Ternyata Suamiku Seorang Milioner - Bab 151 Suasana yang santai (1)

Meskipun mereka itu sahabatan, tapi dalam hati Wallace masih agak tidak nyaman, dia tersenyum kecil dan berkata dengan suara lembut : “Walaupun ngomongnya memang begitu, tapi ini kan tempat yang cocok banget buat bulan madu, kita bisa pergi lihat-lihat sebentar, tidak usah terlalu lama kok.”

“Kamu ingin pergi?” Victoria kelihatan agak terkejut, karena berdasarkan sifat Wallace, dia bukan orang yang suka nimbrung meramaikan.

“Kita pergi lihat bersama, kalau memang kamu sudah pernah pergi ya bawa aku pergi juga dong, aku belum pernah pergi.” Ekspresi Wallace datar sekali.

Ia sodorkan tiket bioskop di tangannya ke pemeriksa tiket, setelah disobek keduanya langsung masuk ke dalam bioskop, walaupun pencahayaannya agak gelap, tapi itu tidak menghalangi Victoria melihat air muka Wallace, dan ia semakin terkejut, “Kamu lagi cemburu?”

Dia jeda sejenak, lalu dengan tertawa ngakak Victoria berkata : "Berly itu sahabat aku, dan lagian Maldives itu bukan cuma bulan madu saja yang boleh pergi."

Victoria merasa cemburunya Wallace aneh sekali, namun Wallace merasa dipojoki, langsung ia berkata, "Tapi tidak bisa dipungkiri juga kalau yang ke sana itu pasti pasangan atau tidak suami istri."

Victoria : "......"

Omongan Wallace masuk akal sekali, sampai dia juga tidak bisa membantah.

Setelah mendapatkan tempat duduk, pasangan suami istri tersebut lanjut diskusi dengan suara kecil.

"Jadi, sebagai suami istri, tidak peduli Maldives itu pilihan terbaik buat bulan madu atau bagaimana, tidak ada buruknya juga kalau kita pergi lihat-lihat." Kata Wallace membuat kesimpulan, seolah olah sudah sepakat.

Victoria merasa cemburunya Wallace kekanak-kanakan sekali, terutama dia cemburu sama sahabatnya, tapi Wallace yang kekanak-kanakan ini malah membuat hati Victoria terasa manis sekali, ia tersenyum tanpa bisa ditahan.

"Mau pergi ya juga boleh, tapi aku ingin menyelam, kamu bisa?" Wajah Victoria penuh berharap, "aku sebelumnya pernah nonton satu video, pemandangan di bawah lautnya indah banget, aku ingin lihat, tapi kalau aku sendiri rasanya takut......."

"Aku ada kartu penyelam." Kata Wallace, lalu berhenti sejenak dan berkata lagi : "Kalau sempat kita foto prewedding di bawah air, dengar-dengar katanya bakal bagus banget hasilnya."

Victoria menatap ke Wallace dengan ragu-ragu, "Dengar kata siapa?"

"Karyawan cewek di kantor pernah ngomongin ini." Wallace menjawab dengan tenang sekali, terus pernah tidak sengaja lihat di handphonenya Willy."

"Tapi pas fotonya pasti susah, harus tahan napas, tapi juga harus mempertahankan gaya yang bagus, aku tidak mampu tahan napas terlalu lama!" Meskipun Victoria agak tergerak hatinya, tapi tahan napas 10 detik pun dia tidak mampu, kalau benar-benar mau foto di dalam air, tidak tahu berapa banyak air yang akan masuk ke mulutnya.

"Ya sudah kalau begitu, tapi kalau memang mau menyelam, lebih baik beberapa hari ini banyak latihan renang." Diam-diam muncul niat kecil dalam hati Wallace.

"Kalau begitu harus tinggal di vila dong." Di taman belakang villa ada satu kolam renang kecil.

"Tidak usah, pas pulang kantor kita pergi bareng, berenang satu jam dulu baru pulang rumah." Agar badan Victoria bisa lebih fit, Wallace mau tak mau harus agak bersusah payah.

Meskipun Wallace tidak menunjukkan apa-apa, tapi Victoria merasa harusnya ini bukan hanya berenang saja, hal ini tidak sesederhana itu, ditatapnya Wallace dengan curiga, lalu mencibir tanpa mengatakan apa-apa.

Kalaupun Wallace membuat lubang jebakan, tapi kalau Victoria tidak melompat ke dalam, Wallace juga tidak bisa apa-apa, akhirnya ia hanya bisa menatap ke layar bioskop menunggu film dimulai.

Sudah sampai waktunya film tersebut mulai, dengan cepat lampu di dalam ruangan dimatikan, dan film pun mulai diputar di layar.

Sudah lama sekali sejak terakhir kali Victoria nonton bioskop, sehingga kali ini dia lumayan bersemangat mau nonton, sambil tak hentinya makan popcorn, seperti tupai yang mulutnya tidak berhenti mengunyah.

Wallace yang duduk di samping Victoria agak tidak konsentrasi.

Walaupun dia yang memutuskan buat nonton, dan film juga dia yang pilih, tapi sebenarnya dia tidak suka nonton, lebih lagi tidak suka sama film kayak begini, terutama ketika dia melihat pemeran utama cowok dan cewek yang bermesraan di layar padahal istri sendiri ada di samping.

"Eh, film ini terlalu gampang ditebak, nanti pemeran utama ceweknya pasti bakal salah paham sama si cowok, lalu mereka putus......"

Sambil menonton dan makan, Victoria juga sambil mengoceh tak jelas.

Wallace yang awalnya memang tidak konsentrasi, ditambah lagi Victoria ngoceh terus, buat dia semakin menegang, pas banget saat ini yang tampak di layar adalah pemeran utama cowok dan cewek bertengkar, si cewek mau pergi, si cowok menahan si cewek lalu mendaratkan ciuman yang panas dan lembut......

Meskipun Victoria itu wanita yang sudah menikah, yaitu hal yang lebih memalukan dari ini sudah pasti tidak asing untuk dia, tapi ketika melihat ciuman yang begitu panas itu dia tetap menjadi merah mukanya, hatinya juga berdetak semakin kencang, dipelototinya layar itu tanpa berani melihat ke samping kiri kanan.

Satu pasangan yang dua baris di depan situ sudah mulai pelukan dan ciuman, Victoria merasa canggung sekali, untung ruangan ini lagi gelap, jadi rasanya lebih mendingan.

"Victoria......"

Novel Terkait

Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
Dark Love

Dark Love

Angel Veronica
Percintaan
5 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
4 tahun yang lalu
King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
3 tahun yang lalu
PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

Chantie Lee
Balas Dendam
3 tahun yang lalu