Ternyata Suamiku Seorang Milioner - Bab 74 Hukuman Yang Berbahaya (2)

Wallace Mo tidak memperdulikan teriakan Victoria Gong, ia membawa Victoria Gong naik kelantai dua dan meletakkannya di atas kasur. Kemudian ia sudah berada diatas tubuhnya, tangannya menahan tangan Victoria Gong, menahannya untuk tidak sembarangan bergerak, sorot matanya menatap Vivtoria Gong : “Katakan, apa yang sudah terjadi.”

“Tidak, tidak ada apa-apa...” Victoria Gong tidak berani melihat mata Wallace Mo, saat ia bebohong pasti ketahuan. Tidak ada jalan lain, dia tidak biasa berbohong, apalagi membohongi Wallace Mo yang seperti ini.

Sekali lihat memang sudah ketahuan kalau sedang berbohong, tatapan Wallace Mo semakin dalam. Tangannya yang sebelah mulai membuka kancing baju Victoria Gong.

Victoria Gong melihat sikap Wallace Mo pun langsung menyadari apa yang ingin ia lakukan, segera ia bicara sambil tertawa: “Baru selesai makan dan masih kenyang, tidak baik kalau langsung olahraga kan.”

Wallace Mo mengembangkan senyumnya, tersenyum dengan puas: “Pemanasannya agak lebih lama saja kalau begitu.”

Kalimat ini semakin membuat Victoria Gong menangis tanpa airmata, kemampuan sex WallaceMo sebagus apa dia sudah mempunya pengalaman berulang kali., dia rasa malam hari ini dia akan habis. Tapi kalau bicara kenyataannya bukan di bantai habis, tapi bagaimanapun dia pasti habis.

Tangan Wallace Mo sudah membuka habis baju Victoria Gong, dari suaranya terdengar bahaya yang keluar: “Masih belum bicara?”

“Kau jangan begini...” Victoria Gong mendorongnya, tapi tenaga tangan Wallace Mo sangat besar. Apalagi pinggangnya masih sakit, bahkan ia tidak berani terlalu bergerak.

“Begini bagaimana?” wallace Mo menunduk mencium leher Victoria Gong, dan daerah sensitif Vivtoria Gong salah satunya adalah leher,”Apa begini?”

Victoria Gong hampir menangis, mengganggunya seperti ini apa bagus?

Sepertinya dia bisa menebak apa yang dipikirkan Victoria Gong, lidah Wallace Mo pelan-pelan menjilat kulit Victoria Gong,”Ini bukan mengganggu, ini adalah hukuman karena kau tidak bicara jujur.” Selesai bicara, ia langsung menggigit Victoria Gong dibagian yang baru saja ia jilati. Tidak terlalu keras, juga tidak pelan. Bekas giginya pasti ada.

“Aduh, kenapa kau menggigitku.” Victoria Gong semakin ditekan, dan mulai bereaksi.

“Masalah Bryan Lu kan.” Wallace Mo sebenarnya sudah bisa menebak itu, dia pasti karena masalah yang berhubungan dengan Bryan Lu, takut kalau dia tahu dia akan marah, jadi terus menyembunyikannya.

Victoria Gong tertegun, tidak disangka dia bisa menebak kalau ini masalah Bryan Lu.

Melihat reaksinya, Wallace Mo semakin yakin pada tebakannya, ternyata benar ini karena masalah Bryan Lu. Bukankah sudah ku bilang untuk tidak usah berhubungan dan menemuinya lagi, kenapa tidak mendengar. Wallace Mo semakin gelap mata, dan kembali memberikan gigitan ditelinga Victoria Gong, sakit sampai tidak terasa sakit, tapi semuanya penuh dengan perasaan.

“Beri tahu aku, kalau tidak.....kau akan ku tiduri sampai pingsan.” Wallace Mo meraba tubuh Victoria yang mengeras, ia bisa merasakan seluruh tubuhnya sudah semakin kaku, ia pun merasa sangat puas.

Tega sekali! Victoria Gong merasa agak takut, dia tidak menyangsikan apa yang dikatakan Wallace Mo ini benar atau tidak! Beberapa kali dia hampir dibuat pingsan!

“Masih tidak bicara?” tangan Wallace Mo sudah masuk kedalam celana Victoria Gong, lalu bernafas ditelinganya.

Victoria Gong megakkan lehernya dan berteriak:”Aku beri tahu, aku beri tahu. Angkat tanganmu dari situ!”

Tangan Wallace Mo sudah tidak bergerak, tapi kira-kira hanya tiga detik tangannya langsung bergerak lagi, nada suaranya merendah dan bicara dengan sedikit menggoda: “Jelaskan semuanya sebelum kesabaranku habis, kalau tidak....”

Kalau tidak bagaimana! Bisa tidak, tidak usah terlalu menakutkan! Victoria Gong sudah tidak perduli, demi masih bisa bangun dari kasur besok, ia berteriak sambil memejamkan mata:

“Bryan Lu mengungkapkan perasaannya!”

Kau ditembak? Senyum Wallace Mo semakin terlihat berbahaya. Kau bahkan sudah ditembak, benar-benar anak nakal, menggoda orang lain.

Melihat ekpresi Wallace Mo, Victoria Gong merasa dia lebih baik tidak mengatakannnya saja tadi. Jadi ia memasang wajah menangis berharap Wallace Mo bisa melupakan apa yang baru saja ia katakan: “Kan sudah ku beri tahu, kenapa kau masih meraba-raba.”

Tenaga ditangan Wallace Mo semakin besar, mengusap dan menyentil Victoria Gong. Melihatnya menggigit bibir dan berusaha menahan untuk tidak mendesah Wallace Mo sangat puas,”Aku hanya bilang, kalau kau beri tahu aku tidak akan menidurimu sampai pingsan.” Tapi tidak mengatakan kalau tidak akan menidurimu. Sudah sampai tahap ini, kalau tidak dilakukan, apa kau pikir dia adalah lelaki yang tidak suka wanita?

“kau jahat!” saat bicara Victoria Gong pun sudah sedikit mendesah, kedua matanya sudah mabuk, pipinya sudah memerah, sangat menggoda.

“Benar-benar bisa menggoda orang.” Wallace Mo berbisik pelan, menunduk dan menciumnya dalam.

Setelah malam yang penuh badai, tenggorokan Victoria Gong pun agak parau. Orang ini lebih liar dari biasanya, seperti sedang membalasnya.

“Jahat...” Victoria Gong menekan tenggorokannya dan mengucapkan satu kata, tubuhnya lemah tidak bertenaga, berbaring didalam dekapan Wallace Mo.

Wallace Mo mengelus kepala Victoria, terasa halus, nyaman sekali. Setelah ini hanya dia yang bisa mengelusnya, kalo dipikir-pikir bahagia juga: “Masih punya tenaga memarahiku, ayo kita lanjut sekali lagi.”

Novel Terkait

Love and Trouble

Love and Trouble

Mimi Xu
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Dipungut Oleh CEO Arogan

Dipungut Oleh CEO Arogan

Bella
Dikasihi
5 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Menaklukkan Suami CEO

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
4 tahun yang lalu
Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu
Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Summer
Romantis
5 tahun yang lalu
Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
4 tahun yang lalu