Ternyata Suamiku Seorang Milioner - Bab 275 Bisa Mendengar Detak Jantungnya (1)

“Nak, Mama akan mengecek kandungan dan melihat bagaimana kondisimu.” ujar Victoria Gong senang. Dia lalu masuk ke rumah sakit itu.

Setelah mengambil nomor antrian, Victoria Gong menunggu namanya dipanggil. Wanita-wanita hamil yang duduk disampingnya datang dengan suaminya. Wajah mereka tampak bahagia. Victoria Gong merasa sedih melihatnya.

“Sayang, menurutmu bayi kita nanti mirip siapa?”

“Tentu mirip denganmu, namun matanya akan mirip denganku. Matamu terlalu kecil. Hahaha.”

“Tapi mulutmu terlalu besar.”

Victoria Gong tertawa mendengarnya. Kalau saja Wallace Mo ada di sampingnya sekarang, mereka pasti berbincang tentang hal yang sama juga.

“Nona, apa kau juga datang untuk memeriksa kandunganmu?” tanya wanita di samping Victoria Gong.

Victoria Gong menoleh ke arahnya sambil tersenyum, “Iya.”

“Sendiri saja? Dimana suamimu?”

“Iya, sendiri saja.” ujar Victoria Gong, “Suamiku sangat sibuk. Dia sedang keluar kota.”

Wanita itu mengerutkan dahinya. Dia dan Victoria Gong mendadak dekat, “Hal sepenting ini, bagaimana bisa dia tidak menemanimu? Suamiku saja ambil cuti untuk menemaniku.” ujarnya sambil menoleh ke suaminya. Si suami tertawa dibuatnya.

“Tentu. Kau dan bayi kita adalah yang paling penting.” ujar pria itu.

Victoria Gong tertawa lalu melihat perut wanita itu yang sudah membesar, “Berapa bulan?”

“Sudah delapan bulan. sebentar lagi lahiran.” jawab wanita itu. “Pantas saja.” ujar Victoria Gong, “Apa aku boleh menyentuhnya?”

“Tentu.”

Ketika Victoria Gong mengulurkan tangannya untuk menyentuh perut wanita itu, dia merasa bayi di kandungannya ikut bergerak. Victoria Gong terkejut.

Wanita itu melihat ekspresi Victoria Gong lalu berkata, “Nanti jika kandunganmu sudah besar, suamimu harus selalu menemanimu.”

Victoria Gong yang berencana mengaborsi kandungannya hanya tertawa mendengarnya. Suaminya juga tidak lagi ada disisinya. Perawat lalu datang memapah wanita itu untuk masuk ke ruangan.

Victoria Gong duduk di kursi itu sambil memandangi perutnya. Dia tiba-tiba ingin kandungannya cepat membesar dan cepat lahir.

“Nak, Mama harus bagaimana?” ujarnya lirih. Tadinya, Victoria Gong sangat bersikeras. Namun, sekarang dia tidak lagi yakin.

Setengah jam kemudian, pasangan suami isteri itu keluar.

“Victoria Gong.”

Perawat memanggil namanya. Victoria Gong pun berjalan masuk.

“Berapa usia kandungan Anda?” tanya dokter.

“Kira-kira tujuh minggu.” jawab Victoria Gong.

Dokter menatap Victoria Gong, lalu menunjuk ke kasur, “Berebahlah. Aku akan mengecek apakah bayimu sudah memiliki detak jantung.”

Victoria Gong berebah di kasur pasien. Dokter lalu mengeluarkan stetoskop dan mengecek perut Victoria Gong sambil melihat monitor di sampingnya, “Usia kandunganmu masih muda. Janin belum terbentuk. Tapi, detak jantungnya sudah terdengar. Apa kau bisa mendengarnya?”

Victoria Gong menganggukkan kepala. Hatinya berkecamuk. Dia bahagia, namun dia merasa ingin menangis juga. Ini adalah bayinya dengan Wallace Mo.

Dia tersenyum haru sambil mendengar suara detak jantung bayinya.

Dokter lalu menyuruhnya duduk, “Bayimu sehat. Sebagai Ibu, kau harus menjaga suasana hatimu.”

“Baiklah.” Victoria Gong mengangguk, “Dokter, jika aku menggugurkan bayiku, apa ada resikonya?”

“Kau ingin menggugurkan bayimu?”

Victoria Gong menganggukkan kepalanya.

“Karena usia kandunganmu masih muda, tidak aka nada resiko apa-apa. Namun, kau harus memikirkannya matang-matang. Bayimu memiliki nyawa.” ujar dokter serius.

“Terimakasih, dok.”

Keluar dari ruangan itu, Victoria Gong lalu duduk di bangku taman rumah sakit itu. Dia melihat orang berlalu-lalang. Dia juga bisa merasa bayi dalam kandungannya bergerak-gerak. Dia ingin menggugurkan bayi itu, namun dilain hari dia juga merasa sangat menyayangi bayinya.

Tapi, jika dia melahirkan bayi itu, anaknya nanti tidak akan memiliki seorang ayah. Jika nanti anaknya sekolah, teman-temannya kan mentertawainya. Dia tidak tega. Dia tidak berani memikirkan akan seperti apa hidup anaknya nanti.