut lalu menggenggam tangannya.

"Victoria."kata Wallace Mo lembut,"Bisakah dengarkan aku sekali ini saja."

"Kamu juga harus memberiku sebuah alasan kan." ucap Victoria Gong yang mulai malas. Dia juga bukan orang yang tak bisa menerima alasan orang lain.

"Tidak ada alasan." Wallace Mo bicara dengan nada berat.

"Tidak ada yang perlu kita bicarakan kalau begitu."

sambil bicara Victoria pun mengangkat tubuhnya ingin berdiri, tapi ditahan oleh Wallace Mo.

"Victoria,bisakah kamu dengarkan aku sekali saja!"

"Tidak bisa,tidak bisa,tidak bisa..." Victoria Gong berteriak seras melawan.

"Kalau kamu tidak mengizinkan William tinggal disini,aku juga akan pergi." Victoria Gong melanjutkan kalimatnya.

"Yang jelas aku ingin mengurus William." Dia menambahkan lagi.

Selesai bicara Victoria Gong meninggalkan kamar dengan langkah besar, hanya tinggal Wallace Mo tidak berdaya disitu. Yang bisa memberinya muka,kira-kira memang cuma Victoria Gong.

Victoria Gong berjalan kearah William, wajahnya sangat hangat dan berkata:"William,malam ini kamu mau makan apa? tante akan membuatkannya untukmu."

William tidak menjawab, tapi malah balik bertanya:"Apakah Paman tidak suka padaku?"

Dimata William,Wallace Mo hampir tidak pernah tersenyum kepadanya. Bahkan bisa dibilang sengaja memberi jarak. Jadi bahkan anak sekecil William pun bisa merasakan kalau ada yang tidak sama.

"Tidak."

Mendengar pertanyaan William,Victoria Gong segera menjawab. Tapi dia juga tidak tahu, harus mengatakan apa lagi setelah ini. Karena dia juga merasa kalau Wallace Mo agak menghindari William.

"Tapi Paman bahkan tidak mau bicara denganku, juga tidak tersenyum kepadaku. Kata ibu guru disekolah, kalau aku tersenyum pada orang lain,orang juga akan tersenyum kepadaku. Tapi Paman bahkan tidak pernah tersenyum padaku." selesai bicara,William langsung menundukkan kepalanya.

Bagaimana bisa Victoria Gong menyaksikan semua ini,dia mendekap William dalam dekapannya lalu menepuk pelan punggungnya, takut dia akan menangis.

"William,bukan Paman tidak menyukaimu,dia hanya tidak suka berbicara dengan orang yang tidak begitu dia kenal. Kalau kamu sudah tinggal disini sebulan,Paman pasti akan menyukaimu juga. Sampai pada waktu itu, kamu juga akan sering melihat Paman tersenyum."

"Benarkah?" William menengakkan kepalanya, melihat Victoria dan bertanya.

Victoria Gong mengusap-usap pipi William, lalu berkata:"Iya,tentu saja ini benar."

Sebenarnya Victoria merasa sangat gundah, apalagi barusan Wallace Mo masih bilang kalau tidak mengizinkan William tinggal disini.

"Kalau begitu aku harus jadi anak balk ya." William bicara sambil tersenyum.

Victoria Gong juga tersenyum, lulu berkata:"Kalau begitu William beri tahu tante, malam ini ingin makan apa?"

William menyebut beberapa lauk,lalu Victoria pun pergi kedapur dan memasak.

Dan semua ini dilihat oleh Wallace Mo. Sikap William yang sangat mendengar,dia memang tidak tahu. Tapi kalau harus memilih antara William atau Victoria Gong, ia pasti akan memilih Victoria Gong. Bukankah lebih baik dia tidak usah bersikap baik pada William.

Kira-kira satu jam setelahnya Victoria pun judah menaruh sayuran kesukaan William diatas meja.

"William,ayo makan." Victoria Gong memanggil William yang sedang menonton TV dambil membuka celemeknya.

William berlari kearah Victoria Gong dengan gembira, lalu ia melihat Wallace Mo berjalan mendekat.

Ia pun segera duduk,sepasang matanya terus melihat Wallace Mo.

Victoria Gong sengaja tidak menggubris Wallace Mo, dan langsung memberikan semangkuk nasi untuk William.

"William, ayo makan."Katanya dambil tersenyum.

Melihat itu,Wallace Mo pun bicara dengan datar,"Punyaku mana?"

Tapi tidak disangka Victoria Gong tidak mempedulikannya, dia hanya mengurusi William.

William melihat Victoria Gong,lalu melihat Wallace Mo seolah ia bisa merasakan kalau ada yang tidak beres. Lalu ia menyumpit sepotong daging dan meletakkannya di mangkuk Wallace Mo, kemudian bicara dengan lugu: "Paman coba ini, ini enak sekali."

Victoria Gong dan Wallace Mo pun tertegun dan melihat William. Tapi Wallace Mo bereaksi lebih dulu, nada bicaranya dingin:"Aku tau."

Selesai bicara, ia bisa merasakan kalau Victoria sedang melyotot kearahnya. Namun pelototan Victoria Gong segera beralih darinya.

"William,kamu makan sendiri ya. Paman sudah besar,dia bisa makan sendiri."

Walaupun Wallace Mo makan sambil menunduk,tapi dia bisa membayangkan selembut apa wajah Victoria Gong, penuh dengan kasih sayang.

Makan malam kali ini sangat hening,Victoria Gong dan Wallace Mo sedang memendam masalah dihati mereka, William juga.

Setelah makan, Victoria Gong membawa William ke kamar tamu. Dan saat Wallace Mo ingin masuk, ia dapati kalau pintu dikunci dari dalam.

"Victoria."Wallace Mo berdiri didepan kamar dan berteriak.

Tapi tidak ada jawaban sama sekali dari dalam. Seketika ia menyesal kenapa membuat dinding rumahnya begitu kedap suara.

Akhirnya dia hanya bisa pergi ke ruang buku.

Wallace Mo di ruang buku sampai pukul sepuluh malam. Biasanya saat-saat seperti ini Victoria akan datang mengantarkan segelas susu untuknya atau menyuruhnya untuk segera istirahat. Jadi dia pun merasa seperti ada yang kurang malam ini.

Dia kembali ke kamar dan mendapati kalau lampu kamar dimatikan, Victoria juga tidak dikamar.

Novel Terkait

Behind The Lie

Behind The Lie

Fiona Lee
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cantik Terlihat Jelek

Cantik Terlihat Jelek

Sherin
Dikasihi
4 tahun yang lalu
The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
4 tahun yang lalu
Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu
Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
5 tahun yang lalu
My Tough Bodyguard

My Tough Bodyguard

Crystal Song
Perkotaan
5 tahun yang lalu
Gadis Penghancur Hidupku  Ternyata Jodohku

Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku

Rio Saputra
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
5 tahun yang lalu