Ternyata Suamiku Seorang Milioner - Bab 200 Menjadi Partner Dengan Elizabeth (2)

Adalah suara Elizabeth.

Victoria pun tidak tahu mengapa, ia memiliki perasaan ciut hati.

“Apakah ini Nyonya Mo?” Sekali lagi Elizabeth berbicara.

“Hm.” Victoria menjawab dengan suara pelan.

“Di mana Wallace?” Ia melanjutkan bertanya.

“Direktur Mo pergi meminum air, tidak lama ini, haruskah aku memanggilnya?”

“Tidak usah.” Victoria menjawab, lalu tidak mengatakan apa-apa lagi, lanjut menutup telepon.

Sepertinya, Wallace dan Elizabeth berhubungan cukup banyak.

Ternyata, tanpa disadari, Elizabeth dan William sudah memasuki kehidupan mereka.

Lalu, Victoria membuka kontaknya, ia menelepon Berly.

“Nyonya Direktur, bagaimana ada waktu luang untuk meneleponku?” Berly bercanda dari sisi lain ponsel.

“Berly, apakah kamu memiliki waktu?”

“Victoria, ada apa denganmu?!” Seperti mendengar sesuatu yang tidak beres dari nada bicara Victoria, Berly langsung kembali normal dan bertanya.

“Apakah kamu ada waktu? Mari membicarakannya sambil bertemu.” Lanjut Victoria.

Setelah menentukan jam dan tempat bertemu dengan Berly, Victoria pun menutup teleponnya, lalu berjalan memasuki ruang tamu.

Di dalam ruang tamu, Ibu Mertuanya masih menenangkan William, keduanya tertawa cukup bahagia.

“Ma.” Panggil Victoria.

“Aku pergi dulu, lain kali aku akan datang menengokmu.” Ia lanjut berbicara.

Seperti tahu perlakuannya tadi sedikit tidak benar, Ibu Mertuanya memandang Victoria, mengangguk dengan sedikit malu, sedangkan William berbicara dengan senyum kepada Victoria “Sampai jumpa.”

Victoria menunggu Berly di kafe selama dua puluh menit, ia baru saja datang, begitu datang ia berkata:

“Ada apa? Ada apa? Siapa yang menindasmu?” Seluruh tubuhnya terlihat seperti memanas.

“Tidak ada yang menindasku.”

“Lalu mengapa wajahmu sedih? Ceritakan padaku.” Berly memandang wajah Victoria, kedua tangannya menyangga wajah sambil berbicara.

“Waktu itu bukankah aku memberitahumu William menyelamatkan Ibuku, lalu seiring berjalannya waktu, kurasa Ibuku dan William sangat akur, mana lagi sepertinya Elizabeth sering bekerja bersama dengan Wallace.

Lalu, Victoria pun menyampaikan yang terjadi sore ini pada Berly.

Setelah mendengarnya, Berly tampak lebih bersemangat dari Victoria: “Apa kataku, kamu harus berhati-hati dengan Elizabeth itu! Mana lagi yang aku lihat, William sudah mengambil hati Ibumu.”

Victoria juga kebingungan, melanjutkan berbicara: “Awalnya ketika Ibuku menjemput William ke rumah, aku juga tidak keberatan, lagipula aku juga menyukai William, tapi setelahnya, menyadari hal ini sama sekali berbeda dari bayanganku. Aku pun tidak berani mempercayainya, ternyata aku cemburu pada seorang anak kecil!”

Berly menjitak kepala Victoria, tampak kesal, ia pun berkata:

“Apakah kamu tidak memperhatikan? Sekarang titik beratmu bukan pada William atau Ibu Mertua, tapi pada Elizabeth!”

“Ada apa dengan Elizabeth?” Victoria memandang Berly dengan terkejut.

“Aku hanya merasa di sisi Wallace selalu ada wanita, hatiku tidak nyaman.” Ia melanjutkan berbicara.

“Benar, Elizabeth adalah wanita yang selalu ada di sisinya, kali ini membantu menjawab telepon, tidak tahu apa yang akan dilakukannya lain kali.” Berly menyampaikan tebakannya dalam satu tarikan napas, bagian belakangnya sengaja ditegaskan.

“Berly, aku tidak mengijinkanmu mencurigai Wallace.” Victoria memukul meja, sedikit geram.

Di dalam hati Victoria, Wallace adalah sosok yang sempurna, tidak mungkin melakukan kesalahan, ia selalu percaya, komitmen Wallace padanya, pasti tidak mungkin tergoyahkan hanya karena kata-kata orang lain.

Berly melihat Victoria yang serius, ia takjub, tidak mengatakan apa-apa lagi.

“Berly, apa yang harus kulakukan?” Victoria menaruk tangan Berly, memohon jawaban dengan prihatin.

“Kamu, ini hanya argumen sesaat, tunggu beberapa saat lagi, bisa jadi baik pada William, sebentar baik pada Ibu Mertuamu.” Berly tersenyum, bagaimana mungkin ia tidak mengetahui sifat Victoia.

“Tapi hatiku sangat tidak nyaman.” Victoria tetap saja kebingungan.

“Kalau begitu aku bawa kau rileks?” Berly menatapnya dengan tatapan licik.

“Apa?”

Tidak memberi penjelasan pada Victoria, Berly pun menariknya meninggalkan kafe.

Setengah jam kemudian, mereka tiba di pintu masuk sebuah kelab malam.

“Berly, yang kau sebut rileks adalah tempat ini?” Victoria menunjuk papan kelab malam itu, tampak tidak habis pikir.

“Iya.” Berly mengangguk.

“Jika ketahuan Wallace, aku tidak bisa mengelabuinya.” Selesai berbicara, Victoria berbalik ingin pergi.

“Bukankah suamimu sedang pergi perjalanan bisnis.”

Sambil berbicara, Berly memaksa Victoria memasuki club.

Lalu hasil akhirnya adalah, Victoria dan Berly mabuk.

Sehari setelahnya, ketika masih sangat pagi, pintu rumah Victoria pun terbuka, lalu seorang lelaki semampai berjalan masuk, menunjuk ruang tidur.

“Tidak disangka meminum bir!” Pria itu mengomel dengan suara kecil.

Untuk menghilangkan bau bir, pria itu membuka pintu dan jendela, lalu memasuki kamar mandi.

Suara gemericik air terdengar dari dalam kamar mandi, dengan cepat, ia keluar dari kamar mandi.

Hanya saja, tidak tahu sejak kapan berdiri Berly di depan pintu kamarnya, membawa sebuah pisau, sepertinya ia mengira pria ini adalah pencuri atau orang jahat lainnya.

Novel Terkait

Kamu Baik Banget

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Awesome Guy

Awesome Guy

Robin
Perkotaan
3 tahun yang lalu
My Cold Wedding

My Cold Wedding

Mevita
Menikah
4 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu
 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Adore You

Adore You

Elina
Percintaan
4 tahun yang lalu
This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
3 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
4 tahun yang lalu