Ternyata Suamiku Seorang Milioner - Bab 167 Mengganti Paru-paru (1)

Seketika Victoria terdiam.

Wallace hanya memiliki kesan "tidak tahu diri" terhadap Elizabeth, sekarang mendengar ini, dia semakin merasa wanita ini bukanlah wanita baik, sama saja seperti Wanda dan Kelly.

Kalau Elizabeth benar-benar ingin merusak pernikahan ayah William, William adalah alat yang paling tepat.

Elizabeth bahkan tidak perlu menghadapinya sendiri, William sendiri saja sudah cukup membahayakan pernikahan ayah William.

"Jauhilah dia." Wallace pun mencium bibirnya dan berkata: "Kamu jadilah saja dirimu dengan baik."

"Iya, aku tahu, aku hanya merasa..." Victoria menghela nafas dan tidak melanjutkan lagi.

Wallace tidak ingin melihat perasaan istrinya menjadi tidak baik gara-gara orang lain, dia pun langsung mencium bibirnya yang merah merona itu.

Victoria tidak menyangka Wallace tiba-tiba menciumnya lagi, dia terkejut dan hampir menggigit lidahnya sendiri, tapi itu malah memudahkan Wallace untuk memainkan lidahnya.

Setelah ciuman itu berakhir, Victoria bernafas terengah-engah dan melototi Wallace, dia pun mencakarnya dua kali untuk melampiaskan amarahnya.

Wallace menepuk-nepuk punggungnya, lalu berkata pasrah: "Istriku, sepertinya paru-parumu masih kurang kuat!"

Victoria pun berkata dingin, "Kalau begitu ganti saja paru-paruku!"

Wallace menjawabnya: "Tapi, aku tidak merendahkanmu kok, suami istri harus saling melengkapi!"

"Dasar tidak tahu malu!" Wajah Victoria memerah, dia melototi Wallace, tapi malah duduk di pelukannya dan tidak berani bergerak lagi, dia takut sikecil yang sudah menonjol itu tidak bisa menahan dan memakannya lagi.

Melakukan ini di kantor, sungguh cukup dibayangkan saja, sekali saja dilakukannya lagi, Victoria mungkin akan benar-benar mencakarnya hingga mati.

Wallace merasakan tubuh istrinya yang kaku itu, dia pun sengaja mencubit pinggangnya dan tersenyum genit, "Sudahlah, kamu main game saja dulu, aku masih harus membereskan beberapa dokumen."

Victoria merasa lega, seperti baru terlepas dari sebuah beban berat, dia pun langsung berdiri dan berlari duduk ke atas sofa sambil memeluk bantal sofa.

Wallace tersenyum dan melanjutkan pekerjaannya kembali.

Victoria tidak memikirkan masalah Elizabeth lagi, lagipula ini tidak ada kaitannya dengannya, seperti yang Wallace katakan, dia hanyalah orang asing saja.

Sepertinya hari ini terlalu banyak mengungkit Elizabeth, saat pulang kerja, Victoria dan Wallace malah bertemu dengannya lagi di lift.

"Direktur Mo, nyonya Mo." Elizabeth tersenyum, dan bersikap sopan.

Victoria juga tersenyum dan menganggukkan kepalanya.

Walaupun Wallace menganggapnya tidak tahu diri, tapi di dalam lift yang kecil dan hanya ada mereka bertiga saja, Elizabeth juga sadar diri dan tidak berbicara lagi, dia berdiri diam di sudut, menundukkan kepalanya dan melihat sepatunya sendiri, tapi dari ujung matanya, dia selalu memperhatikan Wallace dan Victoria.

Victoria tidak tahu apa-apa, dia pun menggandeng tangan Wallace, tiba-tiba mengingat sesuatu dan bertanya: "Aku sudah makan, kamu bagaimana dong?"

Victoria dan Berly benar-benar jago ngobrol, makan hotpot saja bisa berlangsung dari siang hingga sore.

"Menurutmu?" Wallace memandang Victoria.

Victoria pun langsung meminta maaf: "Maaf dong, aku sudah lama tidak makan bersama Berly, karena kesenangan jadi lupa waktu, lain kali aku akan ingat, oke?"

Wallace memperhatikan yang dikatakan Victoria adalah "lain kali aku akan ingat", dan bukan "Tidak akan mengulangnya lagi", dia pun memejamkan matanya dan tersenyum, "Kalau terjadi lagi lain kali bagaimana?"

Victoria kaget, tidak mengerti apa maksud Wallace, dia pun mengedipkan matanya dan bersikap lugu, "terjadi apa?"

Wallace menunduk dan melihat ekspresinya yang lucu, dia sangat ingin memeluknya dan menciumnya, tapi malah ada Elizabeth yang "tidak tahu diri" ini, dia pun terpaksa menahan keinginannya itu lalu berkata dengan ekspresi datar: "Kalau kamu tidak ingat, dan terjadi lagi seperti hari ini, bagaimana?"

"Ah!" Victoria pun kaget, dia pun memurungkan mulutnya dan berkata: "Masalah nanti mana bisa kupastikan, kamu benar-benar sengaja menyulitkanku ya!"

"Kalau begitu jangan bilang lain kali, kali ini mau bagaimana?" Wallace pun mengganti pertanyaannya.

Victoria mungkin sudah bisa menebak jawaban apa yang ingin didengar Wallace, "Ehm..."

Wallace pun mengerutkan alisnya dan bertanya: "Sesulit itukah?"

Victoria menundukkan kepalanya dan pura-pura tidak tahu, dia diam saja hingga lift sampai ke bawah, dia pun merasa lega dan menarik Wallace berjalan keluar dari lift.

Elizabeth ikut berjalan keluar dari lift, melihat suami istri yang berjalan di depannya, tidak tahu apa yang dipikirkannya, tiba-tiba dia tersenyum dan memandang mereka dengan pandangan sinis.

Novel Terkait

Suami Misterius

Suami Misterius

Laura
Paman
3 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Menunggumu Kembali

Menunggumu Kembali

Novan
Menantu
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Kamu Baik Banget

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Cinta Yang Dalam

Cinta Yang Dalam

Kim Yongyi
Pernikahan
3 tahun yang lalu
My Tough Bodyguard

My Tough Bodyguard

Crystal Song
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu